Bab 1336
Wennie berkata, "Lagi pula, kamu
sudah menjadi murid dan belum pernah bertemu siapa pun dari akademi kami.
Menurut aturan, kami akan memberikan hadiah kepada anggota baru akademi
kami."
Adriel tertawa. Dia merespons,
"Hadiah? Nggak perlu sampai segitunya, 'kan?"
Wennie tersenyum kecut dan berkata,
"Akademi kami memang agak miskin, tapi kami masih punya niat baik. Guru
punya murid sedikit. Sumber daya juga terbatas, jadi tentu saja kami harus
menyambut murid yang baru bergabung."
Adriel entah kenapa tiba-tiba membayangkan
kondisi suram akademi yang bergantung satu sama lain ini. Kelaparan,
kedinginan, dan harus mengumpulkan sejumlah uang untuk menyambut pendatang
baru.
Meskipun miskin, masih cukup hangat.
"Ya, mungkin saja..." ucap
Adriel sambil mengangguk pelan. Toh, dia sudah mengatur Legan untuk memberi
Wennie pujian karena telah menangkap Herios.
Wennie bisa memberikan banyak
keuntungan.
Adriel juga ingin bertemu dengan
Yunna.
"Baiklah, aku akan mengantarmu
ke asrama untuk beristirahat!"
Wennie mengangguk sambil tersenyum.
Tepat pada saat ini, sebuah suara
dingin terdengar. " Adik junior Wennie, aku akan mengurusnya. Kamu
istirahat saja."
Begitu kalimat itu selesai diucapkan,
seorang wanita dengan penampilan anggun dan wajah cantik datang mendekat.
Usianya sekitar 26 atau 27 tahun.
Tubuhnya indah dengan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuh. Dia mengenakan
celana ketat yang membungkus kakinya yang panjang dan seksi, serta ekspresi
wajah yang dingin, memberi kesan kontras yang kuat.
"Kakak senior Helen," sapa
Wennie. Raut wajahnya langsung cerah. Dia menghampirinya untuk menyapanya
dengan ramah, Helen juga tersenyum dan mengelus kepala Wennie, dengan aura
seorang kakak senior.
Helen?
Adriel mengernyitkan keningnya. Dia
mengenali orang itu. Saat itu, Helen yang membawa Vernon kembali dari Kota
Majaya.
Hanya saja Helen sangat melindungi
Wennie, jadi agak meremehkan tunangannya Wennie.
"Leo, ini adalah kakak senior
Helen. Sekarang kakak senior Helen sudah lulus. Dia adalah kakak senior kedua
dari akademi kita.".
Wennie memperkenalkan Adriel dan
berkata,
" Waktu aku baru masuk dulu,
kakak senior yang menjagaku. Sekarang, dia yang akan mengurusmu, sementara aku
akan menyiapkan hadiah untukmu."
Ketika dia pergi, Adriel tersenyum
pada Helen dan menyapanya.
Sementara itu, Helen hanya meliriknya
sejenak, lalu dengan suara datar berkata, "Ikut aku."
Tanpa menunggu respons dari Adriel,
Helen langsung berjalan pergi tanpa memedulikan sekitarnya.
Helen tampaknya memiliki aura kakak
senior yang kuat, membuat para murid di sekitarnya secara otomatis memberi
jalan untuknya.
Sepertinya, Helen juga memiliki
status.
Hanya saja, di mata Adriel, ada
sedikit kesombongan dalam tatapan Helen.
Namun, Adriel tidak peduli dengan
sikap Helen padanya. Itu karena dia tahu Helen memperlakukan Wennie dengan
baik, jadi Adriel merasa berterima kasih.
Adriel dengan santai mengeluarkan
beberapa pil dan berkata, "Terima kasih banyak, kakak senior Helen. Ini
pertama kalinya kita bertemu. Aku punya beberapa pil obat ... "
Namun, pada saat ini, Helen mengambil
pil itu dan memainkannya, sambil menatap Adriel dengan pandangan yang penuh
sindiran, lalu berkata, " Nggak usah pura-pura mendekatiku. Aku tahu apa
niatmu."
"Apa?"
Adriel terkejut dan kemudian
tersenyum sambil berkata, "Apa kamu salah paham?"
Pikiran bajingan di Kota Silas jauh
lebih kotor daripada toilet akademi pria yang delapan bulan tidak dibersihkan.
Kamu bilang tahu pikiranku, kok bisa
begitu tenang?
"Apa yang kamu maksud dengan
salah paham? Kamu cuma mau mengejar adik junior Wennie, 'kan?
11
Helen seakan-akan tahu segalanya
tentang Adriel. Helen dengan nada meremehkan berkata, "Jangan pikir karena
kamu sekelas dengan kami, kamu berhak mengejar adik junior Wennie."
"Adik junior Wennie itu meski
bukan keturunan keluarga hebat, dia orang Kota Srijaya. Masa depannya akan
cemerlang di sana, bahkan mungkin dia akan diakui oleh keluarga Janita."
"Sedangkan kamu, meski bisa
sampai ke Akademi Arjuna dari Sagheru, itu sudah luar biasa, tapi masih jauh
dari adik junior Wennie. Aku sarankan kamu berhenti berpikir yang
aneh-aneh!"
Adriel berhenti sejenak, dengan
tenang berkata, Kamu datang cuma buat kasih peringatan seperti ini?"
"Kamu bisa anggap ini sebagai
peringatan!"
Helen tiba-tiba berhenti, menatap
Adriel dengan tatapan dingin. Helen berkata dengan suara tegas, " Kamu
sudah menyelamatkan adik junior Wennie. Aku sangat berterima kasih. Kamu bisa
sampai sejauh ini dari wilayah selatan, berarti kamu punya kemampuan, sangat
pandai bergaul dalam urusan seperti ini."
"Dibandingkan denganmu, adik
junior Wennie jauh lebih polos. Aku sarankan kamu jangan memanfaatkan
kepolosannya itu untuk mendapatkan sesuatu."
Melihat Helen yang tampak dingin,
Adriel makin tidak peduli. Adriel sedikit menggelengkan kepala, lalu melangkah
pergi.
"Dengar baik-baik, aku nggak
akan mengulanginya!
Helen berteriak dengan nada kesal.
No comments: