Bab 1286
"Mau naik tingkat lagi?"
Sambil menyilangkan tangannya di
depan dada, raut wajah Ceol langsung berubah drastis.
Ozzi dan Wennie juga ikut terkejut,
menahan napas. Kecepatan bela diri macam apa ini?
Dalam beberapa hari saja sudah akan
naik ke tingkat langit. Sungguh kecepatan yang menakutkan!
Namun, Adriel tetap tenang.
Bagaimanapun juga, Kota Srijaya hanyalah wilayah tengah dan sama sekali tidak
tahu apa itu warisan tingkat ilahi agung.
Bagi warisan Iblis Darah, menembus
satu tingkat dalam beberapa hari tidaklah sulit. Pandangan orang -orang wilayah
tengah memang terlalu sempit.
Saat ini, aura di tubuh Herios
melonjak ke langit. Energi darahnya menyebar, menerobos lapisan awan!
Dalam sekejap, para ahli di setiap
sudut serentak mendongakkan kepala. Mereka terperangah melihat adegan itu!
Saat itu juga, aura Herios terus
meningkat. Sambil menyeringai, dia berkata, "Kalian berani mengejarku cuma
dengan orang-orang ini? Kalian cuma alat buat aku naik tingkat!"
"Berani naik tingkat langit?
Para penguasa tingkat langit pasti akan turun tangan buat membunuhmu.
Pertimbangkan baik-baik!"
Ceol berseru marah. Tanpa ragu, dia
kembali menyerang dengan sekuat tenaga!
"Siapa bilang aku harus sampai ke
tingkat langit? Tingkat langit setengah langkah saja sudah bisa buat
membunuhmu!"
Herios juga tak gentar sedikit pun.
Dia menerjang dengan sorot mata penuh kegilaan. Dia mempertaruhkan segalanya,
menggunakan teknik Iblis Darah secara maksimal hingga tubuhnya diselimuti
energi darah!
Namun, saat telapak tangan Herios
hampir menyentuh tubuh Ceol, kekuatan di tubuh Herios yang hendak meledak
tiba-tiba melemah.
Kekuatan Herios, yang tadinya hampir
menerobos tingkat selanjutnya, serasa ditimpa palu besar!
Kekuatan yang tak terbendung itu pun
jatuh tak terkendali!
Tingkat kekuatannya naik turun
sebelum akhirnya berhenti di Guru Bumi tingkat sembilan!
Darah dan energi dalam tubuh Herios
bergejolak Raut wajahnya berubah drastis. Dia bergumam pelan, "Bagaimana
mungkin?"
"Gagal naik tingkat, ya?"
tanya Ceol dengan nada tak percaya, tetapi ekspresinya berubah menjadi
berseri-seri dan langsung menyerang balik.
Herios terkena serangan balik. Dia
memuntahkan seteguk darah. Dengan sorot matanya yang penuh amarah, dia langsung
berbalik melarikan diri. Saat ini, dia sangat membutuhkan tempat aman untuk
menstabilkan energinya.
Melihat Herios melarikan diri, semua
orang di tempat itu tertegun.
"Langit benar-benar berpihak
padaku!"
Ceol bersukacita. Dia merasa
keberuntungannya begitu besar karena berhasil lolos dari bahaya.
"Nyaris saja mati... "
Ozzi juga menyeka keringat dinginnya,
merasa lega. Dia buru-buru hendak membantu menyembuhkan luka Ceol.
"Obatnya nanti saja!" kata
Ceol dengan wajah muram. Dia melangkah perlahan mendekati Adriel. Sambil
menggertakkan giginya, dia berkata, " Sekarang, saatnya menyelesaikan
masalah di antara kita, 'kan? Ceritakan padaku... "
Ceol terbakar oleh amarah. Dia tidak
sabar untuk mencabik-cabik Adriel hidup-hidup dan menikmati ekspresi ketakutan
Adriel.
Melihat ekspresi congkak di wajahnya,
Adriel merasa agak tidak tega untuk memberitahunya kenyataan yang sebenarnya.
Saat ini, di dalam Gunung Lodra, aura
Iblis Darah sangat kental, sama sekali berbeda dari Lembah Iblis Darah. Dengan
bantuan Sungai Darah, dia memicu tsunami Iblis Darah. Bahkan Master Langit pun
harus menghindari kekuatannya.
Sebaliknya, Ceol tampak naif seperti
anak polos yang berjalan sendirian di malam hari yang diikuti pria besar yang
kelaparan dan siap menangkapnya. Alih-alih waspada, Ceol malah sesumbar
mengancam pria besar itu.
Namun, saat ini Adriel terlalu malas
untuk berbicara panjang lebar dengannya. Pandangannya tertuju ke sebuah hutan
belantara. Di sanalah pria yang kelaparan itu berada-eh, maksudnya, target
sesungguhnya.
Saat Herios hendak menembus tingkat
kekuatannya, ada seorang pria berpakaian hitam yang bersembunyi di dalam hutan
belantara. Pria itu mengeluarkan mantra dengan tangannya, menciptakan gelombang
aneh yang membuat energi sejati dalam tubuh Herios menjadi kacau, sehingga
Herios gagal mencapai tingkat selanjutnya.
Orang itu mengira dirinya telah
bersembunyi dengan baik, tetapi semuanya terungkap jelas di bawah mata ganda.
Di pergelangan tangannya, ada tato
ular yang melingkar...
Enam jalan kematian!
Sepertinya, orang itu tak berani
muncul secara langsung. Dia mungkin takut akan diserang ramai- ramai dan tidak
berani menunjukkan kekuatannya yang setara dengan tingkat langit.
Dia hanya bisa bersembunyi di tempat
yang gelap dan diam-diam melihat orang-orang mengejar Herios. Dia seperti
belalang yang menangkap mangsanya dari belakang.
Sayangnya, dia tidak menyadari bahwa
dirinya adalah seorang ahli dalam permainan ini.
Gunung Lodra ini adalah sangkar yang
disiapkan untuknya!
"Kamu nggak dengar aku ngomong
apa?"
Adriel sedang merenungkan ini ketika
sebuah teriakan marah tiba-tiba terdengar di telinganya.
Ceol menatapnya dengan penuh amarah,
memberinya ancaman!
Anak ini bahkan melamun. Ceol ini
setidaknya Guru Bumi tingkat sembilan. Apa Adriel nggak
menghormatinya!
"Ah? Ya, ya."
Baru setelah itu, Adriel tersadar
dari lamunannya. Dia mengalihkan pandangannya dan berkata dengan ekspresi
ketakutan, "Ya, aku sangat takut. Tolong ampuni aku, Guru Ceol."
Dalam keterampilan akting, Adriel
sangat profesional.
No comments: