Bab 1401
Di atas panggung duel, dua sosok
berdiri berhadapan, belum saling menyerang, tetapi masing -masing sudah sibuk
mencari celah lawan.
"Leo bisa menang?" bisik
Dilan pada Leony dengan nada cemas.
Dia pernah bertarung melawan Wafa dan
kalah tipis.
Sedangkan Adriel, waktu melawan Malio
tadi, jelas belum mengeluarkan seluruh kemampuannya.
"Itu cuma karena Wafa malas
menghadapi kamu. Dia itu nggak main-main. Sebaliknya, Leo memang mencuri
perhatian, tapi dasar kekuatannya kurang, nggak punya ilmu bela diri yang
mumpuni..."
Leony mengerutkan alis.
Banyak yang setuju dengannya. Wafa,
sebagai senior terbaik, selalu berada di posisi teratas bukan tanpa alasan. Di
akademi, namanya sudah seperti legenda hidup, sementara Adriel masih dianggap
penantang.
Penonton mulai berbisik-bisik,
kebanyakan masih lebih mendukung Wafa. Dia selalu menonjol, belum pernah ada
yang melihatnya mengeluarkan kekuatan penuhnya di akademi.
Di tengah obrolan mereka, tanpa
aba-aba, dua sosok di atas panggung mendadak bergerak.
Semua orang buru-buru menatap ke arah
mereka, hanya untuk melihat keduanya menyelimuti diri dengan energi sejati,
menyala terang seperti dua bintang jatuh yang bertubrukan keras.
Sontak, dentuman keras terdengar,
kedua sosok itu tertutup energi sejati, membuat sulit untuk melihat jelas apa
yang terjadi saat bentrokan.
Energi sejati yang terlepas menyebar,
kekuatan mereka begitu kuat hingga panggung bergetar, seolah bukan dua manusia
yang bertarung, melainkan dua binatang buas!
Beberapa saat kemudian.
Suasana kembali hening dan asap
memudar. Dua sosok itu berdiri berhadapan tanpa ada yang mundur selangkah pun.
Namun, sudah tampak retakan seperti jaring laba-laba di tanah.
"Nggak ada celah sama sekali,
ya. Apa dia makin kuat? Atau waktu di Gunung Lodra, dia juga nggak mengeluarkan
tenaga penuh?"
Mata Adriel berkilat. Bahkan dengan
mata gandanya, dia tidak menemukan celah pada lawannya, seolah-olah Wafa memang
benar-benar sempurna sesuai namanya.
"Kak Leo, kamu terlalu merendah.
Baru saja aku beruntung bisa menembus Guru Bumi tingkat dua."
Mata Wafa menatap Adriel dengan sorot
yang sulit diartikan.
"Itu baru pemanasan?"
Di sisi lain, Dilan sampai ternganga.
Kekuatan yang tadi mereka tunjukkan saja sudah membuatnya gentar. Jika dia yang
bertarung, pasti kalah seketika.
Namun, dari cara bicara mereka, tadi
cuma pemanasan saja.
"Wafa, nggak usah tahan tahan,
Tetua keluarga Janita sedang menyaksikan. Tunjukkan keberanianmu!" ujar
Ron dengan dingin dari pinggir panggung.
Agus hampir naik pitam.
Namun, Marlon menahannya sambil
berseru antusias, "Leo juga nggak kalah, tapi kayaknya Wafa tetap lebih
unggul. Kekuatan Wafa sangat seimbang, nggak ada titik lemah. Sesuai dengan
namanya. Mari kita lihat lebih dekat."
Saat itu, Adriel cuma tersenyum tipis
dan berkata, " Kalau nggak ada celah, ya sudah, kita adu keras saja. 11
"Baik!"
Wafa tersenyum tenang dan tiba-tiba
mengangkat tangan, membuat segel!
Sret!
Tiba-tiba, energi sejati berwarna
merah menyala, memunculkan suara yang nyaring. Bayangan burung merah terbentuk,
mengepakkan sayap dan mengobarkan api.
Burung itu berubah menjadi awan api
yang menggelegar, menghantam ke arah Adriel dengan kekuatan mengerikan!
Di saat yang sama, Wafa melangkah
maju, matanya berkilat seperti mengeluarkan api. Penonton yang menyaksikan
sampai merasa gemetar, merasakan tekanan hebat.
"Itu kekuatan tingkat tiga?
Tunggu, jangan-jangan, darah burung merahnya bangkit?" ujar Leony dengan
wajah terkejut.
Wafa juga memiliki garis keturunan
khusus, yang selama ini belum sepenuhnya terbangkitkan karena keterbatasan
kekuatan. Sekarang, setelah mencapai tingkat Guru Bumi, akhirnya darah itu
terbangkitkan sepenuhnya.
Tidak heran dia bisa secepat ini
menembus tingkat!
Bahkan di tingkat dua, kekuatannya
sudah setara tingkat tiga!
Saat itu, di hadapan awan api yang
mengamuk, Adriel hanya diam dengan wajah mengejek menatap api itu.
"Tingkat tiga, ya? Siapa
takut," ujarnya.
Sekejap, auranya semakin naik.
Pakaian Adriel berkibar, seperti naga raksasa yang bangkit dalam tubuhnya!
Guru bumi tingkat tiga!
Penonton sampai terperangah, hampir
tidak percaya.
Kedua orang ini, apa yang mereka
makan sampai bisa secepat ini naik tingkat?
Jika Wafa naik ke tingkat dua saja
sudah menggemparkan, apalagi Adriel yang dalam tujuh hari terakhir naik dari
tingkat dua ke tingkat tiga?
Namun, Leony punya firasat, itu masih
belum batas kemampuan Adriel yang sebenarnya.
No comments: