Bab 1402
Boom!
Adriel tiba-tiba mengangkat
tangannya, menghentakkan keras ke depan. Seketika terdengar ledakan gemuruh,
energi darah meluap, membentuk awan darah tebal yang menggulung naik ke langit!
Energi darah memuncak!
Bum!
Awan darah berbenturan dengan awan
api burung merah, panggung pertarungan seperti hendak meledak!
Di tengah gumpalan kedua awan yang
luar biasa itu, kedua sosok mereka saling bertabrakan berkali-kali. Di tingkat
ini, gerakan mereka tidak lagi bergantung pada jurus. Dalam sekejap, mereka
mungkin sudah bertarung puluhan kali.
Seketika, jurus-jurus mematikan
mengisi setiap momen, membuat para penonton ternganga.
"Jurus Jari Nirwujud, Gaya
Keempat, Jari Beban Sejati!"
Adriel menggerakkan jarinya,
mengarahkannya ke lawan. Meski hanya sebuah jari, tekanannya seolah sebesar
gunung, menghantam dengan kekuatan yang menindas.
Jurus Jari Nirwujud ini terdiri dari
enam gaya, setiap gaya lebih kuat dari yang sebelumnya. Sebelumnya, Adriel
hanya menggunakan jurus-jurus seperti Hancur Bintang dan Gugur Bulan.
Namun kali ini, jurus Jari Beban
Sejatinya turun seperti bayangan gunung, mengempas lawan dengan kejam.
Rambut hitam Wafa berkibar. Dengan
alis terangkat sedikit, dia mengangkat tangannya. Di telapak tangannya, tampak
simbol misterius bersinar, membuat seluruh lengannya tampak seperti kristal
yang berkilau bagai permata.
"Sentuhan Lembut Baja,"
ujarnya mengeluarkan jurus selanjutnya.
Dia tersenyum tipis, menampilkan
sikap tenang nan anggun, lalu menerjang Adriel.
Dalam sekejap itu, terdengar suara
gemuruh seperti gunung yang runtuh. Setelah tabrakan keras itu, pertempuran
menjadi semakin sengit. Tubuh Wafa mulai dipenuhi luka kecil dan darah mengalir
dari tiap celahnya.
Namun, ekspresi Wafa tetap tenang.
Tekanan dari jurus jari Beban Sejati dari Adriel mulai terkikis oleh kombinasi
tenaga lembut dan keras Wafa, bahkan mulai membalik menyerang Adriel, membuat
energi darah Adriel bergetar.
Semakin lama pertempuran berlangsung,
mata Adriel semakin bersinar tajam. Dia tidak tergesa gesa mengakhiri
pertarungan ini. Dia ingin mempelajari lebih dalam pergerakan seni bela diri
Wafa.
Di saat yang sama, kekuatan yang
ditekan di dalam tubuhnya sejak keluar dari Mata Air Abadi mulai terbangun
dengan cepat.
Pertarungan ini baru saja dimulai,
tetapi kedua belah pihak sudah menunjukkan kekuatan luar biasa yang tampaknya
melampaui batas level mereka.
Para murid yang menyaksikan merasa
sangat terkejut Tanpa diragukan lagi, dari generasi muda Akademi Arjuna, hanya
kedua orang ini yang bisa dianggap sebagai musuh setara, sedangkan yang lainnya
tidak ada apa-apanya!
Namun, saat itu, alis Wafa sedikit
berkerut. Dia tidak menyangka pertarungannya dengan Adriel masih belum selesai.
Dia menginjak tanah dengan keras,
membuat seluruh arena bergetar.
Terlihat retakan seperti jaring
laba-laba menyebar dari bawah kakinya, sementara burung merah di sekelilingnya
mengeluarkan kicauan yang semakin keras, seakan hendak melepaskan jurus
pamungkas.
Para penonton menarik napas
dalam-dalam. Arena pertarungan yang terbuat dari bahan khusus itu kini hampir
hancur oleh pertarungan mereka!
Agus pun tercengang dan segera
mengayunkan tangannya. Seketika energi sejati yang kuat menyelimuti arena,
memperkuatnya agar tidak runtuh.
"Sepertinya kita meremehkan
Leo..." ujarnya.
Dia tidak menyangka kekuatan Adriel
bisa sekuat ini. Kini Ron dan Marlon di sampingnya, dia memilih bicara dengan
lebih hati-hati.
Pertarungan ini layaknya Duel Puncak
Pemuda!
Daniel yang melihat hanya bisa
terdiam, tetapi matanya penuh semangat, terpukau oleh duel besar ini!
Namun saat itu, Adriel tidak memberi
kesempatan bagi Wafa untuk menyelesaikan persiapannya. Dia langsung menyerbu ke
depan.
Namun, suara kicauan burung merah
dari tubuh Wafa semakin menggema.
Di sekelilingnya, api-api kecil mulai
berkobar, membentuk sosok burung merah yang mengelilingi kakinya, menciptakan
jembatan api burung merah.
Dia melangkah naik jembatan itu,
seperti seorang dewa yang menaiki tangga, lalu jembatan api burung merah itu
memanjang ke langit. Wafa berdiri tinggi, memandang Adriel dari atas dengan
senyum tipis. "Kak Leo, tunggu sebentar, biarkan aku membunuhmu dengan
satu serangan," ujarnya dengan sinis.
Di bawah tatapan kagum para penonton,
Wafa melangkah di atas jembatan burung merah itu, setiap langkahnya seperti
menapak bumi, mengeluarkan suara gemuruh yang membuat hati berdebar.
Jurus macam apa ini?
Penonton seperti Malio gemetar di
bawah tekanan ini, melongo tak percaya.
"Tangga api burung merah? Setiap
langkah adalah evolusi. Di ujung jalan ini, dia akan meningkatkan darah burung
merah-nya menjadi tubuh roh burung merah. Dari mana Wafa mempelajari metode
penyucian darah ini?
Daniel terkejut, metode penyucian
darah seperti ini bahkan tidak ada di Akademí Arjuna!
Namun, Adriel hanya memandang Wafa
dengan mata bersinar penuh kehendak kuat.
Kekuatan apa yang punya penelitian
mendalam pada penyucian darah?
Adriel mendengus dingin.
Dalam tubuhnya, batasan kekuatan yang
selama ini terkunci perlahan terbuka...
No comments: