Membakar Langit ~ Bab 1391

Bab 1391

 

Pada saat ini, bayangan orang saling melintas di atas arena.

 

Pertempuran seleksi baru saja dimulai, dengan cukup banyak peserta yang mengikuti seleksi secara bergiliran.

 

Namun, semua mata tertuju pada sosok anggun yang berdiri tegap di atas arena. Semua orang menatap dengan wajah penuh kekaguman.

 

Wennie!

 

Gadis itu berdiri di atas arena dengan ekspresi dingin, sementara seorang pemuda yang penuh luka berlumuran darah, terkapar tak sadarkan diri sedang diseret turun dari arena.

 

Dia adalah salah satu dari Tujuh Pemuda Arjuna. Meskipun berada di peringkat bawah, di tangan Wennie, dia hanya mampu menahan beberapa jurus saja.

 

Dalam tujuh hari ini, Wennie berhasil menembus batasan hingga mencapai Guru Bumi tingkat pertama. Dia telah melewati tiga pertarungan berturut-turut, mengalahkan tiga musuh yang tangguh. Sekarang, dia tampak begitu bersinar di atas arena, membuat semua orang terpukau.

 

Para murid ramai membicarakannya. Mereka mengakui bahwa Wennie adalah bintang baru dari generasi baru di Akademi Arjuna.

 

"Bagus sekali."

 

Daniel yang duduk di tribun penonton, tersenyum tenang menyaksikan semua ini.

 

"Tuan Muda masih belum datang..."

 

Agus mengerutkan kening sambil melihat ke arah kerumunan, berbicara tanpa banyak peduli. Ron yang seharusnya punya hak duduk bersama mereka, sedang sibuk mengurus urusan akademi, belum datang hingga sekarang.

 

"Mungkin dia punya rencana sendiri."

 

Daniel hanya bisa menghela napas, lalu menoleh ke arah tertentu, di mana Malio berdiri dengan wajah tenang. Para murid di sekelilingnya tampak sangat hormat kepadanya.

 

Malio telah memenangkan seluruh pertarungan di kelompoknya. Sekarang, dia hanya menunggu pemenang dari kelompok Wennie untuk bertanding dengannya dalam duel final.

 

Mungkin ketidakhadiran Adriel adalah hal yang baik. Karena Malio cukup kuat dan bisa menjadi yang pertama atau kedua di antara murid-murid Akademi Arjuna.

 

Daniel sebenarnya berharap Adriel tidak hanya mengandalkan kekuasaan, tetapi bisa bertarung secara nyata dengan Malio.

 

Jika dia terus menggunakan kekuasaan saja, itu akan mengecewakan. Meski akhirnya dia akaň mendapatkan gadis secemerlang Wennie, mungkin itu tidak akan baik untuknya.

 

"Siapa lagi?" tanya Wennie tanpa ekspresi. Pandangannya menyapu ke bawah panggung, seakan sedang mencari seseorang.

 

"Aku akan maju!"

 

Pada saat itu, seorang pria bertubuh besar seperti menara besi melangkah naik ke arena!

 

Matanya menunjukkan tekad yang kuat saat dia melangkah ke depan, seakan membuat arena sedikit bergetar.

 

"Tujuh Pemuda Arjuna nomor empat, Altera Zoni!"

 

Para penonton langsung menunjukkan ekspresi antusias. Dia juga adalah sosok yang cukup disegani. Altera telah melatih tubuhnya hingga dia memiliki kekuatannya luar biasa. Selain itu, dia juga orang yang penuh kewaspadaan.

 

Jika dia bisa berdiri di atas arena, itu berarti dia sangat percaya diri.

 

Malio yang melihatnya dari bawah panggung hanya mencibir. Tipe orang seperti Altera bisa dia kalahkan dengan mudah.

 

Dia menatap ke arah kerumunan, mencari sosok Adriel, tetapi tidak bisa menemukannya. Dia hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum mengejek.

 

Altera menyeringai, menunjukkan wajah bersemangat ketika berkata, "Adik junior Wennie, aku juga ingin menikahi gadis dari keluarga Janita. Aku rasa kamu cocok sekali denganku!"

 

Banyak orang yang ikut seleksi ini memang tertarik pada Wennie.

 

Wennie hanya menatapnya dengan tatapan dingin, lalu membalas, "Kamu nggak layak."

 

"Kata-kata adik junior Wennie cukup pedas!"

 

Altera tersenyum sambil langsung melesat seperti peluru. Dengan satu pukulan keras, suara desingan angin bisa terdengar. Serangannya langsung mengarah pada Wennie.

 

Pukulan ini begitu kuat, cepat, serta mantap, seakan -akan tinjunya adalah seekor naga. Para penonton di bawah arena tampak terkejut. Memang tak diragukan lagi bahwa Altera adalah ahli bertarung jarak dekat. Tubuhnya juga sangat kuat, bagaikan senjata pembunuh manusia.

 

Sementara itu, kelemahan terbesar Wennie memang terletak pada kekuatan fisiknya.

 

Namun, pada saat ini Wennie tetap tenang. Ini adalah pertarungan yang penting baginya. Karena hanya dengan meraih posisi tiga besar dalam seleksi ini, dia bisa menang.

 

Menghadapi serangan itu, Wennie menunjukkan ketenangan yang mendalam. Dia mengangkat tangannya dengan genggaman ringan.

 

Tiba-tiba, energi sejati yang dingin berkumpul di sekelilingnya, berubah menjadi kepingan es yang mengelilingi tubuhnya. Dalam pusaran angin dingin, dia melesat maju.

 

Seketika, suasana berubah seperti badai yang menyapu arena. Di tengah badai itu, gerakan Wennie terlihat anggun dan lembut, seperti sedang bertarung, tetapi juga seperti menari.

 

Altera merasa terkejut. Dia segera membuang sikap meremehkan dan menjadi lebih serius. Dia bisa merasakan hawa membunuh yang dingin di balik gerakan tarian Wennie yang indah.

 

Bum!

 

Kedua pihak bertabrakan, membuat badai dingin segera menyelimuti Altera. Sosok Wennie berputar mengelilinginya, kadang muncul dan menghilang dalam sekejap. Gerakannya begitu cepat hingga sulit dilihat.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1391 Membakar Langit ~ Bab 1391 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.