Membakar Langit ~ Bab 1261

Bab 1261

 

Kevin tersenyum paksa sambil berkata, "Pak Adriel, aku akan berlutut sekarang, bisakah kamu mengampuni aku?"

 

"Menurutmu?" tanya Adriel sambil menatapnya dengan tangan terlipat.

 

Blak!

 

Kevin tiba-tiba berlutut dan berkata dengan senyuman paksa di wajahnya, "Pak Adriel, maafkan aku, aku nggak lagi berani." 2

 

Kevin kembali berkata, "Bagaimanapun juga, ini adalah wilayah keluarga Buana, aku harap kamu bisa menghargaiku... aku akan mengingat kebaikanmu dan keluarga Buana pasti akan membalasnya!"

 

Mendengar ini, Adriel hanya mengernyitkan bibirnya.

 

Orang lain mungkin tidak tahu seperti apa kebenarannya, tetapi mungkinkah Adriel tidak tahu?

 

Saat ini, Kevin dan ayahnya tidak lagi memiliki kekuasaan apa pun di keluarga Buana. Tampaknya, Batra juga berharap mereka berdua bisa cepat mati!

 

Mungkinkah keluarga Buana membantu mereka berdua?

 

Kevin terus menatap Adriel, dia merasa dirinya berbeda dengan Herios yang malang itu. Setidaknya, dia bisa mengandalkan bantuan dari keluarga Buana.

 

Adriel seharusnya akan menjadikan ini sebagai pertimbangan.

 

Saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang halus, " Aku... sudah mati?"

 

Adriel segera menoleh ke arah sumber suara dan menyadari kalau itu adalah suara Finn.

 

Darah Finn terus disedot sejak tadi, tetapi dia masih hidup?

 

Finn masih bernapas?

 

"Kak!" teriak Yulianto dan bergegas membantunya. Yulianto kemudian memberikan sebutir pil padanya dan menjelaskan situasi saat ini.

 

Wennie juga segera berkata, "Pak Leo, sudahlah, bagaimanapun juga, dia adalah murid Akaderní Arjuna..."

 

Wennie bukan peduli dengan kondisi Finn, tetapi dia tidak ingin melihat Adriel membunuh Finn, karena Akademi Arjuna pasti akan menyelidiki hal ini.

 

"Ya," jawab Adriel sambil mengangguk.

 

Adriel juga tidak ingin mengotori tangannya sendiri untuk membunuh badut yang tidak berguna seperti ini.

 

Mendengar ini, ekspresi Finn menjadi begitu pucat. Dia segera berteriak dengan penuh amarah, "Leo, kalau kamu berani membunuhku, keluarga Diwasta dan Akademi Arjuna tidak akan membiarkanmu begitu saja!"

 

Perkataan Finn barusan berhasil membuat Adriel terkejut sejenak.

 

Setelah mengetahui situasi saat ini, Finn kembali berkata dengan tangan yang gemetar dan suara yang penuh amarah, "Selain itu, kenapa kamu nggak menyerang Herios lebih awal kalau kamu memang sanggup? Kalau kamu bertindak lebih awal, aku juga nggak akan hampir mati."

 

"Apakah kamu ingin membunuhku melalui tangan Herios? Kalau bukan karena nasibku baik, aku mungkin sudah mati! Ini semua adalah tanggung jawabmu, aku akan menuntut hingga akhir!" teriak Finn.

 

Perkataan ini membuat Adriel sedikit terkejut, dia lalu menatap Finn dan berkata, "Aku bahkan bisa membuat Herios mundur, kamu masih berani berteriak padaku?"

 

Namun, Finn terus meremehkannya, "Nggak perlu pura-pura hebat! Mereka hanya terkecoh dengan sikapmu! Aku sudah pernah bertarung denganmu, aku tentu tahu sejauh mana kemampuanmu!"

 

Finn kembali berkata, "Kalau kamu benar-benar hebat, bagaimana mungkin aku bisa mengalahkanmu sebelumnya? Kalau aku nggak salah menebak, kemampuanmu itu hanya bisa digunakan untuk melawan teknik Iblis Darah milik Herios!"

 

Di mata Finn, orang terkuat boleh berbuat sesuka hati dan membunuh siapa pun yang tidak setuju dengannya. Tidak ada konsep pengampunan baginya...

 

Finn sama sekali tidak tahu kalau Adriel tidak pernah menganggap penting nyawanya sejak awal.

 

"Apa yang kamu katakan? Pak Leo bahkan menyelamatkan nyawamu!" ujar Wennie dengan wajah yang memerah.

 

Kalau Leo terlambat bertindak tadi, Finn mungkin sudah menjadi mayat. Alhasil, Finn malah menyalahkan Leo.

 

Yulianto juga menatap Finn dengan ragu dan ingin menegurnya...

 

Namun saat ini, Adriel tiba-tiba mengangkat tangannya dan menghentikan mereka, "Sepertinya dia nggak mengenal aku, aku akan membuatnya mengenal aku."

 

"Kenapa? Mau membunuhku ? Nggak perlu pura - pura hebat! Kalau kamu memang berani, kamu pasti sudah bertindak sejak awal! Kamu bahkan nggak berani menyentuhku sebelumnya, bagaimana mungkin kamu punya keberanian sekarang?" ujar Finn sambil tersenyum sinis.

 

Inilah sifat asli manusia, tidak pernah menghargai orang lain ketika sudah mencapai posisi yang tinggi.

 

Di hadapan Herios, Finn tentu tidak berani bersikap seperti ini.

 

Namun ketika menghadapi Adriel, dia kembali bersikap sombong, karena dia merasa Adriel tidak berani membunuhnya di depan semua orang.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1261 Membakar Langit ~ Bab 1261 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.