Bab 1392
Setiap kali bayangan Werinie muncul
dan menghilang, dia selalu meninggalkan bekas luka di tubuh Altera. Untuk
sesaat, Altera tetap berdiri kokoh seperti gunung. Namun, dia hanya bisa
bertahan menerima serangan tanpa bisa balas menyerang.
Wajahnya mulai tampak panik. Meskipun
tubuhnya sangat kuat, dia sama sekali tidak bisa menangkap bayangan Wennie yang
lincah. Jadi dia hanya bisa bertahan dengan kekuatan tubuhnya.
Para penonton di bawah panggung
menahan napas, merasa sangat terkejut.
Ini bukan berarti Altera lemah,
tetapi tubuh Wennie yang adalah tubuh dingin murni memang luar biasa. Baru saja
mencapai Guru Bumi tingkat satu, dia sudah bisa membuat Guru Bumi yang sudah
lama di tingkatan ini tak berdaya.
"Kalau Wennie diberi waktu, dia
pasti akan menjadi seorang ahli besar," kata Daniel yang menjadi makin
puas saat menyaksikannya.
Dia tersenyum sambil mengangguk,
tetapi juga merasa menyesal. Jika saja Adriel bisa menyelesaikan perjanjian
pernikahannya dengan Wennie, tentu semuanya akan jadi lebih baik.
"Memang kenapa kalau nggak bisa
menyelesaikannya sendiri? Kalau kita pergi melamarnya, keluarga Janita pasti
akan menghormati kita!" ujar Agus dengan tawa sinis.
Daniel hanya menggelengkan kepala
sambil menghela napas. Terlalu memanjakan bisa sama buruknya dengan
menghancurkan.
"Kakak senior Wennie pasti akan
menang!"
Pada saat itu, seseorang di bawah
panggung berseru penuh semangat.
Benar saja, Altera sekarang tampak
makin panik. Dia sudah sepenuhnya meninggalkan pertahanannya Begitu menemukan
celah, dia melancarkan pukulan seperti meriam!
Tinju itu melayang keluar bagaikan
naga!
Otot di dahinya menegang, suara
seperti auman binatang buas terdengar dari tenggorokannya.
"Adik junior Wennie, hentikan
perlawananmu. Jadilah istriku dengan baik!" kata Altera.
Matanya tampak penuh kemarahan, tidak
bisa menerima karena sudah dipermainkan seperti ini.
Namun, pada saat berikutnya, dia
langsung tertegun ketika pukulannya jatuh.
Bayangan Wennie perlahan menghilang.
Sementara itu, sebuah suara dingin
terdengar di belakangnya, "Terlalu lemah."
Puff!
Sebuah telapak tangan menghantam
punggungnya, membuat Altera memuntahkan darah, lalu tubuhnya terlempar ke
tanah.
Dia bangkit tanpa kesulitan, merobek
pakaiannya yang sudah robek untuk memperlihatkan otot-otot yang kuat. Kemudian,
dia berkata dengan marah, " Ini serangan nggak terduga! Aku nggak
terima!"
Luka-luka di tubuhnya bisa terlihat
jelas. Namun, karena energi darahnya sangat kuat, dia tidak mengalami cedera
serius.
Namun, saat itu terdengar suara
dingin lainnya, " Berani-beraninya kamu menghina Wennie, biarkan aku yang bertarung
denganmu!"
Altera tertegun. Dia menoleh dengan
kening berkerut, lalu berkata, "Malio, jangan berpura-pura hebat! Kamu
memang pernah membuat Leo mundur, tapi kamu nggak akan bisa menakutiku! Meski
aku pernah kalah darimu, bertahun-tahun ini aku juga sudah berkembang!"
Malio hanya tersenyum meremehkan,
lalu langsung melayangkan tinjunya.
Ketika Altera melihat serangan itu,
dia bukannya terkejut, malah merasa senang. Serangan balasan memang
keahliannya.
Sekarang adalah kesempatan untuk
menunjukkan kekuatannya!
Otot-ototnya tampak membesar,
mendorong energi sejatinya hingga ke puncak. Altera melayangkan tinju dengan
teriakan keras!
Namun, di saat berikutnya, mata
Altera hampir melotot keluar disertai teriakan kesakitan yang memilukan!
Saat kedua tinju bertabrakan,
terdengar suara retakan. Tinju Altera langsung hancur.
Pukulan Malio yang belum kehilangan
momentum, langsung menghantam dada Altera.
Dalam sekejap, Altera langsung
memuntahkan darah. Tubuhnya terempas ke tanah dengan keras. Kali ini, dia
bahkan tak bisa kembali bangkit.
Orang-orang menyaksikan ini dengan
keterkejutan. Mereka melihat dada Altera yang masuk sekitar satu inci,
meninggalkan bekas tinju yang jelas.
Malio menarik tinjunya, berdiri
dengan angkuh, lalu berkata dengan nada dingin, "Itulah akibat dari
menghina adik junior Wennie! Kalau sampai hal ini terulang lagi, aku akan
menghancurkanmu!"
Penonton menahan napas dengan
perasaan takut.
Satu pukulan bisa langsung
mengalahkan Tujuh Pemuda Arjuna peringkat keempat!
Dalam beberapa tahun terakhir ini,
seberapa pesat kemajuan yang telah dicapai Malio?
Selain itu, serangannya begitu kejam,
hampir membuat lawannya kehilangan kemampuan bertarung.
Pemandangan Malio yang melindungi
Wennie dengan sikap dominan ini membuat banyak murid perempuan di akademi
menatap penuh kagum dan iri.
No comments: