Membakar Langit ~ Bab 1380

  

Bab 1380

 

Dia menghela napas panjang, lalu berkata, " Sudahlah, kalau mau transfer kekuatan ya lakukan saja. Lagipula, Akademi Arjuna takkan rugi hanya karena kamu pensiun."

 

"Tapi yang aku khawatirkan adalah kalau dia mendengar niatmu yang tiba-tiba ini, dia mungkin akan curiga."

 

"Bagaimanapun, dulu saat dia dalam bahaya, kamu nggak datang menolong. Sekarang tiba-tiba ingin menyerahkan seluruh kemampuanmu padanya? Jika hal seperti ini terjadi padamu, apa kamu percaya begitu saja?"

 

Mendengar itu, Agus pun menarik rambutnya dengan rasa frustrasi, lalu berkata, "Jadi, apa yang harus kulakukan?"

 

"Untuk sementara, jangan buru-buru saling mengenal dulu. Coba cari tahu dulu dan lihat bagaimana sikapnya," ujar Daniel sambil menarik napas dalam.

 

"Kalau dia sudah memaafkanmu, barulah kamu transfer kekuatan itu!"

 

"Namun, kalau dia masih merasa curiga padamu, maka pelan-pelan saja, tunjukkan niat baikmu. Kalau terus kamu perlakukan dengan baik, meski sekeras batu pun, lama-lama akan luluh, bukan? Saat itulah waktunya untuk saling mengenali."

 

"Hanya itu cara satu-satunya?" tanya Agus dengan putus asa.

 

Daniel mengangguk dengan penuh keyakinan, matanya memancarkan kebijaksanaan dan berkata, " Hanya itu cara satu-satunya!"

 

Di sisi lain, di dalam ruang interogasi.

 

Semua orang menunggu dengan gelisah kabar yang ditunggu-tunggu.

 

Tak lama kemudian, terlihat Leo masuk bersama Adriel. 3

 

Pandangan semua orang langsung tertuju pada mereka berdua.

 

"Pak Ron, bagaimana hasilnya?!" tanya Ceol dengan cemas.

 

"Apa kata Pak Daniel?" tanya Leony dengan wajah penuh kekhawatiran.

 

Meskipun Legan di telepon tadi terdengar sangat yakin, Leony yang sudah lama mengurus urusan akademi merasa Pak Daniel akan cenderung berpihak pada Leo, jadi dia tetap diliputi keraguan.

 

Pada saat yang sama, semua orang menatap Leo dengan penuh harap.

 

Sebagai Wakil Kepala Akademi yang terpandang, jika sampai gagal menangani seorang murid, tentu wibawanya akan runtuh.

 

Seperti sekarang, tatapan hormat dari orang-orang terhadap Leo tampaknya sedikit berkurang.

 

Merasa sorotan pandangan mereka, Ron memperlihatkan sedikit ejekan di matanya, tetapi wajahnya tetap tenang, lalu berkata, "Pak Daniel bilang agar aku berunding, untuk memutuskan bagaimana menangani Leo."

 

Bam!

 

Begitu mendengar hal itu, wajah Ceol tampak gembira.

 

Sementara orang-orang lainnya juga tampak lega, wajah mereka kembali menunjukkan rasa hormat yang biasa.

 

Mereka merasa geli pada diri sendiri, sempat meragukan hal yang seharusnya jelas. Bagaimana mungkin seorang murid bisa melawan Wakil Kepala Akademi?

 

Leony pun menghela napas, akhirnya menyadari bahwa tangan kecil takkan mampu menahan kaki besar.

 

"Kalau begitu mari kita bahas, dan ikuti peraturan," katanya dengan tenang.

 

Ron kemudian duduk di kursi utama, dengan sikap mengendalikan segalanya dan berkata dengan nada ringan, "Baik, tahan dia selama sebulan, dan nggak seorang pun diizinkan menjenguk!"

 

"Ceol, urus masalah ini."

 

Ceol dengan tatapan penuh ancaman langsung melihat ke arah Adriel dan berkata, "Tenang saja, Pak Ron. Aku akan memastikan dia berubah menjadi orang yang lebih baik!"

 

Aturan?

 

Bukankah penafsiran peraturan ada di tangan kita?

 

Meski hukuman sebulan terlihat ringan, di bawah pengawasanku, sebulan nanti Adriel mungkin hanya akan tersisa satu helaan napas saja!

 

"Nggak bisa! Jangan biarkan Ceol yang mengawasi!" kata Leony dengan cemas.

 

"Diam!" bentak Ron.

 

"Kamu.. "

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1380 Membakar Langit ~ Bab 1380 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.