Membakar Langit ~ Bab 1274

  

Bab 1274

 

Kevin?!

 

Semua orang terkejut.

 

Finn memandangnya dengan curiga, "Tentu saja Pak Kevin berhak mengundang tamu, tapi apa kamu yakin dia akan mengundangmu?"

 

"Seingatku, kamu telah berkali-kali berbicara kurang sopan kepadanya!" lanjut Finn.

 

Adriel menggelengkan kepalanya dan hendak mengatakan sesuatu.

 

Saat ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang berbicara, "Aku sudah bertanya kepada Pak Kevin, dia mendapat kabar bahwa Tuan Lavali telah berbuat salah kepada Pak Wafa dan dia memintaku untuk menyelesaikan masalah ini!"

 

Saat mendengar perkataan itu, semua orang melihat ke arah seorang pelayan yang berpakaian rapi datang dengan senyuman sopan. Namun, dia malah menunjuk ke Adriel sambil berkata, "Orang ini nggak ada hubungan apa pun dengan keluarga kami. Pak Wafa adalah tamu undanganku."

 

"Orang ini telah menghina Akademi Arjuna, harus diusir,"

 

"Keluargaku juga nggak akan lindungi dia," kata pelayan itu.

 

Setelah pelayan berkata seperti itu, kini seluruh ruangan menjadi gempar.

 

Tampaknya Kevin sudah tahu keadaan dan langsung mengabaikan Adriel untuk menjaga harga diri Wafa!

 

"Apa kamu benar-benar mengira dirimu adalah orang penting? Pak Kevin dengan baik hati membawamu ke sini untuk mengenal dunia luar, kini kamu malah bersikap sombong? Dasar nggak tahu diri!"

 

Orang di samping Wafa berkata sambil tersenyum sombong. Dia melihat Adriel dengan pandangan angkuh, seolah sedang melihat seekor semut dari ketinggian.

 

"Dia benar-benar memalukan. Berani sekali dia berbanding dengan Kak Wafa?"

 

Melihat adegan ini, Finn merasa puas dan senang. Rasa kesal sebelumnya terlampiaskan sepenuhnya.

 

"Adik junior Wennie, apa yang kamu tunggu? Cepat kemari!" kata Finn.

 

"Apa kamu masih belum mengerti? Dia hanya mencari kesempatan dalam kesempitan dan ingin meningkatkan harga dirinya melalui kamu!" lanjut Finn.

 

Finn melihat Wennie dengan pandangan meremehkan. Menurutnya Wennie seperti orang buta yang mencari bantuan yang tidak berguna.

 

Ekspresi Wennie tidak berubah, tetapi dia melihat ke lantai dua. Dia melihat Kevin bersembunyi dan sedang memantau dengan wajah bersalah, tetapi dia tetap memilih untuk tidak keluar.

 

Finn berbisik kepada Adriel, "Kita nggak berada dalam lingkaran yang sama dengan mereka, jadi kita nggak perlu memaksakan diri. Aku akan temani kamu meninggalkan tempat ini."

 

Elin mengerutkan keningnya. Dalam hatinya sudah tidak sabar dengan sikap Kevin, karena Kevin terlalu cepat berubah sikap.

 

Adriel hanya tersenyum di hadapan semua orang yang meremehkannya, "Baiklah, aku masih ada teman di keluarga Buana, aku akan memberitahunya terlebih dahulu."

 

Setelah itu Adriel menelepon secara sembarangan dan mengatakan beberapa kata yang tidak penting, lalu mematikan teleponnya.

 

"Menelepon? Apa temanmu itu memiliki status yang lebih tinggi dari Pak Kevin? Apa kamu yakin temanmu itu orang dari keluarga Buana?" kata pelayan sambil mengerutkan keningnya.

 

Adriel malas menjawab.

 

Saat ini dalam keluarga Buana, Lila bisa dikatakan sedang naik daun dan memiliki momentum yang kuat. Dia jauh lebih kuat daripada Kevin.

 

Meskipun dia bukan keturunan langsung, tetapi banyak keturunan langsung yang sedang mencari perhatian kepadanya.

 

Melihat Adriel bersikap tidak acuh, kini pelayan juga sedikit ragu.

 

Dia agak tidak yakin Adriel masih memiliki seseorang yang bisa mendukungnya. Namun ... Apa dia harus menunggu sebentar lagi?

 

Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, itu akan sangat repot....

 

Saat ini, tiba-tiba terdengar suara tidak sabar berkata.

 

"Leo, aku melihat kamu menulis di buku catatan bahwa kamu seorang pembunuh bayaran, kan? Sedangkan aku mendapatkan informasi bahwa kamu datang dengan naik pesawat milik keluarga Forez dari Sagheru ke Srijaya? Kamu bisa mengenal Pak Kevin sudah cukup beruntung bagimu, bagaimana mungkin kamu mengenal keluarga Buana?"

 

Pembicara adalah Finn. Ternyata dia meminta Yulianto untuk mencari buku catatan untuk mendapatkan informasi rute penerbangan Adriel dan informasi lainnya.

 

Dengan tumpukan dokumen di tangannya, dia melihat ke semua orang, terutama kepada pelayan. Lalu dengan tidak sabar dia berkata, "Jangan- jangan kamu ingin mengatakan bahwa dia penduduk asli Sagheru bisa mengenal banyak tokoh besar dari keluarga Buana? Lelucon seperti apa ini!" kata Finn.

 

"Segera usir dia. Aku nggak ingin mengatakannya untuk kedua kali!" ujar Finn.

 

Finn memanfaatkan kejayaan Wafa untuk memerintah para pelayan keluarga Buana.

 

Pelayan juga tidak berani lengah. Kini mata mereka terbelalak setelah mendengar informasi ini.

 

Ternyata bocah ini baru datang ke sini?

 

Bagaimana mungkin dia mengenal tokoh besar dari keluarga Buana?!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1274 Membakar Langit ~ Bab 1274 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.