Membakar Langit ~ Bab 1366

 

Bab 1366

 

Wafa terdiam sejenak dan berkata, "Dalam hal ketampanan, apa kamu bisa mengalahkanku?"

 

"Sialan!"

 

Adriel mengumpat dalam hati, "Wafa ini memang sangat tampan."

 

Melihat Adriel kalah, Wafa berkata, "Semoga suatu hari nanti Leo dapat mengguncang Kota Srijaya dan membuat para genius tingkat iblis itu terkejut. Pada saat itu, aku akan bersaing dengan Leo!"

 

Selesai berbicara, dia melambaikan tangannya dan pergi.

 

Seolah-olah dia benar-benar hanya datang untuk mengingatkan Adriel tentang ini.

 

Namun, Adriel melihatnya dengan tajam. Dia bisa merasakan bahwa meskipun pihak lain terlihat santai saat berbicara, sebenarnya dia tegang dan mencari celah, seolah-olah siap untuk menyerang kapan saja.

 

Jika menemukan kelemahan, mungkin dia akan menyerang dirinya.

 

Pada saat ini, Adriel merasa sedikit tersentak. Saat melihat dengan mata gandanya bahwa di luar, ada Dilan yang berjalan ke arahnya dengan kebingungan, dia pun bangkit, lalu tersenyum dan berkata, "Kak Wafa, ayo keluar bersama."

 

Pada saat ini, Ceol juga melihat Dilan datang. Seketika itu, dia langsung merasa senang, tetapi dia menahan diri untuk tidak menghampiri Dilan.

 

Aska sangat bijaksana, dia seg segera menghentikannya dan berkata, "Dilan, apa kamu juga dipanggil guruku?"

 

Ekspresi Dilan tampak lelah. Dia sudah mencari obat penawarnya sampai sekarang, tetapi tidak menemukan solusi.

 

Pada saat itu, Dilan dan Master Kenzo dari keluarganya memulai dengan mengatakan "Aku punya seorang teman".

 

Siapa sangka setelah Master Kenzo bertanya tentang situasinya, dia membiarkan temannya itu menunggu mati.

 

Sekarang, suasana hatinya sedang tidak baik. Ketika melihat Aska, dia langsung merasa sedikit tidak sabar. Orang ini hanya seorang murid inti biasa saja dan tidak penting baginya. Biasanya, dia juga malas untuk memperhatikannya.

 

Namun, mengingat guru pihak lain berada di sini, putra dari keluarga bangsawan ini membuatnya menahan amarah dan berkata, "Guru Ceol memanggil untuk apa?"

 

Aska terkejut sejenak, lalu tersenyum dengan antusias dan berkata, "Tentu saja untuk bertarung dengan Leo..."

 

Aska menjelaskan segala sesuatunya dengan jelas dan terperinci.

 

Namun, saat mendengar hal itu, ekspresi Dilan sedikit berubah. Lalu, dia berkata, "Apa kalian sudah menyinggung Adriel?"

 

"Kak Dilan, apa maksudmu?" tanya Aska dengan terkejut, kemudian berkata lagi, "Justru dia yang menyinggung kami."

 

"Oh, ya. Dia juga sudah menyinggung Kak Dilan, ' kan? Kak Dilan seharusnya tahu kalau Leo itu licik dan nggak tahu malu. Dia suka menggunakan tipu muslihat dan mengancam orang lain ... "

 

Setelah mendengar ini, Dilan mengepalkan tinjunya dengan erat dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia sangat setuju dengan perkataan ini.

 

Leo itu memang sangat jahat!

 

Mendengar percakapan itu, Ceol mengisyaratkan kepada Aska untuk menyulut amarahnya.

 

Aska buru-buru berkata, "Kudengar Kak Dilan dikalahkan oleh Leo? Tapi, Leo serakah dan tinggal di Mata Air Abadi selama tiga jam."

 

"Setelah keluar, pasti kondisinya sangat buruk. Kenapa Kak Dilan nggak memanfaatkan kesempatan itu untuk membalas rasa malumu?"

 

Dilan merasa sedikit bingung mendengar hal ini. Tiba-tiba, dia mendengar suara gerbang berderit.

 

Dia terkejut saat melihat Adriel dan Wafa keluar dari gerbang, yang sedang menatap dirinya dengan tatapan dingin.

 

Aska justru menjadi bersemangat, lalu menunjuk Adriel sambil berkata, "Leo! Sekarang, Kak Dilan ingin menantangmu, apa kamu berani menerima tantangan itu?"

 

Tiba-tiba, Dilan mengangkat kakinya, lalu menendang Aska dari belakang!

 

Syut!

 

Aska berteriak dan langsung terlempar sejauh sepuluh meter!

 

Ceol seketika menjadi bingung. Dia menunjuk Dilan dan berkata, "Kamu, bagaimana kamu bisa ... "

 

Pada saat ini, semua orang menatapnya dengan tidak percaya.

 

Dilan berteriak marah, "Aku bukan orang yang baik, tapi aku selalu bertindak jujur dan nggak pernah memanfaatkan kelemahan orang lain!"

 

"Aku kalah ya kalah. Aku menerimanya!"

 

"Aku nggak mengerti kenapa kamu ingin aku menantang Leo saat dia lemah? Apa aku terlihat seperti orang jahat yang licik?"

 

Ceol dan Aska terdiam.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1366 Membakar Langit ~ Bab 1366 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.