Bab 1272
"Dasar penghianat! Dia nggak
pantas menjadi murid Akademi Arjuna. Dia harus dikeluarkan dari Akademi Arjuna
sebagai peringatan untuk orang lain," kata Finn.
"Enggak!" kata Wennie.
Wennie langsung menjadi sasaran semua
orang. Dia tidak bisa membela diri dan tampak cemas.
Adriel menggelengkan kepalanya dengan
tidak berdaya. Tunangannya ini sungguh terlalu jujur.
Dengan membela Adriel saat ini,
dirinya pasti akan mendapatkan hujatan dan kritikan dari orang-orang.
Wafa mengangkat tangannya dan
menghentikan semua orang. Dia tidak memperdulikan Wennie, melainkan langsung
menyerang Adriel.
"Waktu yang tepat!" pikir
Adriel.
Adriel juga penuh semangat untuk
bertarung.
Kedatangan Adriel ke kota Srijaya
tidak hanya untuk mencari jejak Enam Jalur Puncak Kematian, tetapi juga untuk
mencari lawan yang dapat mengasah kemampuan bertarungnya.
Bisa bertarung dengan pemain terbaik
seperti Wafa dalam kelompok sebayanya adalah pelatihan terbaik.
Wafa bertepuk dengan satu tangan,
seketika angin kencang menerpa ke arahnya dan berubah menjadi bentuk naga.
Merubah energi sejati menjadi naga
adalah teknik Guru Bumi.
Wafa langsung bertindak dengan
menggunakan kekuatan Guru Bumi tanpa meremehkan lawannya sedikit pun.
Adriel juga tidak boleh meremehkan
lawannya.
Tetapi karena dia harus merahasiakan
identitasnya, dia tidak boleh menggunakan jurus yang sudah dipelajari
sebelumnya dan hanya bisa menggunakan Jurus Jari Nirwujud.
"Hancurkan!" ujar Adriel.
Adriel mengangkat tangannya dan
menunjuk.
Tenaga jarinya berubah menjadi naga
dan bertabrakan dengan serangan angin Wafa, seketika gelombang udara bergulung
di sana.
Kedua master puncak tingkat sembilan
melepaskan kekuatan Guru Bumi.
Wafa bergerak dengan cepat dan hanya
meninggalkan bayangan di tempat sebelumnya. Kecepatannya sudah mencapai batas
tertinggi.
yang Kecepatan ini cukup untuk
menandingi Adriel ya menggunakan Jurus Tiga Ribu Halilintar.
"Kecepatan gerakan yang luar
biasa!"
Untungnya Adriel memiliki mata ganda,
Meskipun kecepatan gerakan Wafa sangat cepat, dia berhasil menangkap sepenuhnya
jejaknya dan segera mengambil tindakan yang tepat.
Pukulan mereka saling bertabrakan dan
hampir seimbang. Kemudian segera berpisah, lalu terus saling bertabrakan.
Kecepatan gerakan Wafa terlalu cepat,
Adriel juga terpaksa diam-diam menggunakan Jurus Tiga Ribu Halilintar yang
sulit terdeteksi.
Para penonton hanya bisa melihat dua
bayangan yang saling bertabrakan dan merasakan gelombang udara yang menghantam
satu per satu.
"Bocah dari Sagheru ini
benar-benar hebat. Dia bahkan bisa bertarung dengan kakak senior terbaik dari
Akademi Arjuna dengan kekuatan yang seimbang,"
"Bocah ini pasti akan kalah.
Wafa jelas-jelas belum mengeluarkan kekuatan sepenuhnya,"
Para penonton terpukau dan saling
berbicara.
Adriel semakin kuat dalam
pertarungan. Dengan tatapan yang penuh semangat perang, dia bisa merasakan
bahwa Wafa juga belum mengeluarkan kekuatannya sepenuhnya.
Begitu juga dengan dirinya yang masih
memiliki banyak trik belum ditunjukkan.
Tiba-tiba gerakan Wafa berubah,
kekuatannya meningkat 30 persen dan meledak dengan kekuatan yang lebih besar.
Dia memukul Adriel dengan satu pukulan dan Adriel terlemparkan ke dinding dan
meruntuhkannya.
"Leo ... Lavali... "
Ketika Elin melihat situasi tersebut,
dia hampir meneriakkan nama Adriel.
Kakak senior Akademi Arjuna ini
memang hebat. Reputasinya tidak sia-sia!
Tubuh Adriel sangat kuat, sedikit
luka ini tidak berarti apa-apa baginya.
Adriel menepuk debu di tubuhnya dan
berkata kepada Wafa, "Kakak senior, kamu hebat."
"Tunjukkan kekuatanmu
sepenuhnya, kalau nggak, kamu nggak akan bertahan lebih dari sepuluh serangan
dan pasti akan mati," kata Wafa dengan tenang.
No comments: