Membakar Langit ~ Bab 1297

 

Bab 1297

 

Setelah berkata demikian, serangkaian tatapan yang terkejut langsung tertuju semua pada Adriel.

 

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

 

Ceol bertanya sambil membuka mulutnya lebar- lebar.

 

Ozzi telah bersembunyi di Akademi Arjuna selama bertahun-tahun. Bahkan, Ceol sendiri tidak pernah menyadari identitas asli dari Ozzi.

 

Pada saat ini, Elin dan Wennie sama-sama terkejut.

 

"Kamu seharusnya nggak mengetahui hal ini... " ujar Ozzi seraya menatap Adriel. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu. Ozzi menatap Adriel dengan tajam seraya berkata, " Katakan padaku. Bagaimana kamu bisa tahu? Apa kamu juga orang dari Enam Jalur Puncak Kematian?"

 

"Aku..." sahut Adriel tersenyum dan hendak berbicara.

 

Namun, Hubert langsung menampar Ozzi dengan punggung tangannya. Pria itu menatap Adriel dengan ramah, tersenyum dan berkata, "Maafkan aku."

 

Adriel mengangguk dengan sedikit menyesal.

 

Tatapan orang-orang lainnya juga langsung terbelalak.

 

Jika tidak ada masalah lain, sikap Hubert pasti seperti tingkat langit. Dia juga musuh dari Adriel. Kenapa dia begitu sopan pada Adriel?

 

Ozzi menutupi wajahnya dengan ekspresi terkejut, lalu berkata "Tetua Hubert, kenapa kamu..."

 

"Karena kamu sudah gagal dalam ajaranku."

 

Saat ini, Hubert tampaknya tidak terburu-buru untuk membunuh Adriel. Dia justru berkata dengan santai, "Sudah kubilang sejak awal, kamulah yang seharusnya mengakhiri permainan ini, sedangkan aku adalah pemain cadangan. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. 11

 

"Kalau anak ini cuma menebakmu, itu nggak akan terlalu keterlaluan. Siapa yang menyuruhmu kalau saat kamu berhadapan dengan Herios di depan, kamu nggak menunjukkan kekuatanmu dan bahkan nggak terluka sedikit pun. Itu terlalu mencurigakan. 11

 

"Tapi, saat dia mengungkapkan keberadaanku, itu berarti permainan kita sudah bisa ditebak."

 

"Aku juga nggak tahu bagaimana dia menebakku."

 

"Tapi aku tahu kalau orang yang benar-benar cerdas, selalu punya rencana yang saling berhubungan."

 

"Seperti barusan, dia seolah menunggumu untuk bertanya. Setiap kata yang dia ucapkan akan membuatmu tenggelam makin terjebak. Bahkan kata-katanya saja bisa membunuhmu tanpa terlihat.

 

Setelah bicara sampai sini, Hubert melihat ke arah Adriel seraya berkata dengan penuh penyesalan, " Belalang sembah sedang menangkap jangkrik, tapi nggak tahu bahwa burung gereja ada di belakangnya.

 

"Aku selalu mengira bahwa aku adalah burung gereja itu. Tapi, aku nggak menyangka ternyata aku adalah si belalang sembah itu sendiri sejak awal hingga akhir. Mungkin kamu menganggap lucu saat melihat setiap gerakan belalang sembahku, ya?"

 

Setelah kalimat itu keluar, Ozzi sudah tampak bingung.

 

Masing-masing sekte dari Enam Jalur Puncak Kematian memiliki kekuatannya masing-masing.

 

Sebagai tetua Sekte Naga Tersembunyi, Hubert paling mahir dalam menyusun strategi. Dia telah menggunakan strategi liciknya untuk menggulingkan empat sampai lima negara kecil.

 

Ozzi tidak berani meragukan perkataan Hubert.

 

Pada saat ini, Ozzi menatap Adriel yang menunjukkan ekspresi tenang, dengan tatapan penuh ketakutan.

 

Orang-orang yang lain juga terkejut ketika mendengar analisis ini.

 

Adriel hanya menatap Hubert dengan kagum, lalu berkatam "Kamu nggak perlu merendahkan dirimu sendiri. Aku masih punya beberapa cara yang nggak akan kamu duga untuk mengatasi situasi. Contohnya..."

 

Namun, Hubert segera menyela. Pria itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, " Aku nggak ingin mendengarnya."

 

Adriel menyahut lagi dengan sedikit nada penyesalan, "Kali ini, aku benar-benar nggak ingin membohongimu."

 

"Aku percaya padamu, tapi kalau kamu ingin membunuh seseorang, kenapa harus berbohong?"

 

Hubert menatap Adriel sambil berkata, "Apa yang kamu katakan selanjutnya pasti adalah kebenaran. Semua itu adalah kebenaran yang ingin aku dengar."

 

"Tapi, kamu cuma mengulur waktu. Kalau nggak ada masalah lain, kamu sudah mencari seseorang untuk membunuhku sebelumnya."

 

"Hm, pasukan bantuanmu seharusnya sedang dalam perjalanan."

 

"Tetua Hubert cukup bijaksana."

 

Adriel menjawab sambil tersenyum pahit.

 

Saat ini, semua orang bereaksi kaget dan bingung.

 

"Nak, kamu hebat sekali!"

 

Ceol beserta yang lainnya langsung gembira.

 

Karena Adriel sudah menebak keberadaan lawannya, dia pasti sudah menemukan pasukan bantuan terlebih dahulu.

 

Dalam keputusasaan, mereka tiba-tiba menyadari bahwa mereka tampaknya berada di ambang kelangsungan hidup.

 

Namun, kemudian mereka menyadari ada sesuatu yang salah...

 

"Kenapa kamu masih bicara banyak omong kosong dengannya?"

 

Ozzi menanyakan sesuatu yang ingin ditanyakan oleh semua orang. Dia tampak benar-benar cemas

 

Sekarang, waktu adalah kehidupan. Sangat disayangkan jika Hubert menghabiskan waktunya yang berharga untuk berbicara tentang hal ini kepada Adriel.

 

Namun, pada saat ini Adriel mengerutkan bibirnya sambil berkata, "Apa perlu dikatakan lagi? Dia bilang padaku kalau dia sangat menghargaiku dan itu sepadan dengan menghabiskan waktunya. Selain itu, dia membuktikan bahwa kita hampir sama pintar dan liciknya. Jadi, dia layak kuikuti."

 

Hubert menatap Adriel dengan tatapan lebih kagum. Kemudian, dia berkata, "Aku punya lima murid. Kalau kamu setuju untuk menjadi muridku, aku akan membunuh mereka semua. Kamu akan mewarisi warisan dariku. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan sebagian dari harta karun Iblis Darah ini."

 

"Kesepakatannya terlalu rendah."

 

Adriel menjawab dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

 

"Kenapa dianggap rendah?"

 

"Bawalah kepala dari Bos Enam Jalur Puncak Kematian kalian, sebelum kita bicara."

 

Hubert tertegun sejenak, lalu menghela napas pelan sambil berkata, "Sayang sekali."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1297 Membakar Langit ~ Bab 1297 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.