Membakar Langit ~ Bab 1395

 

Bab 1395

 

Saat itu, Wennie menunjukkan ekspresi bingung, hendak bertanya sesuatu.

 

Namun, Leony sudah langsung menariknya turun sambil berkata, "Sudahlah, biarkan para pria bertarung. Kamu cukup menonton saja."

 

Wennie yang ditarik turun hanya bisa menatap Adriel dengan tatapan bingung. Kata-kata Adriel tentang tunangannya terdengar sangat serius. Apakah dia sedang menggoda atau ada maksud lain?

 

"Tunggu saja, nanti akan aku jelaskan," kata Adriel sambil tersenyum.

 

"Leo, kamu masih berani meremehkanku?"

 

Melihat Adriel yang tampak tidak menghiraukannya, Malio langsung marah.

 

Dia melancarkan serangan yang lebih hebat, sebuah rangkaian pukulan yang seolah jatuh dari langit, diikuti dengan suara ledakan di udara.

 

Namun, sesaat kemudian, ekspresi Malio berubah terkejut.

 

Adriel hanya dengan santai mengangkat tangan, lalu menangkap pergelangan tangan Malio.

 

Pukulan seperti peluru yang melesat keluar itu, dengan mudahnya ditahan oleh Adriel, seolah-olah dia hanya menangkap selembar daun yang jatuh.

 

Ketika melihat pemandangan ini, semua orang terkejut dan tercengang.

 

Pukulan Malio yang membuat Dilan terlempar mundur, bisa dengan mudah diatasi oleh Adriel tanpa usaha yang berarti.

 

"Kamu!"

 

Malio tampak sangat terkejut. Dia menatap Adriel dengan penuh kebingungan.

 

Adriel juga tampak agak terkejut ketika bertanya, " Dengan kekuatan nggak seberapa begini, kamu masih mau sok? Apa kamu benar-benar berpikir aku takut padamu sebelumnya? Aku pikir kamu lebih kuat dari ini."

 

Merasa dirinya dihina, Malio mengeluarkan teriakan penuh amarah.

 

Otot-otot tubuhnya mengencang. Sebuah kekuatan besar mulai terbangun dalam tubuhnya, menyebabkan ledakan kekuatan. Kemudian, dia melepaskan diri dari cengkeraman Adriel dengan paksa.

 

Tubuhnya melangkah mundur, tetapi tubuhnya tampak tumbuh lebih besar di setiap langkah mundurnya.

 

Tubuhnya mencapai dua meter ketika langkahnya tība pada tepi arena, bahkan pakaian yang dikenakannya pun meregang.

 

Mata orang-orang di sekitar terbelalak melihat pemandangan itu. Mereka terkejut melihat bekas luka-luka mengerikan di tubuhnya. Bekas luka lama ditumpuk dengan yang baru, menggambarkan seberapa keras dia melatih tubuhnya dalam penderitaan yang luar biasa.

 

"Apakah tubuh baja dua meternya itu sudah berkembang lagi?" kata Wennie sambil menatapnya dengan keterkejutan.

 

Tubuh baja dua meter adalah teknik untuk melatih tubuh. Jika dilatih dengan cukup intens, tubuhnya bisa menjadi sangat kuat, sebanding dengan baja dan besi!

 

Namun, latihan ini memerlukan pengorbanan besar!

 

Dia perlu berlatih dengan menggunakan cara yang menyakitkan untuk mengasah tubuh. Malio memang sangat kejam pada dirinya sendiri!

 

Jika Wennie yang maju bertarung, kekalahan pasti tidak terhindarkan.

 

"Sialan! Dasar orang gila... Untung saja aku nggak bertarung habis-habisan dengan orang ini... " gumam Dilan sambil menarik napas panjang, merasa sedikit lega.

 

"Malio telah mengeluarkan seluruh kekuatannya ... "kata Agus yang merasa cemas. Dia siap untuk turun tangan menyelamatkan Adriel jika diperlukan.

 

"Tenang saja! Menyelamatkannya sekarang malah akan memalukan. Kalau Leo nggak bisa mengalahkannya, dia pasti akan menyerah," kata Daniel dengan nada pasrah.

 

Pada saat itu, Adriel mulai tertarik. Dia berkata, " Akhirnya ada yang menarik."

 

"Ada yang menarik? Leo, apa kamu tahu apa itu tubuh baja dua meter? Apa kamu tahu berapa banyak keringat yang telah aku keluarkan untuk melatihnya ? Ilmu bela diri yang aku asah dengan darah dan keringat, nggak akan bisa dibandingkan dengan kalian yang hanya mengandalkan pelatihan mudah dan nggak tahu apa-apa!"

 

Malio yang awalnya berbicara dengan nada rendah, akhirnya meledak dengan suara teriakan yang mengguncang seluruh tempat!

 

"Hari ini, aku akan membuatmu mengerti, seberapa besar perbedaan di antara kita!"

 

Dia seperti seekor naga liar yang tiba-tiba meledak, atau seperti tank yang melaju dengan kecepatan penuh, tak terhentikan. Arena bergetar saat dia melaju langsung menuju Adriel!

 

Namun, Adriel hanya tertawa ringan sambil membalas, "Ini hanya keringat sedikit saja. Apakah itu cukup untuk membuatmu begitu sombong? Baiklah, aku akan membuatmu melihat perbedaan antara seni bela diri yang diperoleh melalui pertarungan hidup dan mati dengan seni bela diri yang hanya berasal dari sedikit keringat. Hanya sedikit keringat saja, 'kan? Lucu sekali."

 

Setelah mengatakan ini, Adriel melangkah maju, tubuhnya melesat dengan cepat tanpa ragu.

 

Tanpa menghindar sama sekali.

 

Dia bertarung secara langsung!

 

Saling beradu kekuatan!

 

Orang-orang langsung membelalakkan mata, tidak ingin melewatkan momen seru ini.

 

"Berani sekali!"

 

Ini benar-benar sesuai dengan selera Malio. Matanya bersinar tajam. Beradu kekuatan adalah keahliannya. Dengan semua keringat yang dia korbankan dalam ilmu bela diri, dia tidak akan gentar menghadapi seorang pemuda manja seperti Adriel!

 

Dalam sekejap, keduanya saling mendekat dalam pertarungan sengit. Setiap serangan penuh dengan risiko besar, tetapi risiko itu hanya berlaku bagi Malio.

 

Malio masih menyiapkan jurusnya, sementara Adriel langsung menyerang dengan kasar dan tanpa basa-basi. Dia menerjang ke arah Malio dengan kekuatan penuh.

 

Malio yang terbiasa dengan pertukar jurus pun terkejut, tak tahu harus bereaksi seperti apa

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1395 Membakar Langit ~ Bab 1395 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.