Bab 1355
Saat itu, di sebuah hutan kecil yang
tidak jauh dari halaman, Adriel mendengar suara teriakan marah yang datang dari
dalam halaman, dan melihat satu per satu anggota tim penegak hukum yang
berbaris masuk menuju halaman tersebut. Adriel pun sudah bisa menebak apa yang
akan terjadi selanjutnya
Kemudian, dia menatap Daniel dengan
ekspresi aneh dan berkata, "Pak Daniel, sepertinya dia ingin
membunuhmu."
"Jangan sok bijak! Aku datang
untuk menyelamatkanmu!"
Daniel menjawab dengan bingung,
"Keluarga Dumin setiap tahun menyumbang banyak uang untuk akademi. Kamu malah
mencabut ginjal Ivan. Kalau aku nggak ambil tindakan, itu nggak bisa
dipertanggungjawabkan. Terpaksa aku harus membunuhnya, ini semua demi menutupi
kesalahanmu!"
Padahal, dia sebenarnya tidak berniat
membunuh orang...
Yang kamu bunuh itu adalah mata-mata
yang seharusnya aku latih.
Namun saat itu, dia hanya bisa
menghela napas dan berkata, "Baiklah, kalau sudah dibunuh ya sudah, tapi
aku sarankan kamu untuk membunuh Dilan juga, setidaknya tuntas sampai ke akar
masalahnya."
Daniel memandang Adriel dengan
tatapan tajam dan hampir ingin menamparnya!
Keluarga Dumin setiap tahun
menyumbang uang, mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar, tapi sekarang
semua orang mati?
Kamu ini, bisa tidak sedikit lebih
manusiawi!
Leo benar-benar paranoid banget!
"Tahu kenapa aku
menyelamatkanmu?" tanya Daniel. Dia menekan emosinya dan memandang Adriel.
"Karena warisan darah iblis..
Sepertinya leluhur keluarga Buana si Legan yang menyuruhmu untuk mencari
aku," balas Adriel.
Setelah mendengar nama Legan disebut,
Adriel langsung menyadari bahwa Legan sedang mencoba memberinya sebuah kebaikan
dan utang budi. Sebagai seorang murid Akademi Arjuna yang telah menyelamatkan
Daniel, sudah pasti akan ada keuntungan baginya.
Tanpa banyak bicara, Adriel langsung
memberikan sebuah resep Pil Matahari Murni kepada Daniel.
Daniel terkejut menerima resep itu
dan berkata, " Begitu cepat?"
Dia awalnya berpikir bahwa pemuda ini
akan bersikap seperti Legan yang akan membuat beberapa kesepakatan terlebih
dahulu.
"Aku tidak seperti leluhur dari
Keluarga Buana ..."
Adriel berkata dengan tulus,
"Aku orangnya baik hati, suka membantu. Kalau orang lain kesulitan dan aku
bisa membantu, aku akan membantu."
Daniel semakin bingung melihat
Adriel. Setelah itu, dia melanjutkan berkata, "Nada bicaramu seperti Legan
dulu. Kamu benar-benar bukan keturunan dari keluarga Buana?"
"Aku marga Lavali, bukan
Buana!"
"Kalau bukan kenapa panik? Tapi
kalau dipikir- pikir, kamu dari Sagheru dan aku rasa Legan itu nggak akan tega
membuang keturunannya ke tempat seperti Sagheru... "
Daniel semakin bingung.
Adriel malas berbicara lebih jauh
dengan Daniel, lalu berbalik untuk pergi.
"Tunggu."
"Ada apa lagi?"
"Kamu dari Sagheru ...
"Daniel berpikir sejenak dan berkata, "Apakah kamu mengenal Adriel
yang belakangan ini terkenal di sana?"
"Eh?"
Adriel terkejut sejenak, lalu
bertanya dengan ragu, " Dia pernah buat masalah dengan kamu?"
Dia memang banyak membuat musuh,
apakah salah satu dari mereka ada kaitannya dengan Daniel?
"Lebih kepada masalah yang ada
hubungan dengannya..." jawab Daniel.
Berbicara tentang ini, pandangan
Daniel sedikit berubah dan ada rasa keheranan yang samar.
Adriel semakin penasaran dan segera
bertanya, "Ada cerita?"
"Ya... " Daniel baru saja
hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba wajahnya berubah muram dan berkata
dengan marah, "Kamu ini sedang mendengarkan cerita atau apa? Lakukanlah
apa yang seharusnya kamu lakukan!"
Kenapa tiba-tiba dia jadi marah
begitu?
Adriel mendengus. Tanpa berkata
banyak, dia berbalik dan pergi. Lagi pula, dia sekarang tidak membutuhkan apa
pun dari Daniel. Untuk saat ini, tidak ada kebutuhan untuk mengungkapkan
identitasnya...
Tak lama setelah Adriel pergi, Daniel
hendak kembali, tetapi langkahnya terhenti sejenak.
Dia tersenyum dan berkata,
"Sudah kembali?"
"Barusan aku sudah melihat
semuanya. Penyakitmu sudah sembuh, jadi kenapa masih memikirkan hal- hal yang
tidak ada kaitannya?"
Suara dingin dan tajam terdengar
tiba-tiba dan terlihat seorang pria berpakaian hitam berjalan keluar dari
hutan.
No comments: