Bab 1312
Adriel melihatnya dan berkata sambil
tersenyum sinis, "Apa kamu sedang berpikir bagaimana cara
membunuhku?"
"Aku, nggak berani ... "
jawab Felicia.
Felicia menggigit bibirnya hingga
hampir berdarah. Dia merasa hari ini adalah hari kebangkitannya. Jangankan
Adriel, bahkan di Srijaya dia juga merupakan tokoh nomor satu.
Melihat pandangan sombong dari Adriel
saat ini, Felicia merasa hidupnya hampir hancur.
Dan kalimat selanjutnya dari Legan
semakin membuatnya benar-benar terjatuh ke jurang keputusasaan.
"Tuan Lavali bisa membawanya
pergi," ujar Legan sambil menatap Adriel dengan tajam.
Ramuan pencuci itu begitu berharga,
bahkan bukan sesuatu yang bisa dimiliki oleh kekuatan Srijaya. Menurutnya,
Adriel bisa memberikan ramuan ini menunjukkan bahwa dia memiliki latar belakang
yang sangat misterius dan layak untuk diinvestasikan.
"Baik..." jawab Adriel
sambil mengangguk tersenyum.
Mendengar perkataan itu, Lila
seketika menjadi sangat senang!
Dia tidak sabar ingin melihat adegan
Felicia yang selalu bersikap angkuh disiksa oleh Adriel.
Saat ini, bibir Elin berkedut. Dia
tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi kepada wanita cantik seperti
Felicia ini jatuh ke tangan Adriel...
Namun, di saat Felicia merasa semakin
putus asa.
Tiba-tiba terdengar suara marah yang
menggelegar, "Leo, keluarlah!"
Terlihat angin kencang di langit,
cahaya biru yang sangat terang hampir menutupi setengah langit. Sosok bayangan
datang dengan cepat, matanya yang biru penuh dengan warna dingin dan sedang
melihat ke bawah.
Dia membawa Ceol yang tampak pucat.
Saat ini, Ceol dengan tangan gemetar menunjuk ke bawah sambil berkata,
"Pak, itu Leo ... "
Lucas!
Melihat kedatangannya, ekspresi semua
orang seketika berubah. Mereka terkejut dan bingung. Akhirnya Lucas datang
juga.
Namun, kenapa dia mencari Adriel?
Saat ini, tangan besar Legan mengayun
dan perasaan tertekan yang dibawa oleh Lucas segera menghilang.
Dia berdiri membelakangi tangannya.
Rambut putihnya menari-nari dan menatap Ceol dengan tatapan dingin, lalu
berkata dengan keras, "Apa kamu yang membawa Lucas ke sini?"
Ceol hampir nangis saat ini.
"Bukan begitu, Pak. Aku, aku juga nggak tahu apa yang terjadi Ceol.
"kata
Langit yang menjadi saksi. Dirinya
sedang menyembuhkan diri sambil berdiskusi dengan murid muridnya kapan harus
pulang.
Tiba-tiba!
Rumahnya runtuh.
Kemudian dia ditangkap oleh Lucas yang
sedang marah karena tidak menemukan Adriel. Lucas meminta dirinya untuk
mencarikan Adriel untuknya.
Kejadian itu terjadi dengan tiba-tiba
Lagi pula apa urusanku dengan kamu
tidak menemukan Adriel?
Kini dengan sulit dia menemukan
Adriel, malah harus berhadapan dengan orang yang lebih menakutkan lagi.
"Dosa apa yang aku
lakukan?" pikir Ceol.
Untung saja Lucas masih memiliki
sedikit tanggung jawab. Dia mendengus dingin dan berkata, "Ini urusanku,
nggak ada hubungannya dengan orang lain!"
Kemudian dia melihat Legan dan Adriel
di sini, wajahnya seketika berubah seolah-olah menyadari sesuatu. Lalu dia
berkata dengan wajah muram, " Leo ada ditanganmu? Sepertinya Harta Karun
Iblis Darah sudah ada padamu, kan?"
"Apa urusanmu?" kata Legan
dengan tenang.
"Mau menguasai Harta Karun Iblis
Darah sendirian? Apa dirimu sanggup?" kata Lucas.
"Tapi karena kamu yang
menemuinya terlebih dahulu, seberapa banyak pun yang kamu dapatkan darinya, itu
memang kemampuanmu sendiri," kata Lucas dengan wajah dingin.
"Serahkan Leo dan Herios
kepadaku, maka masalah ini akan dianggap selesai," ujar Lucas.
"Legan, aku sudah cukup
menghargaimu," kata Lucas.
Ketika mendengar perkataan itu,
ekspresi Elin dan yang lainnya seketika berubah.
Syarat Lucas sangat menguntungkan
bagi keluarga Buana. Hanya dengan menyerahkan Leo dan Herios, dia tidak akan
lagi mengganggu keluarga Buana.
Legan juga bisa mendapatkan beberapa
waktu untuk mencerna Harta Karun Iblis Darah.
Hanya saja Leo akan sial karena
terjatuh ke tangan Lucas. Disiksa dan ditekan adalah hukuman yang ringan,
mungkin pada akhirnya dia akan mati.
Tiba-tiba Felicia menjadi senang dan
berkata ke Legan, "Leluhur, lihatlah ..."
No comments: