Bab 1357
Namun, saat ini Yunna seakan tidak
mendengar perkataan Helen.
Dia memandang Adriel dengan tatapan
bingung.
Leo, Sagheru...
Dia sedang memikirkan sesuatu, tapi
dia perlahan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kakak senior,
bagaimanapun Leo satu sekte dengan kita ...
"Dia hanya sebuah bencana! Kamu
baru datang dan nggak tahu apa-apa. Sebaiknya kamu jangan berteman dengan musuh
Kak Dilan! Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu," kata Helen sambil
mengernyitkan keningnya.
Kali ini Leony bertengkar dengan
Dilan karena Adriel. Menurut Helen, ini adalah tindakan yang bodoh. Dirinya
sebagai kakak senior tentu saja harus membantu gurunya menyelesaikan masalah.
Kebetulan Dilan selalu menanyakan
tentang Yunna kepada Helen secara terang-terangan sejak Yunna masuk sekolah.
Jadi, Helen memperkenalkan Yunna kepada Dilan.
Menurut Helen, dirinya adalah orang
baik. Yunna memiliki bakat yang luar biasa, tetapi dia hanya berasal dari
wilayah selatan yang kurang berkembang dan tidak memiliki banyak sumber daya.
Jika Yunna bisa menikah dengan Dilan, Helen juga akan dianggap telah berbuat
baik.
"Apa yang dikatakan kakak
seniormu itu betul, Leo ini memang orang yang suka mencari masalah. Sebelumnya
dia sudah membuatku kesal dan melarikan diri. Ayo, aku akan memperkenalkan adik
junior ini padamu," kata Dilan.
Dilan mendengus marah. Api amarah di
dalam hatinya sangat besar dan membutuhkan seseorang untuk memadamkannya.
Menjatuhkan Leo agar Yunna bisa melihat dengan jelas siapa yang akan
membantunya ketika dia ada masalah!
"Ayolah,"
Helen juga mengerti maksud Dilan.
Helen tersenyum tipis dan menarik Yunna pergi.
"Leo, apa kamu nggak tahu ada
kasus pembunuhan di sini? Apa yang kamu lakukan di sini?" Dilan menghadang
di depan Adriel dan berkata dengan dingin.
"Tahu, lalu kenapa?" kata
Adriel sambil mengangkat alisnya.
"Aku curiga kamu terlibat dalam
kasus pembunuhan ini! Ayo ikuti aku," kata Dilan.
Sebenarnya dia tidak percaya bahwa
Ivan dibunuh oleh Adriel, karena hal ini terlalu bodoh dan gila. Bahkan jika
dia ingin membunuhnya, dia harus menunggu sampai berita ini berlalu.
Menurut Dilan, ini mungkin dilakukan
oleh musuhnya dan mereka mengambil kesempatan untuk menyalahkan Leo.
Namun tidak masalah, dia memang
datang untuk mencari masalah.
"Ke mana?" tanya Adriel.
Adriel tersenyum dan berkata,
"Ada bukti, kah?"
"Leo, perhatikan sikapmu. Kita
semua berada di akademi yang sama, adik sepupu Kak Dilan meninggal, kamu bahkan
nggak mau bekerja sama untuk penyelidikan ? Atau ada sesuatu yang kamu
sembunyikan?" kata Helen.
"Apa guru berbuat nggak adil
padamu? Apa kamu ingin menjadi pengkhianat?" kata Adriel. Lalu dia
memicingkan matanya dan melihat ke Helen.
"Siapa sebenarnya pengkhianat
ini! Kalau bukan karena kamu, guru nggak akan berseteru dengan keluarga Dumin.
Kamu hanya seorang pengganggu. Kalau kamu punya sedikit rasa bersalah terhadap
guru, seharusnya kamu memperbaiki hubungan dengan Kak Dilan sekarang!"
kata Helen dengan marah.
Dilan tertawa dingin dan berkata,
"Leo, apa kamu mengerti. Kalau bukan karena kita berada di institut yang
sama, kamu nggak akan pernah punya kesempatan untuk berbicara dengan keturunan
utama keluarga Dumin seumur hidupmu."
"Sekarang ini, karena Helen aku
akan berikan kamu satu kali kesempatan lagi. Apa kamu akan ikut
bersamaku?" tanya Dilan.
Adriel malas meresponsnya, lalu dia
tersenyum pada Yunna dan berkata, "Adik junior Yunna, 'kan? Kita satu
kampung, nggak heran kita berasal dari Sagheru, penampilan kita sama-sama
bagus. Bagaimana kalau kita cari tempat-untuk berbicara dan saling berbagi
perasaan?"
Suara yang tidak serius dan kata-kata
yang nakal.
Kamu sedang menggoda wanita atau
menjadi bajingan?
Wanita mana yang akan setuju?
Helen tertawa tidak berdaya.
Namun, tiba-tiba Yunna berbalik dan
menatap Adriel dengan mata berbinar, "Baik!"
Helen terkejut dengan jawaban Yunna.
Begitu juga Dilan yang menatap Yunna
dengan tidak percaya.
Apa kamu gila?
Tidak bisakah kamu membedakan antara
bajingan dan godaan?
Namun, saat ini Yunna sudah berada di
depan Adriel dengan senyuman manis yang belum pernah dilihat oleh Dilan. Yunna
mengulurkan tangannya dan berkata, "Salam kenal, mohon bimbingannya."
No comments: