Bab 1269
Tampaknya, ini adalah keahlian unik
keluarga Diwasta. Ketika menghadapi situasi darurat, mereka dapat mengaktifkan
esensi darah. Kekuatan ini memang luar biasa.
Saat harimau itu menerkam, muncul
kekuatan yang dahsyat. Piring dan gelas di ruang tamu pecah, semuanya
berantakan. Beberapa pelayan yang tidak bersalah terlibat. Mereka terhempas dan
muntah darah. Sepertinya mereka tidak akan selamat.
Namun, Adriel yang berhadapan
langsung dengan harimau itu tetap tenang. Ekspresinya tampak tenang, dia terlindungi
oleh perisai energi sejati. Saat itu, dia hanya menatap Kino dengan tenang dan
berkata, "Bodohnya... "
Setelah melontarkan ucapan itu,
Adriel merasakan ledakan di seluruh otot dan tulangnya, seolah-olah seluruh
tulangnya bersinar dan memancarkan cahaya ajaib yang sangat indah. Tubuh Adriel
terlihat seperti terbuat dari batu alam.
Hanya ada energi darah naga raksasa
yang mengelilinginya, berputar-putar dan mengaum.
Tak peduli seberapa ganasnya harimau
itu menyerang, harimau itu tidak bisa melukainya sedikit pun.
"Itu... Fenomena fisik macam apa
itu?" kata seseorang dengan mata terbelalak. Fenomena fisik itu sangat
jarang terjadi dan di Akademi Arjuna, tidak banyak yang bisa melakukan fenomena
seperti Adriel ini...
"Nggak disangka, pria ini punya
kekuatan tempur tingkat Raja Ganda" kata seseorang dengan suara gemetar
Raja Ganda bisa menerobos dua tingkat
dan menghancurkan musuh!
Orang-orang seperti ini jarang
terlihat di Kota Srijaya.
Ternyata dia adalah orang Sagheru?
Wennie memandang sosok gagah Adriel.
Saat ini, dia juga terkejut dan sedikit ternganga.
Meskipun di Akademi Arjuna jarang
sekali ada petarung tingkat Raja Ganda...
Bum!
Di tengah keterkejutan mereka, naga
darah di samping Adriel telah menghancurkan harimau itu dengan ganas. Setelah
itu, Adriel bergegas menerjang dan menendang wajah Kino dengan kuat.
"Jangan!" teriak Kino
dengan ketakutan. Namun, dia sama sekali tidak bisa menghindar!
Plak!
Adriel menginjak perutnya, kemudian
dia langsung batuk berdarah. Tendangan keras tadi hampir membuatnya memuntahkan
semua organ dalamnya.
Meskipun begitu, dia merasa organ
dalamnya hancur. Wajahnya pucat dan bengak. Keringat dingin hampir membasahi
pakaiannya.
Dia ingin memohon ampun, tetapi dia
tidak bisa berbicara karena mulutnya terasa sakit.
Melihat situasi ini, Finn berteriak
dengan marah, " Kalau kamu membunuhku, kamu juga akan mati. Kakak seniorku
nggak akan melepaskanmu!"
Dia ingin mengancam Adriel agar
menghentikan serangannya.
Adriel benar-benar berhenti dan
menatapnya dengan tatapan dingin.
Beberapa saat kemudian, terdengar
suara keras!
Finn hanya merasakan tendangan di
depan matanya, lalu tulang-tulang di dalam tubuhnya berderak dan patah. Entah
ada berapa banyak tulang yang patah. Seluruh tubuhnya jatuh ke tanah.
Sementara itu, sebelum dia mendarat
ke tanah, Adriel menendang wajahnya dengan keras seperti menendang bola!
Tendangannya sangat keras!
Tubuh Finn terhempas dan
menghancurkan puluhan meja. Dia muntah darah terus.
Seluruh ruangan hampir hancur.
Semuanya terjadi sangat cepat,
membuat semua orang tidak bisa bereaksi.
Bahkan ada yang ragu-ragu, apakah
harus segera pergi ke lantai dua untuk memberi tahu para ahli besar itu...
"Ahh!!!"
Saat ini, Finn menjerit kesakitan.
Akhirnya, Finn menyadari bahwa ini
bukan tempatnya membalas dendam.
Malahan dia sendiri yang akan mati.
Orang itu gila, berani membunuh di depan umum!
"Kak Wafa, tolong!"
Dia berusaha sekuat tenaga, memohon
kepada kakak seniornya untuk menyelamatkannya!
"Ribut sekali!"
Adriel mengernyit dan menamparnya
lagi dengan tidak sabar.
Kalau bukan karena ingin bertemu
dengan "Kakak Senior" yang disebut-sebut itu, Adriel pasti sudah
menghabisi Finn dari awal dan tidak akan terus menyiksanya seperti ini.
Namun saat ini, Finn sepertinya
benar-benar sudah tidak tahan.
Luka-luka lama di tubuhnya terbuka
lagi dan bahkan bertambah banyak. Saat terlempar, darahnya bercucuran dari
luka-luka itu dan membasahi tanah.
Saat ini, dia seperti boneka rusak
yang tergeletak di reruntuhan dan hanya bisa berteriak lemah.
Adriel menggelengkan kepalanya sambil
memberikan komentar, "Orang-orang di Akademi Arjuna nggak lebih dari
itu."
Dia membuat keadaan makin kacau.
Seketika banyak orang yang marah. Di antara mereka, banyak yang anak-anaknya
belajar di Akademi Arjuna. Adriel ini seolah-olah mengolok-olok mereka semua.
Mereka hanya boleh mengkritik alumni
mereka sendiri. Siapa yang rela alumni sendiri dikatai tidak bagus?
No comments: