Bab 1364
Sekarang Adriel hanya perlu mengisi
ulang selama delapan jam. Paling lama satu hari lagi, Adriel merasa bahwa dia
memiliki kesempatan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi!
Namun, hanya itu saja tidak cukup,
dirinya harus mencari cara untuk mengusir orang-orang agar bisa masuk dan
berenang di Mata Air Abadi ...
Saat sedang memikirkan hal ini,
Adriel tiba-tiba merasakan sebuah energi sejati menghampirinya
Adriel tiba-tiba terbangun dari
keadaan berlatih, lalu bangkit dan terjatuh ke samping. Dia melihat dengan
ekspresi dingin, muncul sebuah lubang kecil di tempatnya berada sekarang!
Jika seorang praktisi bela diri biasa
mengalami ini, kemungkinan besar dia akan langsung terjerumus ke dalam
kegilaan!
Pada saat ini, hanya terlihat Ceol
berjalan masuk dan diikuti oleh seorang murid muda.
Saat ini, murid itu menatap Adriel
dengan dingin dan berkata, "Di dalam lingkaran ketiga, harus memiliki
token guru untuk dapat masuk ke dalam dan berlatih. Sebagai seorang murid,
hanya boleh berada di luar lingkaran ketiga, kamu bahkan nggak mengerti aturan
ini?"
Adriel menatapnya sejenak, lalu
tersenyum dengan lembut dan bertanya, "Kamu adalah?"
"Aku adalah murid langsung Guru
Ceol. Murid inti, Aska"
Dia berkata sambil tersenyum sinis.
"Ternyata begitu," sahut
Adriel
Adriel mengangguk, mengulurkan
tangannya kepada Ceol dan berkata, "Silakan, Guru Ceol."
Ceol tersenyum meremehkan, lalu dia
duduk di tempat yang telah di duduki oleh Adriel sebelumnya.
Aska juga tersenyum bangga dan
berniat untuk duduk dengan anggun di samping Ceol.
Namun pada saat ini, Adriel tidak ke
sana, dia hanya menunjuk Aska dan berteriak, "Aska, aku ingin melakukan
pertempuran hidup dan mati denganmu. Apakah kamu berani menerima
tantanganku?"
"Apa?"
Aska langsung menatap Adriel dengan
terkejut.
Bahkan wajah Ceol juga dipenuhi
dengan ekspresi aneh.
Pertempuran hidup dan mati?
Akademi memang memiliki aturan ini!
Hanya ketika ada dendam yang tidak
dapat diselesaikan, seseorang akan mengusulkan pertempuran hidup dan mati. Akan
tetapi, sekarang dirinya hanya mengambil sebuah tempat duduk dan Leo mengajukan
pertempuran hidup dan mati?
Bukankah dia aneh?
"Nggak berani terima? Kalau
begitu enyahlah dari sini. Pengecut nggak pantas memiliki sumber daya!
"seru Adriel dengan nada dingin.
"Kamu, kamu... "
Aska sangat marah dan hampir muntah
darah.
Dan hal ini menarik perhatian semua
orang, mereka menatap dirinya sambil berbisik-bisik dan mengomentari.
"Guru... " Aska agak panik
dan melihat Ceol dengan tatapan memohon.
Dia tahu kekuatan Adriel. Adriel
berhasil mengalahkan Dilan yang berada dalam keadaan puncak, bagaimana dia bisa
menerima tantangannya?
Sekarang nama Leo sudah sangat
terkenal di Akademi Arjuna!
Seorang murid yang baru masuk telah
mengalahkan Dilan yang berada di peringkat tiga besar Tujuh Pemuda Arjuna,
ketenaran semacam ini telah mengguncang seluruh akademi
"Leo, jangan terlalu menindas
orang!" teriak Ceol.
Adriel maju selangkah dan tidak
mengalah, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Aku memang memaksamu, kamu
bisa apa?"
Ceol terus menatap Adriel untuk
sesaat, kemudian dia mendengus dingin. Dia memberikan tempat kepada Adriel dan
hendak duduk di sisi lain.
Namun, sebelum Ceol duduk, Adriel
tersenyum sinis dan berkata, "Guru Ceol, aku lupa memberitahumu. Selama
aku sedang berlatih, kamu tidak diizinkan untuk melangkah ke dalam Mata Air
Abadi. Jika tidak, aku akan melakukan pertarungan hidup dan mati dengan
muridmu! Nggak tahu berapa banyak murid yang bisa kamu korbankan!"
"Kamu! Kamu!"
Ceol menatap Adriel dengan tidak
percaya. Aku hanya menindasmu sejenak untuk mengembalikan sedikit harga diriku,
tetapi kamu malah terus berselisih denganku?
Namun, melihat tatapan dingin Adriel
yang beralih ke Aska, Ceol menggertakkan giginya dan berkata, " Ayo
pergi!"
Kali ini, Aska bagai menghindari
wabah dan segera pergi bersama Ceol.
Adriel memindai orang-orang lainnya,
tiba-tiba dia tersenyum lembut dan berkata, "Semuanya, bisakah memberiku
kemudahan dan nanti baru masuk untuk berlatih? Aku takut akan ada orang yang
menyerangku lagi. Hari ini kalian memberiku muka, kelak aku juga akan memberi
kalian muka."
Sudut bibir semua orang berkedut,
sialan ini sedang memohon atau mengancam?
Benar-benar preman Akademi!
Namun, semua orang juga tidak berani
banyak bicara, mereka semua mundur satu per satu dan tidak berani menyinggung
Adriel si preman Akademi.
Setelah semua orang pergi, Adriel
menatap Mata Air Abadi dengan penuh semangat. Dia mengeluarkan pedang setengah
jadi dan masuk ke dalam Mata Air Abadi tanpa ragu.
Hari ini akhirnya mendapatkan
kesempatan untuk mengamuk. Delapan jam, sudah cukup bagi pedang setengah jadi
untuk menyerap banyak logam Tentara Agung di dasar Mata Air Abadi, bukan?
No comments: