Bab 1327
"Guru kita ini bisa dibilang
adalah sampah di antara sampah di keluarga Ledora, kan?" tanya Adriel
dengan tatapan aneh.
Wennie terbatuk dengan canggung,
menghindari topik tersebut, "Karena status guru kita ini, nggak ada yang
berani meminta dia melakukan sesuatu. Lagi pula, bagi keluarga Ledora, memberi
uang tampaknya seperti menghina mereka dan juga nggak menghormati keluarga
Ledora."
"Kalau guru kita ini hanya orang
pinggiran keluarga Ledora, itu masih bisa dimengerti. Sayangnya, dia justru
adalah anak emas dari kepala keluarga Ledora. Bayangkan saja jika dia keluar
untuk mencari uang... " lanjut Wennie.
Adriel merasakan sudut mulutnya
bergetar, sedikit meragukan kualitas pendidikan di keluarga Ledora.
"Pokoknya, ada satu keuntungan
dari guru kita. Dia sangat protektif, sangat protektif!" kata Wennie.
Wennie dengan serius melanjutkan.
"Selama itu orang dalam, dia pasti akan melindungi. Selama itu nggak
berhubungan dengan uang, semuanya bisa dibicarakan."
"Hanya saja, untuk sumber daya
pelatihan, kita harus berusaha sendiri."
Berusaha?
Adriel tersenyum dan mengangguk.
"Sudah sampai!"kata Wennie
tiba-tiba.
Lalu di depan mereka ada sebuah
bangunan berbentuk melingkar, seolah-olah dibangun untuk melindungi sesuatu,
mengelilingi area yang cukup luas. Pintu masuknya dijaga dengan ketat.
"Tempat ini dibangun untuk
melindungi Mata Air Abadi," kata Wennie.
Lalu, Wennie tersenyum dan berkata
pada penjaga, " Wennie, aku mengajukan permohonan untuk masuk menggunakan
poin."
Penjaga itu sedikit mengangguk,
mencatat sesuatu di buku catatan, lalu membuka pintu untuk membiarkan mereka
masuk.
"Kamu boleh masuk?" tanya
Adriel.
Adriel merasa terkejut, seketika
terbayang kembali kejadian dirinya dan Wennie berhadapan tanpa pakaian di Mata
Air Abadi...
Wennie juga sedikit terkejut, lalu
tanpa banyak berpikir berkata, "Kenapa nggak boleh? Selama kamu
menggunakan poin, kamu bisa masuk. Tentu saja, ada sedikit perbedaan
denganmu... "
Sambil berkata demikian, dia menarik
Adriel masuk melalui pintu besar.
Begitu Adriel melangkah masuk,
wajahnya langsung berubah sedikit. Dia merasakan sebuah kekuatan dingin yang
sangat kuat, seakan meresap ke dalam tubuhnya. Ini bukanlah hawa dingin biasa,
jika orang biasa masuk ke sini, mereka mungkin akan mati beku dalam waktu
singkat.
Di dinding batu bangunan melingkar
yang di depan mereka terlihat lapisan es tebal yang menempel.
Pada saat itu, pedang dalam Ruang
Penyimpanan Surgawi Adriel mulai bergetar dengan hebat!
Dia fokus melihat ke tengah, di sana
ada sebuah mata air dingin. Meskipun suhu di sekitarnya sangat rendah, airnya
tidak membeku. Sepertinya ada kekuatan tertentu di dasar mata air itu yang
membuat airnya terus berputar.
Mata Air Abadi!
Pasti ada sesuatu di bawah sana!
Adriel menarik napas dalam-dalam,
tetapi matanya mulai bingung. Di sekitar Mata Air Abadi terdapat banyak orang
yang sedang duduk dan bermeditasi, sepertinya mereka sedang berlatih dengan
hawa dingin yang masuk ke dalam tubuh mereka...
"Jadi begini cara berlatihnya...
" gumam Adriel.
Adriel tiba-tiba mengerti, rupanya
mereka menggunakan hawa dingin yang ekstrem untuk berlatih. Dia bahkan sempat
berpikir mereka hanya berendam di air.
"Tentu saja, makin dekat dengan
Mata Air Abadi, hawa dinginnya makin kuat dan hasil pelatihannya tentu juga
lebih baik. Kalau nggak begitu, bagaimana bisa berlatih? Jangan-jangan kamu
kira... "
Wennie tampak semakin bingung saat
berkata seperti itu, lalu wajahnya memerah, "Jangan berpikir yang
nggak-nggak!"
Adriel berpikir sejenak, lalu
berkata, "Aku nggak suka dengan banyak orang di sini. Bisa nggak kalau
kita memesan tempat ini saja dan berendam di air?"
Jika begitu, dia bisa mendapatkan
keuntungan dari dasar Mata Air Abadi tanpa ada yang mengganggu.
"Berendam?" tanya Wennie
dengan terkejut.
Rasanya tidak masuk akal. Mata Air
Abadi sudah digunakan bersama selama bertahun-tahun, paling- paling seperti
Ceol yang duduk lebih dekat dengan mata air abadi.
Siapa yang ingin berendam di sana?
Namun, melihat wajah serius Adriel,
dia hanya bisa tersenyum tak berdaya dan berkata, "Untuk itu, kamu butuh
banyak poin. Setidaknya seribu poin. Kamu harus mengalahkan semua murid inti
dari Akademi Arjuna, termasuk aku."
"Kalau begitu aku akan melawan
mereka semua. Kamu tidak perlu bertarung. Nanti aku yang pesankan tempat, aku
akan undang kamu masuk bersama," kata Adriel sambil mengangguk.
Lagi pula, dia sudah terbiasa
dijadikan musuh bersama.
"Nggak tahu malu! Ini tempat
latihan, bukan tempat untuk bicara kotor! Segera minta maaf pada Nona
Wennie!"
Tiba-tiba, seseorang tidak bisa
menahan diri dan dengan marah berteriak.
Orang itu tampaknya masih sangat muda,
sepertinya baru saja masuk, tapi dia menatap Adriel dengan penuh amarah.
Matanya seakan mengeluarkan api.
Bukan hanya dia, sebagian besar orang
yang sedang berlatih di sana juga menatap Adriel dengan tatapan tajam.
Wennie adalah pujaan hati para murid
Akademi Arjuna. Mereka belum pernah melihatnya begitu peduli dengan seorang
pria.
Sekarang, dia memperlakukan dirinya
seperti pelayan Adriel dan ini membuat banyak pengagumnya merasa marah.
Sedangkan Adriel bahkan berani
berkata ingin membawa dewi mereka berendam? Ini benar-benar melukai harga diri
mereka!
No comments: