Bab 999
Mendengar perkataan itu, bahu Zaskia
gemetar, tetapi dia tetap menyangkal!
Adriel tertawa tak berdaya. Bagaimana
mungkin Zaskia tidak ada sedikit ragu terhadap Junet?
Pria normal mana yang akan membiarkan
wanita yang dicintainya melayani musuhnya sendiri?
Namun, Zaskia tetap memilih untuk
memercayainya. Hanya bisa dikatakan bahwa Zaskia masih enggan menghadapi
kenyataan dan secara tidak sadar dia memaksa dirinya untuk memilih
memercayainya.
Dia tidak bisa menghadapi kenyataan
bahwa dia terus dibohongi oleh kekasihnya!
Melihat Zaskia yang tidak mau
berhenti, sepertinya kalau penyakitnya ini tidak diobati, dia akan terus
mengganggunya di masa depan. Adriel juga malas berbicara banyak, kemudian dia
langsung mengobati penyakit Zaskia.
Hal ini tidak diajarkan oleh Tabib
Agung, melainkan Adriel belajar sendiri dari pengalamannya yang buruk...
Zaskia dibawa oleh Adriel ke luar
ruang tahanan Junet dan berdiri di tempat yang tidak terlihat oleh Junet.
Adriel berjalan ke sana.
Dia dan Junet saling bertatapan di
batas pagar, tetapi hanya sekejap saja. Kemudian Junet segera mengalihkan
pandangannya, seolah-olah menundukkan kepalanya untuk menunjukkan rasa hormat
"Pak Adriel
" kata Junet.
Junet perlahan berlutut di lantai.
Meskipun dia berlutut, tetapi dia masih mempertahankan ketenangannya yang
teguh. Terlihat sangat berbeda dengan kegelisahan sebelumnya saat berhadapan
dengan Zaskia.
Selanjutnya.
Adriel melihatnya sambil tersenyum
lembut berkata, "Wanitamu sangat cantik, aku sangat puas. "
Ketika perkataan ini terucap, membuat
Zaskia yang berdiri di luar tidak bisa menahan diri untuk mengepal erat
tangannya dan tidak tahan untuk keluar menghentikan Adriel.
Mana ada pria yang bisa tahan dengan
penghinaan seperti ini!
Tetapi pada saat berikutnya, dia
tiba-tiba membeku.
Terdengar suara tak berdaya dari
Junet, "Pak Adriel jangan mengejek."
"Kamu orang yang pintar, tentu
saja kamu tahu bahwa seorang Zaskia nggak bisa menghinaku," kata Junet.
"Pada dasarnya, dia hanya alat
bagiku untuk menunjukkan niat baikku untukmu. Bagaimana mungkin aku benar-benar
menganggapnya sebagai wanitaku?" lanjut Junet.
Adriel mendengar perkataannya, lalu
dia tersenyum sambil berkata, "Zaskia sudah banyak berkorban untukmu, kamu
akan memutuskannya begitu saja? Apa kamu nggak kasihan dengannya?"
"Kasihan, bagaimana mungkin aku
nggak kasihan... "Junet menghela napas dan berkata lagi, "Alat yang
begitu berguna dan setia seperti dia benar-benar sangat jarang ditemui. Itu
semua berkat aku mendidiknya sejak kecil hingga sekarang."
"Kedepannya mungkin nggak akan
bertemu dengan orang sepertinya lagi," kata Junet.
Berbicara tentang ini, Junet sedikit
tersenyum, lalu menatap Adriel sambil berkata, "Tapi cita-cita seorang
pria berada di empat juru dunia, apa artinya seorang wanita? Dibandingkan
dengan itu, kamu yang bersedia datang ke sini, pastinya ingin memberikan
kesempatan untukku. katakan apa saja syaratmu, aku nggak akan menolaknya!"
"Aku termasuk orang yang rendah
dan kotor, jika digunakan dengan baik, mungkin bisa menciptakan efek yang tak
terduga untukmu. Pada saat itu, kamu akan merasa bahwa memaafkan aku hari ini
adalah keputusan yang tepat!" tutur Junet.
"Benar-benar tak terduga,"
kata Adriel.
Adriel menganggukkan kepalanya dan
menatap Junet sebentar lalu berkata, "Tapi ada satu hal yang kamu salah
paham."
"Dari awal hingga akhir, aku
nggak pernah berniat memaafkanmu," lanjut Adriel.
Junet seketika terkejut dan bingung.
Menurutnya kedatangan Adriel berarti dia ingin memberikan kesempatan untuknya.
Bagaimana mungkin...
Namun, saat ini dia tiba-tiba
membelalakkan matanya karena melihat Zaskia keluar dengan kecewa. Wajah Zaskia
begitu pucat seperti kertas dan dia bergumam, "Junet, jadi kamu selalu
berpikiran seperti ini?"
Junet terkejut, kemudian dia melihat
Adriel yang sedang menonton dengan ekspresi senang di sampingnya.
Perasaan tenang sebelumnya mulai tak
tertahankan, dia memegang pagar dan berteriak dengan marah yang memuncak,
"Adriel, kau mempermainkanku. Sialan!"
Adriel tertawa dan berkata, "Aku
hanya bercanda denganmu. Jadi kamu pikir orang yang akan mati sepertimu pantas
membuatku membuang waktuku begitu lama? Tapi sepertinya hasilnya cukup
baik."
Setelah itu dia melihat kedua orang
yang ingin menyakitinya sedang berada dalam situasi tegang dan dengan antusias
mulai menonton pertunjukan.
Zaskia tidak memberikan dirinya jalan
keluar, jadi tidak tahu apa yang akan dilakukannya di bawah kegilaannya...
No comments: