Membakar Langit ~ Bab 1363

 

Bab 1363

 

Setelah merenungkan semua ini, Adriel menjentikkan jarinya dengan ringan.

 

Dilan tergeletak di tanah seperti anjing mati, terengah-engah hebat dan pakaiannya basah kuyup.

 

"Obat, obat penawar ... " ucap Dilan dengan lemah.

 

"Pak Dilan, jangan bercanda," sahut Adriel sambil tersenyum, "Kamu sendiri yang bilang, masuk ke Akademi Arjuna adalah satu-satunya kesempatan bagiku untuk berinteraksi dengan orang sekelasmu.

 

Jika melepaskanmu, di mana aku harus mencari kesempatan berikutnya?"

 

Melihat senyuman hangat Adriel, Dilan tiba-tiba merasa putus asa.

 

Namun, Adriel tidak berbicara omong kosong kepadanya, dia mengangkat kakinya dan berjalan pergi sambil berkata, "Kamu punya waktu satu jam untuk menawarkan racun. Tapi, sebaiknya kamu nggak mengungkapkan siapa yang meracunimu. Supaya saat kamu gagal menawarkan racun, aku nggak perlu membalas dendam padamu. Satu jam kemudian, aku ingin melihat tiga bahan obat ribuan tahun."

 

Dilan berjuang untuk berdiri dan berjalan pergi dengan tergesa-gesa.

 

Adriel berjalan lurus menuju asramanya. Bahan obat yang dia inginkan dipersiapkan untuk Felicia, mengendalikan seorang Guru Bumi tingkat sembilan membutuhkan beberapa bahan obat langka

 

Saat dirinya masuk ke dalam kamar, Adriel melihat bahwa Lila sudah tertidur. Bagaimanapun, Lila hanya manusia biasa dan dia sangat lelah setelah pertempuran besar itu.

 

Sementara itu, Felicia diikat di kursi oleh Lila yang memiliki kebiasaan buruk. Felicia tertidur lelap, dengan beberapa noda di tubuh dan wajahnya.

 

Suara Adriel yang berjalan masuk juga langsung membangunkan Felicia.

 

"Kamu, jangan mendekat ... "

 

Saat ini, Felicia menatap Adriel dengan ketakutan, dia berteriak ketakutan seolah-olah melihat iblis.

 

"Jangan berteriak dan membangunkan Lila. Kamu sudah tahu apa yang akan kamu hadapi, 'kan?" tanya Adriel.

 

Adriel membuka ikat pinggangnya dan berjalan mendekat.

 

Seluruh tubuh Felicia gemetar saat teringat pada Lila, si Lila itu benar-benar seorang maniak!

 

Bisa dikatakan bahwa Lila adalah kekuatan utama yang menyiksa dirinya.

 

Felicia mengecilkan suaranya dan berkata sambil menangis, "Aku mohon padamu, jangan siksa aku lagi. Aku salah, aku benar-benar salah."

 

Felicia memohon dengan getir dan seluruh keangkuhannya sudah hilang.

 

"Jangan khawatir, aku nggak sepicik itu. Bagaimanapun, kita harus saling bertoleransi sebagai sesama manusia..."

 

Lebih dari satu jam kemudian.

 

Adriel keluar dari kamar dengan puas.

 

Felicia di belakangnya diam-diam berderai air mata. Sebagai seorang Guru Bumi tingkat sembilan dan tokoh besar dalam keluarga Buana, dia malah terpuruk dan menjadi mainan. Dalam hatinya hanya merasa sangat terhina dan marah.

 

Setelah Adriel berjalan keluar, terlihat Yunna berdiri di luar pintu. Tampaknya dia sudah menunggu beberapa saat, tangannya juga memegang sebuah kotak.

 

"Aku datang untuk mengobrol denganmu, dan menemukan ini di depan pintumu," ucap Yunna.

 

Yunna melihat Adriel dengan tatapan bingung dan menyerahkan kotak itu.

 

"Dilan cukup pengertian," gumam Adriel.

 

Wajah Adriel tetap tenang, dia membuka kotak dan tersenyum puas.

 

Selain bahan obat, di dalamnya juga ada sebuah surat yang menjelaskan bahwa Dilan memiliki 80 poin dan semuanya dialihkan ke Adriel...

 

"Sudah berapa lama di sini?" tanya Adriel dengan berdeham ringan sambil menutup kotak itu.

 

"Aku di sini saat kamu mengatakan toleransi Yunna sedikit tersentak, lalu bertanya dengan curiga, "Kamu sepertinya sedang memberi pelajaran pada bawahanmu?"

 

Adriel berpikir sejenak, lalu menyahut dengan tegas.

 

"Kamu memiliki hubungan dengan leluhur keluarga Buana?" tanya Yunna lagi.

 

"Benar," jawab Adriel.

 

"Tampaknya aku yang nggak pantas untukmu," ucap Yunna sambil tersenyum mengejek diri sendiri.

 

"Ini..." gumam Adriel.

 

"Aku akan kembali berlatih," tutur Yunna.

 

Setelah Yunna selesai bicara, dia berbalik dan pergi.

 

Terlihat cukup kuat, tampaknya masih berpegang pada gagasan untuk bersanding dengan Adriel di puncak.

 

Melihat sosok tegar Yunna, Adriel hanya bisa tersenyum tanpa daya.

 

Sekarang sudah malam, Adriel memutuskan untuk membawa kotak dan kembali ke halaman kecil.

 

Keesokan paginya.

 

Setelah Adriel memberikan pil obat kepada Felicia, dia langsung pergi menuju Mata Air Abadi. Pada saat bersamaan, dia juga mengirimkan pesan kepada Dilan untuk menemuinya di Mata Air Abadi.

 

Anak ini menghabiskan semalaman untuk mencari penawar, sekarang dia pasti sudah merasa putus asa. Dirinya juga bisa mencari tahu rahasia keluarga Dumin.

 

Setelah tiba di Mata Air Abadi, Adriel langsung berjalan masuk ke dalam. Dia mencari tempat di lingkaran ketiga, duduk untuk berlatih, menghirup dan mengeluarkan hawa dingin.

 

Energi sejati yang membara di dalam tubuhnya juga perlahan-lahan bergerak di bawah rangsangan Mata Air Abadi.

 

Yin dan Yang saling menyatu, seketika membuat tubuh Adriel merasa sangat nyaman. Energi sejati yang belum lama pecah juga meningkat dengan cepat.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1363 Membakar Langit ~ Bab 1363 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.