Bab 1367
Pada saat ini, semua orang melihat
Dilan dengan kaget.
Kapan dia menjadi begitu bijaksana?
"Bukan begitu, Kak Dilan. Kenapa
kamu begitu ujar Aska dengan tidak percaya.
Ini bukan gaya Dilan. Bukankah dia
itu seharusnya membalas?
Saat melihat Adriel yang ekspresinya
dingin, hati Dilan gemetaran. Dia mengumpat dalam hati bahwa bintang sial ini
sepertinya masih tidak puas
Dia langsung menunjuk Aska dan
berteriak, "Orang rendahan sepertimu berani meremehkan perilakuku? Ayo,
pertarungan hidup dan mati! Berani nggak?"
Lagi-lagi pertarungan hidup dan mati?
Saking takutnya, Aska menatap Ceol
sampai wajahnya pucat.
"Ayo, pergi!" seru Ceol
setelah menarik napas dalarn -dalam.
"Hah?"
"Aku bilang pergi!" kata
Ceol dengan marah, lalu pergi.
Semua orang terkejut melihat adegan
ini.
Ceol itu seorang guru, mengapa dia
pergi begitu saja?
Pada saat itu, Wafa melihat Adriel
dengan heran dan berkata, "Bagaimana Leo membuatnya menyerah?"
Adriel tersenyum dan berkata,
"Seorang pria yang nggak dihormati akan kehilangan martabatnya."
"Maksudnya?" tanya Wafa
dengan bingung.
"Seorang pria harus memukul
dengan keras agar bisa membangun martabatnya."
Wafa terdiam sejenak, lalu berkata,
"Leo, kamu benar."
Pada saat itu, Dilan sudah berjalan
ke arah Adriel sambil tersenyum paksa dan berkata, "Leo, bisakah kita
bicara sebentar..."
Adriel melihat Wafa sejenak. Wafa
tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan pergi.
"Nggak ada yang memberimu obat
penawar?" tanya Adriel sambil tersenyum.
Dilan menarik napas dalam-dalam, lalu
tersenyum paksa dan berkata, "Kemampuan Leo memang luar biasa. Kelak, aku
pasti akan tunduk pada perintahnya..."
Adriel berkata, "Ada berapa
orang yang punya Teknik Tubuh Api Surgawi di keluarga Dumin?"
"Total ada lima orang, termasuk
aku. Leluhur keluargaku, Juan, memiliki kekuatan terkuat, yang berada di
tingkat langit tahap kesembilan."
Dilan tidak berani menyembunyikannya,
jadi dia segera mengeluarkan ponselnya. Di dalamnya, ada foto dan data dari
kelima orang yang memiliki Teknik Tubuh Api Surgawi.
Adriel melirik sekeliling dengan
tatapan lembut, lalu berkata, "Apa kamu tahu tentang Enam Jalur Puncak
Kematian?"
Dilan langsung terkejut dan berkata,
"Tahu, kok. Itu kan organisasi pengkhianat negara... 11
Adriel mengernyit. Dengan teknik
membaca pikiran, dia melihat bahwa Dilan memang tidak tahu apa- apa tentang
Enam Jalur Puncak Kematian, sepertinya dia belum cukup memenuhi syarat.
"Ceol masih berutang padaku enam
tanaman obat seribu tahun. Cepat pergi dan ambilkan untukku."
Mendengar kata-kata ini, ekspresi
Dilan sedikit berubah. Dia berkata, "Ceol itu orangnya Wakil Kepala
Akademi... "
"Terus?"
Dilan menggertakkan giginya, lalu
berbalik dan pergi.
Sesaat kemudian, Adriel berjalan ke
halamannya sendiri sambil memikirkan Wafa. Orang ini selalu membuatnya merasa
aneh, tetapi dia tidak bisa menjelaskan apa yang aneh.
Sepertinya orang ini perlu diselidiki
dengan cermat.
No comments: