Membakar Langit ~ Bab 1358

  

Bab 1358

 

Adriel tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Yunna, "Senang berkenalan denganmu."

 

Seperti yang diharapkan, Yunna langsung memahami apa maksud Adriel hanya dengan beberapa kata.

 

"Kamu, kalian!" kata Dilan.

 

Saat ini, mata Dilan membelalak. Dia sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata.

 

Dari perkataan Helen, Yunna merupakan wanita yang suci dan galak dengan temperamen yang buruk. Dilan sangat menyukai Yunna, jadi dia tidak terburu-buru dan akan merencanakan sesuatu untuk memenangkan hatinya.

 

Siapa sangka Yunna tergoda oleh beberapa perkataan rayuan?

 

Lelucon seperti apa ini!

 

Apa dirinya terlalu berlebihan waktu itu, sehingga membuat Yunna tidak tertarik dengannya?

 

"Adik junior Yunna, kenapa kamu..." kata Helen terkejut. Perubahan Yunna terlalu besar.

 

Namun saat ini Yunna malah berkata dengan dingin, "Kakak senior, Leo adalah adik juniorku. Kamu jangan menipu orang sendiri, kalau kamu berani, tipulah orang lain."

 

Yunna tidak terlalu menyukai Helen sejak awal dan dia hanya berpura-pura saja. Sekarang dia sudah menemukan adriel, jadi dia tidak perlu lagi berpura- pura dan akan bersikap apa adanya.

 

"Adik junior Yunna! Kamu harus pikirkan bagus - bagus, ini adalah keluarga Dumin! Kak Dilan adalah putra sah keluarga Dumin. Leo dan kamu hanya orang dari Sagheru, aku demi kebaikanmu !" kata Helen.

 

Helen cemas bahkan merasa sedih. Menurutnya kebaikannya sudah disalahartikan.

 

Yunna tertawa dingin, "Kakak senior Helen, dari awal hingga akhir, itu hanya pemikiranmu saja. Aku juga dipaksa olehmu."

 

"Lebih baik kita jelaskan semua ini. Kamu selalu mengatakan bahwa Leo hanya akan menyerah kepada orang yang berkuasa. Tapi menurutku, orang yang selalu menyerah kepada orang yang berkuasa adalah kamu," kata Yunna.

 

Setelah selesai berbicara, Adriel bahkan merasa malu karena Helen. Kebohongan tidak akan menyakiti orang, tetapi kebenaran adalah pisau paling tajam

 

Meskipun Helen tidak mengakui, tetapi dia selalu bekerja kepada orang yang berkuasa dan dia selalu memandang rendah siapa pun.

 

"Leo! Suatu hari nanti akan ku bongkar semua perbuatanmu! Biar semua orang bisa melihat wajah aslimu!" kata Helen.

 

Helen terlalu lama berpura-pura, jadi mungkin dia juga berhasil menipu dirinya sendiri, sehingga dia menjadi marah karena merasa difitnah.

 

"Ayo pergi," ajak Adriel ke Yunna.

 

Adriel tidak ingin menghiraukan mereka. Tidak ada hal yang lebih penting dari melepas rindu dengan Yunna.

 

Namun saat itu, Dilan malah melangkah maju dan menghentikan Adriel. Lalu dia berkata dengan wajah muram, "Siapa yang mengizinkanmu pergi? Aku meminta kerjasama kamu dalam penyelidikan ini. Apa kamu nggak dengar?"

 

"Baiklah, jadi apa yang harus aku lakukan untuk penyelidikanmu?" kata Adriel sambil tertawa.

 

"Sangat mudah," kata Dilan.

 

"Lepaskan semua pakaianmu dan pegang kepalamu dengan kedua tanganmu di sini. Aku ingin lihat apa kamu membawa senjata!" kata Dilan mencibir.

 

Yunna segera marah, "Dilan, kamu terlalu berlebihan!"

 

"Berlebihan?" tanya Dilan tak acuh. Lalu, dia berkata kepada Helen, "Apa menurutmu aku terlalu berlebihan?"

 

Helen mengerutkan keningnya. Tindakan ini memang sedikit menghina.

 

Namun, karena itu Leo...

 

Yang terpenting saat ini adalah memadamkan api amarah Dilan.

 

Helen berkata dengan tenang, "Ini adalah prosedur untuk mencari tersangka. Adik junior Yunna, diamlah kalau kamu nggak mengerti."

 

Mendengar perkataan Helen, Dilan setuju dan menatap Adriel dengan senyuman sinis, lalu berkata, "Benar apa yang dikatakan kakak seniormu. Leo, mengapa kamu nggak mengikuti perkataan kakak seniormu?"

 

Adriel meliriknya sejenak dan berkata, "Maukah kamu dengarkan saranku? Lebih baik jangan lanjutkan penyelidikan ini."

 

"Apa kamu sudah bosan hidup? Kamu memohon belas kasihan untuk pembunuh itu?" kata Dilan. Dia mengerutkan keningnya sambil memperhatikan Adriel sejenak, tiba-tiba ekspresinya berubah, dia mendekati dan mengancam Adriel, "Katakan! Apa kamu pernah melihat pembunuh itu?"

 

"Iya, aku pernah melihatnya," jawab Adriel sambil menganggukkan kepalanya. Lalu dia menunjuk ke gedung kepala akademi dan berkata, "Kepala Akademi yang membunuhnya. Datang dan carilah dia."

 

Dilan terkejut, lalu marah besar, "Berani sekali kamu mempermainkanku! Cari mati!"

 

Tanpa ragu dia langsung menyerang Adriel dengan satu pukulan.

 

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1358 Membakar Langit ~ Bab 1358 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.