Bab 1341
Sementara itu, Adriel sudah melangkah
maju dan mulai membuka pakaian Felicia, sambil memberi perintah kepada Lila,
"Kenapa begitu ketat? Tolong bantu aku."
"Aku!"
Felicia panik, tetapi tangan dan
kakinya sudah terikat. Meskipun dia bisa dengan mudah melepaskan diri dari tali
ini, dia tidak ingin merusak rencananya.
Dia hanya bisa memberi isyarat dengan
matanya kepada Lila, meminta dia untuk segera memberi obat kepada Adriel.
Namun, Lila tampak benar-benar
bingung dan hanya berdiri diam, tak bisa berbuat apa-apa.
Lalu, di depan mata Felicia yang
terkejut, terdengar suara robekan keras!
Krek!
Tiba-tiba, Lila mendekat dan Felicia
merasakan tubuhnya dingin seketika. Pakaiannya terkoyak begitu saja.
Felicia terkejut dan langsung merasa
ada yang tidak beres.
Saat ini, Adriel sedang melepaskan
ikat pinggangnya dan menatap Felicia dengan senyum mengejek.
"Kamu masih berharap Lila
membantumu mengorbankan diri untukmu?"
Satu kalimat itu seperti petir di
siang bolong, membuat Felicia terkejut luar biasa!
"Kamu, kamu..." ujar
Felicia. Dia terbelalak memandang Adriel.
"Kamu mau pakai obat perangsang untuk
menjebakku? Kamu masih terlalu muda untuk itu!" kata Adriel sambil tertawa
dingin.
Felicia sangat terkejut. Matanya
langsung beralih ke Lila, hanya untuk melihat Lila yang sebelumnya terlihat
lemah seperti kelinci di depannya, kini berdiri dengan ekspresi mengejek.
"Kamu! Kamu
mengkhianatiku?"
Felicia menatapnya dengan tatapan
penuh amarah. Kemarahannya membuat dadanya bergetar.
Lila, dengan kedua tangan menyilang
di dada, balas menatap Felicia dengan senyum sinis. Dia berkata, " Aku
cuma mencari kebahagiaan untukmu. Kenapa ini dibilang pengkhianatan?"
"Bajingan keji! Sia-sia aku
membesarkanmu!"
Felicia makin marah. Dia berteriak
dengan penuh kebencian, lalu mencoba melepaskan diri dari tali yang
membelenggunya.
Namun, tiba-tiba, tubuhnya merasa
mati rasa, tak bisa bergerak. Rasa gatal yang sangat mengganggu makin terasa
jelas.
Apa ini?
Dia terkena obatnya?
Namun, obat apa yang bisa membuat
seorang Guru Bumi tingkat sembilan menjadi lemah?
Tiba-tiba, dia teringat sesuatu dan
matanya membelalak, langsung melihat ke sekeliling.
"Felicia, apa kamu mencari
ini?"
Lila mengangkat sebuah botol dan
menggoyang goyangkannya sambil tersenyum. Dia berkata, " Coba tebak,
berapa banyak dosis yang aku pakai supaya kamu bisa merasa lemas seperti
ini?"
"Kamu! Kamu!"
Felicia menatap botol kosong itu,
wajahnya mendadak menjadi sangat pucat.
Itu adalah obat yang bisa efektif
pada tingkat langit bebas.
Lila telah menggunakan satu botol itu
ke dirinya?
"Ah! Lila, aku akan membunuhmu!"
Namun, dalam sekejap, rasa panas
mulai merasuki tubuhnya, dan makin lama dia makin tak berdaya.
Suara teriakan sakit hati Felicia
bergema, tetapi itu seolah terdengar seperti desahan menggoda di telinga Lila
dan Adriel.
Obatnya terlalu kuat!
Lila menatapnya dengan sorot mata
yang berapi - api. Dia mendekat dan menampar wajah Felicia dengan tangannya.
"Felicia, sekarang
giliranmu!"
"Kamu, kamu berani
menamparku!"
Felicia marah besar pada Lila. Dia
hanya budaknya! Plak!
Lila menampar lagi. Dia berkata,
"Ya, aku menamparmu. Terus kenapa?"
Melihat wajah Felicia yang penuh
kebencian, hati Lila makin puas. Seolah-olah bisa melampiaskan semua penghinaan
yang diterimanya selama ini.
"Kamu, kan, suka menamparku buat
meredakan amarahmu. Sekarang, ayo pukul aku!"
"Felicia, kamu nggak pernah
menganggapku manusia. Sekarang, aku juga nggak akan menganggapmu sebagai
manusia!"
Plak, plak!
No comments: