Bab 1265
Kevin terus mengumpat di dalam
hatinya.
Dia kemudian mendaftarkan nama Leo
dengan pekerjaan sebagai pemburu bayaran, lalu masuk ke dalam vila bersamanya.
Setelah keduanya naik ke lantai atas,
Kevin langsung memberitahu semua hal pada Guda.
Di dalam vila itu, sudah ada beberapa
orang yang berkumpul di sana. Meski usia mereka beragam, mereka semua memiliki
aura yang elegan, berpakaian rapi dan terlihat seperti orang dari kalangan
atas.
Pada penangkapan ini, mereka bahkan
sempat mengadakan pesta kecil seperti ini. Mereka bahkan menyiapkan karpet
merah, seolah-olah ingin menyambut tamu terhormat.
Adriel melirik sekelilingnya dan
menebak kalau mereka mungkin merupakan orang-orang kuat yang ditugaskan untuk
menangkap Herios...
Dalam misi penangkapan Herios kali
ini, keluarga Buana sepertinya sengaja mengumpulkan orang - orang hebat di kota
Srijaya untuk melakukan sesuatu?
Saat ini, semua orang sudah berkumpul
dan memanfaatkan kesempatan langka ini untuk saling mengenang masa lalu.
Ketika Adriel sedang mengamati semua
orang, dia menyadari Wennie sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya setelah
Kevin pergi.
"Ada yang ingin kamu
sampaikan?" tanya Adriel sambil tersenyum.
Wennie kemudian berkata dengan ragu,
"Kenapa waktu itu kamu bisa selamat dari Goa Herios? Dan bagaimana kamu
bisa mengalahkan Herios?"
Wennie kembali berkata, "Kamu
memiliki kemampuan yang begitu hebat, kenapa kamu nggak langsung mengajak kepala
keluarga Buana untuk bekerja sama? Kenapa kamu malah bekerja sama dengan
anak-anak muda seperti kami?"
Adriel hanya mengambil segelas anggur
merah dari tumpukan gelas, lalu menggoyangkan gelasnya sambil berkata,
"Jujur saja, hadiah dari penangkapan Herios nggak ada artinya bagiku. Aku
punya rencana lain... Jangan tanya apa rencananya, tahu terlalu banyak nggak
baik untukmu."
Wennie hanya menganggukkan kepalanya
dengan malu, dia selalu berpikir kalau Leo mendekatinya karena tertarik
dengannya.
Melihat Leo yang begitu ambisius
sekarang, Wennie akhirnya sadar kalau dirinya terlalu banyak berpikir...
Saat Adriel berbicara dengan Wennie,
kerumunan orang tiba-tiba berpisah dan terdengar suara yang sangat keras,
"Apa ada yang bernama Leo di sini?"
Orang yang mencari masalah sudah
datang!
Senyuman di wajah Wennie seketika
menghilang dan wajahnya menjadi pucat.
Wennie tahu kalau masalah besar akan
datang setelah mereka melukai Finn, tetapi dia tidak menyangka kalau lawannya
akan datang menantang mereka di depan umum!
Adriel hanya mengangkat alisnya dan
mengawasi tempat ini dengan diam-diam!
Adriel melihat seorang pemuda masuk
dengan mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit binatang. Otot-otot tubuhnya
juga terlihat begitu menonjol. Selain itu, tubuhnya juga terluka parah,
seolah-olah baru saja menghadapi pertempuran sengit.
Setiap langkah kakinya meninggalkan
jejak darah yang jelas di atas karpet.
Pemuda itu memancarkan aura liar yang
sangat kuat dari tubuhnya dan teriakannya terdengar begitu keras, seolah-olah
tidak takut pada siapa pun.
"Kino Diwasta, dia masih satu
keluarga dengan Finn, bisa disebut sebagai kakaknya," ujar Wennie dengan
ekspresi yang sedikit berubah.
"Kak Kino, ini... " tanya
seseorang dengan terkejut.
Kino langsung berteriak dengan penuh
amarah," Ada seorang pria bernama Leo yang berani menyerang adikku! Dia
bahkan memutuskan salah satu lengannya dan merusak matanya! Aku datang untuk
membunuhnya hari ini!"
"Sialan, beraninya menyerang
orang lain tanpa mencari tahu latar belakangnya terlebih dahulu? Seorang warga
biasa dari Sagheru juga berani menyerang adikku? Di mana Leo? Cepat keluar dan
akui kesalahanmu!" teriak Kino dengan suara yang penuh amarah di depan
semua orang. "Leo di sini!"
No comments: