Bab 1321
Semua orang sangat terkejut. Tak
disangka, kedua orang ini begitu berani!
Tanpa basa-basi, mereka tiba-tiba
bangkit dan tidak memberi sedikit pun rasa hormat!
Yang membuat mereka takut adalah,
kedua orang ini sangat kuat. Saat baru saja menyerang, banyak dari mereka yang
tidak melihat proses serangan kedua orang ini.
"Kalian berani sekali!"
Ekspresi Andres terlihat masam. Dia
menatap kedua orang ini dengan tatapan tajam. Awalnya, dia ingin menggunakan
kekuatannya untuk menekan kedua orang ini, tetapi kedua orang ini begitu
sombong.
Mereka berdua melawan sekelompok
orang!
"Siapa kamu?" tanya Andres
sambil menatap Adriel dengan tatapan tajam.
Ceol sedikit ragu dan sedang
mempertimbangkan apakah dirinya harus mengingatkan Andres atau tidak.
Namun pada saat itu, Adriel tersenyum
dan berkata, "Aku itu kakekmu!"
Amarah Andres langsung tersulut. Dia
bergegas melompat ke depan dan dalam sekejap tiba di dekat Adriel.
Lima jarinya berubah menjadi cakar,
kemudian menerkam wajah Adriel dengan keras!
Teknik Membunuh!
Dalam sekejap, dia hampir mendekati
wajah Adriel. Lalu, dia berkata dengan nada dingin, "Aku nggak ahli dalam
memukul, tapi Teknik Membunuh!"
Saat cakarnya mendarat, dia tiba-tiba
terkejut karena Adriel yang berada di depannya tiba-tiba menghilang!
Tiba-tiba, pupil matanya mengecil.
Namun, dia mendengar suara yang menggoda dari belakangnya yang berkata,
"Kebetulan, aku juga ahli dalam Teknik Membunuh!"
Tanpa pikir panjang, Andres langsung
berbalik dan menangkapnya dengan paksa!
Sesaat kemudian, cakarnya yang
menyeramkan itu sudah dicengkeram erat di tangan Adriel. Cakar ini sudah sangat
dekat dengan wajah Adriel.
Andres seketika terkejut dan ingin
melepaskan diri, tetapi dia menyadari bahwa tangannya terjepit kuat dan tidak
bisa bergerak sama sekali.
Saat itu, Adriel berkata dengan nada
dingin, "Kamu ingin merusak wajahku, 'kan? Kamu sedikit kejam."
"Kamu..." kata Andres
dengan agak panik.
Tangannya langsung dihancurkan
hidup-hidup dan ditekuk seperti cakar ayam. Semua tulangnya hancur
berkeping-keping. Andres menjerit kesakitan sehingga membuat orang merinding.
Semua orang terdiam. Apakah ini sudah
berakhir?
Kedua belah pihak baru menyerang,
pemenangnya sudah ditentukan?
Karena kedua belah pihak menyerang
terlalu cepat, orang lain tidak memiliki kesempatan untuk bertarung dengan
Wennie.
"Kamu ... Cepat lepaskan Kak
Andres!" teriak seseorang dengan cemas, tetapi tidak berani mendekat.
Plak!
Wennie menyerang dengan pukulan
energi sejati, membuat orang itu langsung terpental sejauh sepuluh meter,
kemudian terjatuh keras ke tanah dan langsung pingsan.
"Siapa lagi?" Wennie
melihat sekeliling dan seketika, orang-orang ini tidak bisa menahan diri untuk
menundukkan kepala mereka untuk menghindari tatapannya.
Andres yang paling kuat sudah kalah,
mengapa mereka masih bertarung...
Bam!
Adriel langsung menendangnya jatuh ke
tanah. Ketika hendak bangkit, dada Andres malah diinjak dengan keras, sehingga
membuatnya tidak bisa bergerak.
Adriel memandangnya dengan angkuh
sambil berkata dengan ekspresi penuh amarah, "Awalnya, aku masih cukup
murah hati, tapi kamu malah berani memukul wajahku!"
Dia mengandalkan wajahnya untuk
hidup!
Jika pihak lawan mencakarnya, wajah
Adriel pasti akan langsung hancur.
Bagaimana kalau nanti hubungannya
dengan wanita jadi terganggu?
Orang ini sangat kejam!
"Cuihh!"
Andres malah meludahi Adriel dengan
darahnya, tetapi energi sejati Adriel berhasil menghalanginya. Namun, Andres
tetap menatap Adriel dengan marah dan berkata, "Nggak usah pura-pura.
Kalau aku menyuruhmu untuk membunuhku, berani nggak?"
"Hari ini, aku nggak mati, besok
yang akan diinjak- injak adalah kamu!"
Bagi orang lain, ini adalah ucapan
kasar dan sumpah.
Ekspresi Wennie sedikit berubah. Leo
berani mencari perhitungan dengan petarung tingkat langit? Andres benar-benar
akan mati karena kata- katanya sendiri.
Akan tetapi, ini bukan pertarungan
hidup mati. Membunuhnya begitu saja tidak sesuai dengan aturan Akademi Arjuna.
Wennie pun segera mengentikan Adriel,
"Jangan gegabah."
No comments: