Membakar Langit ~ Bab 1376

 

Bab 1376

 

"Kalian sebenarnya punya dendam apa? Bagaimana kamu bisa membuatnya begitu marah padamu?" tanya Leony dengan tatapan tak percaya pada Adriel.

 

Bagaimanapun juga, Ron memang orang yang kaku dan tidak pandai bersosialisasi, tapi tetap ada batasnya. Pasti Adriel pernah membuatnya marah sebelumnya.

 

"Mungkin karena dia terpikat pada tubuh segar dan menggoda ini, hingga membuatnya tergiur," jawab Adriel sambil menampilkan senyuman samar yang penuh arti dan menatap Ron dengan tatapan yang mendalam.

 

Jawaban macam apa itu?

 

Semua orang terperangah.

 

"Berani -beraninya kamu menghina Pak Ron, cari mati ya!" seru Ceol dengan marah.

 

Ceol merasa bahwa Adriel sedang menghina gurunya.

 

Namun, Ron hanya mengernyitkan alisnya dan melangkah maju, seketika memancarkan tekanan dahsyat yang berasal dari kekuatan tingkat langit dan mengguncang seluruh ruangan!

 

Semua orang merasa kesulitan bernapas, rasa takut menjalar di hati mereka, seakan-akan di bawah kekuatan ini, mereka hanyalah serangga kecil.

 

Bahkan ekspresi Leony pun berubah dan buru-buru mencoba melindungi Adriel.

 

Namun saat itu, Adriel justru melangkah maju, tersenyum sinis dan berkata, "Pak Ron, kenapa aku rasa, sepertinya yang kamu inginkan justru agar aku diam? Sepertinya kamu takut aku akan mengungkapkan sesuatu, ya?"

 

Ron menyipitkan matanya sejenak lalu menatapnya dengan tajam. Kemudian dia berkata, "Kamu memang keras mulut, tapi sayang, kartu asmu nggak cukup kuat. Semua koneksi yang kamu bangun nggak ada satu pun yang bisa membuat aku takut! Masih nggak mau menyerah?"

 

Sambil berkata begitu, suasana di sekelilingnya tiba- tiba berubah menjadi sangat mengguncang. Ron segera mengangkat tangan dan langsung menyerang ke arah Adriel.

 

Tangan besar itu terbuka lebar seperti jaring langit dan bumi. Dengan energi sejati yang menggulung di setiap inci ruang tersebar tanpa terkendali.

 

Para mentor di Akademi Arjuna langsung menunjukkan wajah penuh rasa hormat.

 

Inilah kekuatan tingkat langit!

 

"Aku sudah berusaha semaksimal mungkin... " kata Dilan. Dia ketakutan dan wajahnya berubah pucat, kemudian tanpa ragu bergerak mundur ke belakang.

 

Leony yang menghadapi tangan besar bagaikan kekuatan alam itu juga pucat pasi dan merasa kesulitan untuk bernapas.

 

Kekuatan ini terlalu besar, bukan sesuatu yang bisa dia halangi.

 

Di hadapan tangan besar itu, Adriel hanya menatap ke luar jendela dan menghela napas pelan, lalu berkata, "Selalu suka menyelamatkan di saat-saat terakhir, pria tua itu memang suka main-main

 

Begitu kata-kata itu diucapkan, sebuah pukulan telak sudah menghantam dengan keras.

 

Namun, pada saat itu, sebuah sosok tiba-tiba muncul dan berdiri di depan Adriel. Dengan lengan besar berwarna hitam yang terayun, menghentikan serangan tersebut tanpa meninggalkan jejak.

 

Wajahnya tampak memiliki beberapa bekas luka tipis yang terlihat dingin dan tegas. Dengan ekspresi wajah yang keras seperti besi terlihat penuh kewibawaan yang tak bisa diganggu gugat.

 

"Agus?"

 

"Pak Agus?"

 

"Kenapa dia bisa datang?"

 

Saat Agus muncul, semua orang terkejut luar biasa. Mulut mereka ternganga melihat sosok Agus di hadapan mereka.

 

Bahkan Ron begitu melihat kemunculan Agus, untuk pertama kalinya menunjukkan ekspresi terkejut.

 

Agus adalah sosok paling misterius di akademi. Dia jarang muncul di depan orang banyak dan tidak memegang jabatan apapun di akademi.

 

Meskipun tanpa posisi resmi, tidak ada seorang pun yang berani meremehkannya.

 

Karena dia adalah tangan kanan paling dipercaya oleh sang kepala akademi!

 

Konon, mereka berdua adalah teman hidup-mati!

 

Ini adalah sosok yang berada di luar aturan akademi.

 

Namun, bagaimana dia bisa muncul di sini?

 

Saat itu, di bawah tatapan terkejut semua orang, Agus berdiri dengan tangan terlipat di belakang, matanya dingin seperti pisau, menatap Adriel dan berkata, "Kamu yang kirim pesan?"

 

Adriel tersenyum dan mengangguk.

 

Ron yang melihat situasi itu, tiba-tiba kehilangan sikap dominannya yang biasanya. Matanya penuh keraguan saat menatap Agus, sama sekali tidak berani bersikap sembarangan.

 

Meskipun dia adalah wakil kepala akademi yang hanya mengurusi urusan internal akademi, kekuasaannya berasal dari Daniel dan posisinya bisa dibilang hanya di bawah Daniel dan di atas semua orang.

 

Namun, dia tahu bahwa posisi wakil kepala akademi ini adalah posisi yang Agus tidak ingin ambil dan Daniel hanya terpaksa memberinya posisi itu.

 

Agus yang bisa menyerahkan posisi itu, juga bisa kapan saja merebutnya kembali!

 

"Pak Agus, kamu... Kenapa datang ke sini... "

 

Ron sangat bingung, karena seharusnya Agus tidak akan terlibat dalam urusan sepele seperti ini.

 

"Dia nggak kasih tahu kamu?" tanya Agus.

 

Beri tahu apa?

 

Ron terkejut, tetapi tiba-tiba melihat senyum lembut di wajah Adriel yang menatapnya dan berkata, "Pak Ron, aku bilang aku sedang menunggu seseorang." 1

 

Menunggu seseorang...

 

"Kamu bukan menunggu Dilan, bukan keluarga Buana, kamu menunggu..." kata Ron. Kemudian dia terdiam sejenak, lalu melihat Agus dengan tatapan terkejut.

 

Agus menjawab dengan tenang, "Orang yang dia tunggu bukan aku."

 

"Dia sedang menunggu Pak Daniel."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1376 Membakar Langit ~ Bab 1376 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.