Bab 1292
"Camilan darah yang enak sekali!
Setelah memakan kalian semua, aku bisa terbebas dari belenggu dan menjadi nggak
terkalahkan!"
Herios membunuh orang lain lagi dan
mengisap habis darahnya. Sorot matanya penuh dengan kekejaman dan keserakahan.
Niat jahatnya terlihat bengis. Dia berjalanan selangkah demi selangkah,
meninggalkan jejak kaki berdarah di atas tanah.
Energi darah di tangannya mengembun
menjadi pedang, yang langsung melintas dalam satu kali tebasan. Tebasan pedang
itu menyebabkan tubuh dua murid Akademi Arjuna terpotong menjadi beberapa
bagian, tulang mereka berlumuran daging dan darah, tercecer ke segala arah.
"Guru Ceol. Kenapa dia begitu
kuat!"
Pada akhirnya, ada seseorang yang
mulai terkena tekanan mental. Dia menatap Ceol seraya bertanya, bahwa ini
adalah kekuatan warisan Iblis Darah. Ini sama sekali tidak selemah yang
dikatakan oleh Ceol!
"Aku"
Ceol juga mengerjapkan matanya,
kehilangan seluruh reputasinya.
"Guru, kita mundur dulu..."
ucap seseorang dengan gemetar.
Mundur?
Aku tidak ingin mundur?
Namun, apakah sekarang masih sempat?
Dalam pertarungan hidup dan mati,
melarikan diri akan menyebabkan kematian lebih cepat
Ketika melihat tujuh sampai delapan
murid yang tewas di tempat kejadian, Ceol tampak sangat marah hingga ingin
muntah darah.
Pada saat ini, sebuah suara samar
tiba-tiba terdengar, "Beri aku dua pohon tanaman obat seribu tahun, aku
akan menyelamatkan hidupmu."
"Apa?"
Ceol tertegun dan melihat bahwa yang
berbicara adalah Adriel. Pria itu sedang berdiri di belakang kerumunan dengan
ekspresi tenang.
Ceol langsung naik pitam dan
berteriak, "Apa hakmu sampai berani menawar! Cepat pergi ke sini dan lawan
aku. Aku bersumpah atas nama guru dari Akademi Arjuna bahwa setelah masalah ini
selesai, aku nggak akan mempersulitmu. Itu sudah cukup, kan!"
Kemampuan Adriel untuk menghancurkan
aura Iblis Darah sangat berguna, jadi Ceol hanya bisa membiarkan Adriel untuk
sementara.
Menurutnya, Adriel hanya terdesak
oleh dirinya sendiri dan ingin mati bersama. Selama Ceol membiarkannya, Adriel
akan bertarung melawan Herios bersama-sama.
"Sudahlah, kalau memang nggak
setuju."
Adriel menjawab dengan ringan.
Awalnya Adriel membantu Ceol karena dia melihat bahwa Ceol tidak bisa mati
bersama Herios. Tidak mudah untuk merekrut orang dari Enam Jalur Puncak
Kematian., jadi Ceol berniat membantunya.
Ceol masih tangguh. Sepertinya pria
itu masih memiliki sisa energi, jadi biarkan saja dia terus bersinar dan
memancarkan panas.
Setelah berkata demikian, semua orang
terkejut. Ini sudah sampai kapan? Ceol sudah menyerah, tetapi Adriel masih
berusaha bertarung sampai akhir?
"Kamu ... benar-benar ingin mati
rupanya," ucap Ceol dengan marah.
"Ingin minta bantuan seseorang,
tapi sama sekali nggak punya sopan santun. Kenapa kamu nggak berlutut dulu
sebelum berbicara!" sahut Adriel dengan nada ketus.
Tiba-tiba, tatapan mata Ceol hampir
meledak. Dia ingin menghancurkan Adriel sampai mati. Akan tetapi, saat ini
Herios sudah bergegas maju.
Ceol sangat marah, tetapi dia hanya
bisa gigit jari dan terus mengambil tindakan.
Ceol berteriak dengan keras, lalu dia
merobek sepotong daging dan darah di lengannya. Daging dan darah itu berputar
dengan cara yang aneh, lalu berubah menjadi Pedang Daging dan Darah, yang
bergegas melesat menuju Herios.
Teknik ini sangat istimewa. Ceol
benar-benar menggunakan daging dan darah sebagai pedang, kekuatannya sangat
luar biasa. Kali ini, pedang itu membelah aura Iblis Darah di sekitar Herios
secara paksa dengan kekuatan yang tidak terbendung.
"Semua Teknik Pemurnian Darah
sudah dikerahkan
Ketika Wafa melihat situasi ini, dia
menghela napas pelan. Pria itu segera memurnikan darah, daging, esensi dan
energinya menjadi pasukan untuk membunuh musuh. Ini adalah kartu as Ceol.
Kekuatannya sangat kuat dan efek
samping yang sangat besar. Dia baru saja membakar kehidupannya untuk bertarung.
Pada saat ini, Wafa mengambil
kesempatan untuk mengangkat tangannya, lalu memercikkannya dengan ringan.
Energi sejati berwarna merah menyala muncul, kemudian terdengar suara pekikan
yang nyaring dan jernih.
Ternyata, seekor Burung Merah yang
cantik muncul dari kobaran api. Burung itu mengelilingi Herios, menyulut hutan
dengan api yang berkobar.
Di tengah kobaran api, Pedang Daging
dan Darah akhirnya bertabrakan dengan Herios. Akan tetapi, yang terdengar hanya
suara ledakan keras dan tubuh Herios terus mundur.
Kali ini, momentum ganasnya akhirnya
terhalang, wajahnya menjadi pucat dan sebuah lubang ditusuk tepat di bahunya
oleh pedang berdarah tersebut. Jelas sekali bahwa menahan serangan dari pedang
ini, juga membuat Herios kesulitan.
"Bunuh!"
Namun, kali ini luka tersebut
membangkitkan keganasan Herios. Seolah kewarasannya menghilang, lalu dia jatuh
ke dalam kegilaan. Pria itu menuju ke arah lawanya tanpa memedulikan apa pun!
Pada saat yang sama, Ceol menggertakkan
gigi, lalu memotong dua potong daging dan darah secara berurutan. Dia
mengubahnya menjadi belati dan pedang pendek, lalu menyerangnya ke arah lawan.
"Duar!"
Pada awal tabrakkan yang terjadi
antara kedua belah pihak, pertarungan mencapai tahap yang sengit. Pertarungan
antara kedua belah pihak berlangsung sederhana dan mendominasi.
Herios tampak agung dan luar biasa,
tetapi dia terus tertusuk oleh Pedang Daging dan Darah. Ada banyak bekas luka
di tubuhnya, darahnya mulai mengucur deras. Akan tetapi, dia terlalu banyak
menggunakan Teknik Iblis Darah dan benar-benar kehilangan akal sehatnya, serta
menjadi makin ganas. Aura Iblis Darah menyelimutinya, luka-lukanya segera pulih
dengan cepat, lalu dia melaju ke depan dengan kekuatan yang lebih besar.
"Semua Teknik Pemurnian Darah
nggak berguna?"
gumam Ozzi dengan nada terkejut.
No comments: