Bab 1262
"Begitu, ya?" tanya Adriel
sambil mengangguk dan berjalan mendekatinya..
"Pak Leo, biarkan saja dia ...
" ujar Wennie dengan ragu. Namun, dia tetap mencoba untuk memohon, "
Ada anggota keluarga Diwasta yang bekerja sebagai pembimbing di Akademi
Arjuna."
Yulianto yang sedang menopang tubuh
Finn juga berkata dengan canggung, "Kak Finn, tolong jaga perkataanmu...
"
Yulianto juga tidak percaya kalau
Adriel berani membunuh Finn, tetapi dia merasa sikap Finn terlalu sombong...
"Jaga perkataanku? Kamu nggak
berhak berbicara di sini!" teriak Finn sambil menampar wajah Yulianto
dengan keras. Dia kemudian menatap Adriel dan kembali berkata, "Kamu nggak
perlu pura-pura hebat di sini! Kamu hanya ingin menakuti aku agar bisa mendapat
perhatian lebih dari Wennie, 'kan? Kamu harus tahu kalau aku bukanlah orang
yang mudah ditakuti!"
Bagaimanapun juga, Finn telah
dipermalukan oleh Adriel di depan umum.
Dia harus mencari kembali harga
dirinya sekarang juga!
Finn diminta untuk mengakui kebaikan
Adriel?
Finn tentu tidak bisa melakukannya!
Ketika Finn menatap Adriel dengan
tatapan penuh amarah dan mencoba untuk terus meremehkannya...
Plak!
Sehembus angin tiba-tiba bertiup
melewati wajah Finn!
Finn seketika merasa kedinginan
hingga hampir kehilangan nyawanya dalam sekejap. Detik berikutnya, dia tidak
lagi merasakan apa-apa dan juga tidak terluka sedikit pun.
Finn segera menghela nafas lega dan
kembali berkata dengan angkuh, "Aku sudah tahu kalau kamu tidak berani
bertindak! Kamu masih berani menyombongkan diri? Hm? Apa yang sedang kamu lihat?"
Ketika Finn sedang berbicara, dia
menyadari Yulianto sedang menatapnya dengan ekspresi yang aneh dan tatapan yang
penuh rasa takut...
Di sisi lain, Kevin dan Wennie juga
terkejut.
"Apa yang terjadi?" tanya
Finn dengan tidak sabar.
"Kak Finn, lenganmu... "
jawab Yulianto sambil menunjuk lengan Finn dengan tangan yang gemetar.
Finn terdiam sejenak, lalu menatap ke
arah lengannya. Dia kemudian berteriak dengan suara yang sangat keras, seperti
bukan suara manusia.
Saat ini, Finn menyadari lengannya telah
putus dengan luka yang sangat halus dan tidak berdarah.
Setelah dirinya berteriak keras,
darah segar mulai mengalir deras dari lukanya!
"Ini hanya permulaan,
selanjutnya aku akan memotong lidahmu!" ujar Adriel dengan ekspresi yang
tenang, tetapi dia kembali mengayunkan tangannya dengan tatapan yang terlihat
begitu dingin.
"Jangan!" teriak Finn
dengan suara yang keras setelah mendengar perkataan Adriel.
Finn benar-benar merasa takut, dia
hanya bisa terduduk lemas di atas tanah sambil menatap Adriel dengan tatapan
yang penuh ketakutan.
Adriel benar-benar bertindak!
Adriel benar-benar akan membunuhnya!
Tidak hanya membunuhnya, Adriel juga akan memotong tubuhnya menjadi delapan
bagian!
Ketakutan seketika memenuhi pikiran
Finn!
"Sialan ..." ujar Kevin
dengan terkejut setelah menyadari hal ini.
Bagaimanapun juga, Finn memiliki
latar belakang yang cukup kuat.
Leo bahkan berani membunuhnya sesuka
hati?
Sebelum Akademi Arjuna bertindak,
keluarga Diwasta pasti akan bertindak duluan!
Adriel sama sekali tidak takut?
Benar, Adriel sama sekali tidak
peduli. Dia hanya mendengus dingin dan siap untuk melanjutkan serangannya. Finn
tidak hanya menghina dirinya, dia bahkan berani mengganggu calon istrinya!
Apakah pria seperti ini masih perlu dibiarkan hidup?
Finn segera berteriak ketakutan,
"Wennie, tolong aku! Kalau kamu melihatnya membunuhku, kamu juga tidak
bisa terlepas dari tanggung jawab! Kalau kamu menolongku, keluarga Diwasta
pasti akan memberikan imbalan yang besar padamu!"
Finn yakin dan percaya kalau Wennie
pasti akan menolongnya. Tidak menolong sesama murid yang dalam kesulitan adalah
dosa besar!
Namun saat ini, Wennie hanya menatap
Finn sekilas, lalu menunjuk ke arahnya.
Dalam sekejap, angin yang tajam
langsung menusuk matanya dan membuatnya buta!
"Wennie!" teriak Finn
dengan penuh amarah sambil menutup matanya dengan salah satu tangannya yang tersisa.
Kevin dan Yulianto juga tercengang.
Wennie bahkan ikut bertindak?
Demi Leo, Wennie bahkan siap untuk
menantang Finn?
Apakah Wennie juga gila?
No comments: