Membakar Langit ~ Bab 1388

  

Bab 1388

 

Pada saat yang sama, di sisi lain.

 

Dastan mengikuti Malio sambil tersenyum pahit, lalu dia berkata, "Kak, jangan mempersulit Leo. Dia punya orang kuat yang melindunginya. Kita nggak akan mampu menghadapinya."

 

"Apa kamu ingin aku mundur di hadapan seorang anak manja yang hanya bisa menggertak dengan kekuasaan?" tanya Malio dengan nada dingin.

 

Akhirnya, Dastan hanya bisa menghela napas. Kakaknya ini telah mengalahkan banyak pemuda kaya selama ini. Terutama hari ini, ketika Adriel tidak berani bertarung. Ini membuat Malio makin memandang rendah dirinya.

 

Namun, entah kenapa Dastan merasa tatapan Adriel tadi agak aneh. Bukan seperti dia tidak berani bertarung, tetapi lebih seperti tidak tertarik untuk bertarung!

 

"Bagaimanapun juga, aku nggak akan mundur melawannya. Aku juga nggak akan menyerahkan Wennie kepadanya. Mungkin sekarang Wennie sedang terpesona oleh kekuasaan Leo, itulah sebabnya dia mendekatinya. Tapi saat aku mengalahkan Leo secara terhormat, kelak aku akan diakui oleh orang-orang kuat, serta memiliki masa depan yang cerah. Sepuluh tahun dari sekarang, bisa jadi Leo yang akan memohon padaku agar nggak menggunakan kekuasaanku untuk menindasnya!" kata Malio.

 

Sikap tak kenal menyerah terlihat dalam sorot mata Malio.

 

Bagi Malio, Wennie sudah lama menjadi wanita yang dia kagumi dan tak bisa dia lepaskan. Di matanya, Adriel hanyalah anak manja, alat bagi dirinya untuk meraih ketenaran. Tentu saja Adriel tidak bisa dibandingkan dengan dirinya.

 

Dastan merasa tidak nyaman, ingin membujuk kakaknya lagi.

 

Namun, Malio mengerutkan kening sembari berkata, "Apa kamu kira aku akan kalah dari Leo dalam seleksi?"

 

Dastan berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku rasa nggak mungkin."

 

Bagaimanapun juga, Malio adalah orang di peringkat kedua dari Tujuh Pemuda Arjuna. Bahkan Dilan saja tidak mampu bertahan lebih dari sepuluh jurus di hadapannya.

 

Ketika melawan Wafa, dia hanya kalah tipis. Jika bertanding lagi, hasilnya masih bisa diperdebatkan.

 

"Dalam tujuh hari lagi, seleksi akan dimulai. Saat itu, aku akan membuat Leo mengerti betapa konyolnya kekuasaannya di hadapan bakat dan kerja keras. Saat itu, dia akan menyadari perbedaan antara dirinya dan aku!" ujar Malio sambil mendengus dingin, lalu melangkah pergi.

 

Di sisi lain.

 

Di puncak gunung.

 

Ron mengeluarkan energi sejati yang membentuk sayap di punggungnya, melayang seperti bayangan, lalu mendarat perlahan.

 

Kemudian, dia melihat sosok yang berdiri di puncak gunung, tampak membelakanginya. Angin gunung berembus, hutan yang luas tampak seperti akan terbang bersama angin, menciptakan suasana yang misterius.

 

"Pak..."

 

Ron menunjukkan sikap hormat saat berjalan mendekat.

 

"Ada masalah yang nggak kamu urus dengan baik."

 

Sebuah suara lembut terdengar. Sosok itu berbalik, memperlihatkan wajah tampan dan pucat milik Wafa!

 

"Ini kesalahanku!" kata Ron buru-buru dengan gemetaran.

 

Wafa dengan suara pelan berkata, "Leo memang memiliki Tubuh Elemen Matahari, sedangkan Wennie memiliki tubuh dingin murni. Aku nggak menyangka kali ini ada kesempatan untuk bertemu dua tubuh yang langka ini. Kita harus berhasil mendapatkannya."

 

Ron memasang wajah muram ketika berujar, "Aku menemukan kalau Daniel sudah diam-diam mefigutus orang untuk mengawasiku. Aku rasa aku nggak bisa bertindak leluasa."

 

"Nggak masalah. Aku yang akan turun tangan," kata Wafa dengan santai sambil berdiri dengan tangan di balik punggungnya.

 

"Dalam seleksi tujuh hari lagi, aku akan mencari kesempatan untuk membunuhnya," lanjut Wafa.

 

"Aku merasa kalau Daniel, si orang tua itu, sedikit aneh. Dia mungkin akan melindungi Leo," kata Ron sambil mengernyit.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1388 Membakar Langit ~ Bab 1388 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.