Membakar Langit ~ Bab 1296

 

Bab 1296

 

Tiba-tiba, beberapa orang yang melarikan diri terlalu cepat, langsung terkena serabut energi sejati tersebut dan terpotong menjadi beberapa bagian!

 

Tempat tersebut langsung dipenuhi dengan lautan darah.

 

Ozzi berjalan menuju Ceol selangkah demi selangkah dengan senyuman di wajahnya. Dia kembali berkata, "Ceol, kamu sudah kehabisan tenaga, tapi masih ingin melarikan diri? Tanpa sikap tenang Leo, bukankah kamu terlalu memalukan bagi Akademi Arjuna?"

 

"Kamu, kamu... "

 

Mata Ceol hampir pecah saat dia melihat ke arah Ozzi, bibirnya bergetar, matanya dipenuhi ketakutan dan permohonan. Kemudian, dia berkata, "Ozzi, aku masih punya kesempatan untuk menggunakan Mata Air Abadi di Akademi Arjuna. Aku bisa menulis surat ke akademi dan menawarkan kesempatan itu padamu. Bisakah kamu nggak menyakiti keluargaku?"

 

Dia tahu bahwa dia sekarang ditakdirkan untuk mati dan hanya bisa berusaha bertahan hidup demi keluarganya.

 

"Guru Ceol, berhenti memohon belas kasihan,"

 

Pada saat ini, Wafa berada di ambang hidup dan mati. Akan tetapi, dia hanya tersenyum dengan wajah pucat seraya berkata, "Kalau kamu mencabut rumput nggak sampai akarnya, pasti akan ada masalah ke depannya. Bagaimana mereka akan menunjukkan belas kasihan?"

 

Saat berbicara, Wafa menggelengkan kepalanya sambil menghela napas dan berkata, "Aku nggak takut mati, tapi kalau mati di sini, sangat disayangkan... "

 

"Ya, sayang sekali," sahut Ozzi seraya tersenyum santai, seolah-olah dia sudah mengendalikan segalanya. Dia berjalan menuju Ceol selangkah demi selangkah dan berkata, "Jangan khawatir, demi persahabatan kita selama bertahun-tahun, aku akan membuatmu mati tanpa rasa sakit."

 

Untuk sesaat, Ceol memejamkan mata karena sudah merasa putus asa.

 

Hari ini, dia benar-benar harus mati di sini...

 

Namun, saat ini suara yang sangat dia benci kembali terdengar.

 

"Pak Tua, berikan kesempatan untuk menggunakan Air Mata Abadi kepadaku, dengan begitu aku akan menyelamatkan hidupmu."

 

Setelah kalimat itu dilontarkan, semua orang tampak kaget.

 

Namun, yang terlihat hanya Adriel yang sedang memeriksa luka Herios. Entah apa yang sedang dia lakukan pada Herios yang sekarat. Kemudian, Adriel hanya menepuk tangannya dan berjalan pergi.

 

Ceol juga menatapnya dengan kaget. Pria itu sangat marah hingga dan berkata, "Dasar bajingan, kamu masih ingin memerasku? Apa kamu sudah gila?"

 

Ceol benar-benar ingin menembak Adriel sampai mati. Jika Adriel tidak terlalu lambat dalam mengambil tindakan dan menyebabkan Ceol terluka parah, Ceol juga tidak akan jatuh di posisi ini!

 

Sekarang sudah berapa lama dan pria itu masih berpikir untuk melontarkan kata-kata sarkas?

 

Semua orang akan mati, tetapi dia masih ingin memanfaatkan situasi ini?

 

Semua orang menatap Adriel seolah-olah Adriel sudah gila.

 

"Bilang saja padaku, kamu setuju atau nggak," jawab Adriel seraya memutar matanya.

 

"Kalau aku masih hidup. Aku akan memberimu posisiku sebagai guru padamu!"

 

Ceol menjawab dengan kesal.

 

"Setuju," ujar Adriel sambil tersenyum tipis. Dia kembali berkata, "Jangan khawatir, hari ini mereka nggak bisa membunuhmu... "

 

Saat ini, Ozzi sedikit terkejut. Dia menatap Adriel dan merasa sedikit konyol sambil bertanya, "Cuma kamu?"

 

Ozzi jelas sedikit terkejut.

 

Penampilan Leo selama ini benar-benar mengejutkannya. Sungguh luar biasa karena dia bisa menghancurkan aura Iblis Darah. Selain itu, dia juga mahir dalam ilmu sihir.

 

Namun, ilmu sihir dan bela diri adalah dua hal yang berbeda.

 

Ilmu sihirnya memang sangat efektif terhadap aura Iblis Darah. Sayangnya, Ozzi adalah seorang Guru Bumi tingkat sembilan, jadi dia bisa membunuh Adriel dengan mudah!

 

Namun, saat ini Adriel tersenyum dan bertanya, Apa kamu tuli?"

 

"Aku nggak cuma berbicara tentang berurusan denganmu."

 

"Tapi juga untuk berurusan dengan kalian!"

 

Saat mendengar ini, wajah tenang Ozzi tiba-tiba menunjukkan ekspresi terkejut. Dia menatap Adriel dengan tidak percaya.

 

Pada saat ini, Adriel melihat ke arah hutan lebat, lalu tiba-tiba berteriak, "Hubert, keluar dari sini sekarang juga!"

 

Tiba-tiba suasana di tempat kejadian menjadi hening.

 

Semua orang menatap Adriel dengan kaget. Mereka bertanya-tanya apa yang sedang Adriel lakukan. Akan tetapi, tatapan mata Ozzi menjadi makin tidak percaya.

 

Dalam keheningan, tiba-tiba terdengar suara yang mencurigakan, "Awalnya aku cuma berjaga-jaga untuk berurusan dengan tingkat langit lainnya. Secara logika, ini bukan giliranku untuk berurusan dengan kalian. Aku bertanya pada diriku sendiri, bukankah aku sudah bersembunyi dengan baik? Bagaimana bisa kamu tahu aku ada di sini?"

 

Sesaat berikutnya, terlihat seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian berwarna hitam. Dia memiliki fitur wajah yang umum dan tampak biasa- biasa saja. Seolah-olah sulit ditemukan di tengah kerumunan orang.

 

Namun, pada saat ini ketika dia keluar dengan sedikit keraguan, Ozzi tiba-tiba terlihat kagum, mundur selangkah. Dia segera berkata dengan hormat, "Salam hormat pada Tetua Hubert."

 

Semua orang di tempat kejadian sontak terkejut.

 

Adriel juga menatap sosok itu dengan tajam. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum sinis, " Hubert, aku sudah lama menunggumu..."

 

Nama ini disebutkan oleh Lila dalam informasi yang dia sampaikan. Pihak lawan bersembunyi dengan sangat baik. Ini juga merupakan ikan besar yang ingin dia pertahankan dalam permainan ini. Haruskah Adriel mengukusnya sampai matang atau menumisnya sekarang juga?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1296 Membakar Langit ~ Bab 1296 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.