Membakar Langit ~ Bab 1291

Bab 1291

 

Adriel hanya melihat pemandangan ini dengan ekspresi acuh tak acuh.

 

Sekelompok orang-orang ini bisa dibilang mati karena perhitungannya.

 

Namun, jika berani datang untuk merebut harta karun tersebut, maka harus berani mati.

 

Jika orang-orang ini tidak serakah dan ingin merebut warisan Iblis Darah, mereka tidak akan jatuh ke dalam perangkap. Manusia rela mengorbankan nyawanya demi mengejar uang dan kepentingan. Akibat yang ditimbulkan oleh diri sendiri tidak bisa disalahkan pada orang lain.

 

Terlebih lagi, murid-murid dari Akademi Arjuna ini memiliki niat jahat terhadap Adriel.

 

"Cari mati!"

 

Pada saat ini, Ceol sangat marah dan tidak lagi bersaing dalam kecepatan dengan lawannya. Sebaliknya, dia hanya menggunakan energi sejatinya sampai batas maksimal, lalu energi sejatinya meledak dengan serangan telapak tangan yang keras.

 

Tanpa diduga, energi tersebut berubah menjadi telapak tangan raksasa yang dibentuk oleh sekumpulan energi sejati. Telapak tangan besar itu mencakup radius puluhan meter dan langsung menghantam Herios.

 

Tubuh Ceol bergetar, pakaiannya berkibar, lalu janggut dan rambutnya beterbangan. Pria itu kemudian berteriak dengan tegas, "Telapak Tangan Murni!"

 

Seni bela diri tingkat atas Akademi Arjuna!

 

Setelah Telapak Tangan Murni dikerahkan, maka tidak ada cara untuk menghindarinya.

 

Herios mengangkat kepalanya seraya melihat telapak tangan raksasa itu jatuh. Dia segera mencibir dengan nada menghina, "Pak Tua, kamu pikir aku benar-benar takut padamu?"

 

"Bunuh!"

 

Begitu kata-kata itu jatuh, Herios juga tidak mengelak. Dengan energi darah yang tak terbatas, dia bergegas maju. Seluruh tubuh Herios berubah menjadi cahaya berdarah yang melesat menuju telapak tangan raksasa tersebut.

 

Dalam sekejap mata, tubuh Herios bertabrakan dengan telapak tangan raksasa itu.

 

Ceol mendengus dingin, lalu menggunakan telapak tangan raksasanya untuk meremas tubuh Herios dengan kuat. Bahkan, tubuh Herios sudah digenggam oleh seluruh telapak tangan raksasa itu.

 

Namun, saat Ceol hendak menggunakan telapak tangan raksasanya untuk menghancurkan Herios sampai mati, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah dan tampak terkejut.

 

Terdengar suara menderu dari telapak tangan raksasanya. Kemudian, gumpalan energi darah keluar dari sela-sela jari telapak tangan raksasa itu. Sesaat berikutnya, telapak tangan raksasa itu langsung meledak dan hancur berkeping-keping!

 

Sosok Herios muncul. Tubuhnya dipenuhi dengan aura Iblis Darah dan wajahnya sedikit pucat. Hal ini jelas terlihat bahwa serangan sebelumnya membuat Herios kelelahan.

 

Namun, kecepatan Herios tidak berhenti. Dia berteriak keras ke arah Ceol sambil bertanya, "Siapa yang bisa kamu bunuh?"

 

Seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya darah lagi, membombardir Ceol seperti meteor berdarah. Herios juga mengaktifkan ilmu bela diri Iblis Darah sampai batas maksimal, dengan kekuatannya tak terbatas.

 

Kedua pria itu tiba-tiba berlumuran darah dan sosok mereka tidak dapat terlihat dengan jelas. Yang terlihat hanyalah pertarungan yang tampak samar, diiringi dengan suara raungan terus-menerus yang bergema di udara.

 

Saat berikutnya, sosok Ceol terbang mundur dari aura Iblis Darah. Kemudian, dia memuntahkan seteguk darah dengan ekspresi ketakutan di matanya.

 

Bisa dibilang, dia baru saja kalah.

 

Herios berdiri dengan bangga, terbungkus dalam aura Iblis Darah, seolah-olah Iblis Darah itu telah bereinkarnasi. Meskipun Herios tampak baik-baik saja, kenyataannya dia juga berada di bawah tekanan. Energi serta darah di tubuhnya juga melonjak hebat.

 

Namun, Herios maju selangkah demi selangkah, tubuhnya bergerak dan bergegas menuju Ceol lagi. Tidak lama kemudian, dia kembali bertanya, "Aku tanya lagi, siapa yang bisa kamu bunuh!"

 

Ceol tiba-tiba panik. Tanpa memedulikan reputasinya, dia langsung berteriak marah, "Cepat serang dan bunuh dia!"

 

Akademi Arjuna beserta orang-orang lainnya juga mulai tersadar. Mereka mulai mengambil tindakan satu per satu, menembakkan aliran energi sejati. Meskipun kekuatannya tidak terlalu kuat, jumlah mereka lebih banyak. Hal ini dapat menutupi kelemahan Ceol.

 

"Aku nggak punya pilihan selain menembus batas

 

Sementara itu, saat Wafa melihat hal ini, dia menghela napas pelan dan melepaskan energi sejati di tubuhnya. Kemudian auranya langsung melonjak dengan cepat.

 

Wafa mampu menembus batas sejak lama. Dia terus menekannya dan meletakkan dasar yang kokoh. Akan tetapi, sekarang dia tidak peduli tentang hal itu. Wafa tidak ragu-ragu melonggarkan cara untuk menekan batas tersebut.

 

Dia mengangkat jarinya, lalu melambaikannya. Sebilah pedang dengan energi abadi yang samar dihunuskan ke arah Herios seolah-olah tidak terlihat.

 

Tidak lama kemudian, tabrakan hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di tempat kejadian. Pemandangannya sangat besar, energinya tersebar ke segala arah. Bahkan, hutan di dekat sana hampir rata dengan tanah.

 

Hanya Adriel beserta orang yang lainnya yang menyaksikan adegan ini seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

 

Elin tampak ketakutan saat melihat pemandangan tragis ini. Akan tetapi, hal itu memang direncanakan selangkah demi selangkah oleh Adriel. Banyak orang yang meninggal tanpa mengetahui alasan mengapa mereka meninggal...

 

Elin tak kuasa untuk tidak menatap ke arah Adriel. Akan tetapi, dia melihat bahwa di tengah lautan darah dan suara jeritan, sorot mata Adriel tampak dalam dan dingin. Seolah-olah dia tidak terlibat di dalamnya. Padahal jelas-jelas Adriel yang mengatur situasi ini.

 

Sifatnya berubah-ubah dan terbiasa mempermainkan kekuasaan. Selain itu, juga tidak peduli dengan orang lain.

 

Mencari masalah dengan orang-orang seperti Ceol ini sudah tidak baik. Untuk apa mencari masalah dengannya?

 

Selain itu, orang-orang seperti Ceol mungkin tidak tahu bahwa ini hanyalah awal dari mimpi buruk mereka

 

Adriel sudah mengatur permainan ini. Mana mungkin akan berakhir semudah itu?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1291 Membakar Langit ~ Bab 1291 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.