Bab 1404
Nggak. Seenggaknya kamu harus
mencapai dua tingkat lebih tinggi," kata Adriel sambil menggeleng.
"Apa?" kata Wafa.
Wafa terpaku.
Adriel menghentakkan kakinya dan
momentumnya melonjak!
Energi darah melonjak lagi dan
berubah menjadi naga darah yang kuat dan besar. Terbang ke udara dan mengaum ke
langit, dengan suara yang bisa terdengar di segala penjuru!
Guru Bumi tingkat empat!
"Guru Bumi tingkat empat?!"
Semua orang berteriak dan terpaku.
Bukannya baru saja tingkat tiga?
"Leo sedang menekan tingkat dan
memoles dirinya! Sekarang ini dia menemukan lawan, sehingga dia menerobos!
Menerobos saat menekan tingkat akan membuatnya makin kuat!" kata Leony.
Mata indah Leony terus memancarkan
cahaya yang mengejutkan dan memesona, tetapi dia merasa sedikit bingung dan
berkata, "Tapi bagaimana anak ini bisa mencapai dua tingkat dalam tujuh
hari?"
Ini tidak mungkin...
"Mungkin dia menggunakan ilmu
rahasia. Cara ini nggak akan bertahan lama," kata Daniel.
Daniel menatap Adriel dengan penuh
perhatian dan sedikit mengernyitkan keningnya. Dia tahu bahwa Adriel mampu
menerobos di master puncak, tetapi kesulitan dalam menerobos Guru Bumi ke
tingkat satu lebih sulit sepuluh kali lipat daripada master puncak.
Dan dia juga tahu bahwa Adriel
memiliki ilmu rahasia yang dapat meningkatkan kekuatan tingkat satu untuk
sementara waktu.
Saat ini, aura Adriel sangat
menakutkan dan darahnya mengalir di permukaan kulitnya.
Pada saat yang sama, ada semacam
kekuatan guntur yang berubah menjadi cahaya listrik dan berdenyut di tubuhnya.
Tubuhnya yang terlatih tampak begitu ajaib.
"Menggunakan ilmu rahasia untuk
tingkatkan kekuatan menimbulkan akibat yang sangat fatal. Karena nggak bisa
mendapatkan pemenangnya, mungkin kita bisa berdiskusi... " tiba-tiba Wafa
berkata.
Jawaban Adriel adalah ... menunjuk!
Duarr!
Gerakan Adriel terlalu cepat.
Meluncur dan menunjukkan satu jarinya, menembakkan energi sejati yang tak
terhitung jumlahnya. Seperti ingin menghancurkan Wafa menjadi daging giling!
Jurus Jari Nirwujud, jurus kelima,
nirwujud!
Kali ini Wafa bergerak dengan cepat,
tetapi tetap terkena beberapa tambakan. Tubuhnya terlempar keluar dan hampir
jatuh ke luar arena.
Beberapa lubang muncul di tubuhnya
dan mengeluarkan darah. Namun dalam sekejap, api yang membara lewat dan suhu
tinggi menutup lubang darah tersebut.
Dia menghapus darah di sudut
mulutnya. Wajahnya terlihat cukup terkejut, kemudian dia kembali tenang. Dia
mengernyitkan keningnya dan melompat menyerang Adriel.
Sayangnya peluang kemenangannya tidak
besar dalam menghadapi Guru Bumi tingkat empat.
Ekspresi Adriel sangat tenang dan
ekspresi Wafa juga luar biasa.
Awalnya Adriel tidak perlu menerobos
dan hanya perlu menunjukkan beberapa jurus untuk melawannya saja.
Namun, setelah munculnya Ron dan
Marlon, dia merasa sedikit terancam. Dia tidak boleh menunjukkan identitas
aslinya agar tidak menimbulkan masalah.
Dia menyerang untuk melawan musuh.
Kali ini, meskipun Adriel tidak mengandalkan Sungai Darah atau jurus lainnya,
hanya dengan menekan tingkatannya, dia menjadi sangat tenang.
Setiap kali bertabrakan, dia tetap
berdiri tegak. Sementara Wafa harus mundur beberapa meter.
"Meskipun Wafa bagus, tapi Leo
lebih unggul. Sungguh luar biasa!" kata Daniel.
Daniel merasa tenang. Dia bersandar
di kursi sambil tersenyum lembut melihat ke arah arena.
"Ini adalah menantu yang
seharusnya dimiliki oleh keluarga Janita!" kata Marlon sambil bertepuk
tangan. Setelah itu dia melihat ke arah Ron dan berkata, "Pak Ron,
menurutmu Leo bisa menang, kan?"
"Belum tentu," kata Ron
sambil menggelengkan kepalanya. Pandangannya sedikit berkedip saat melihat
medan perang dan Daniel, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Saat itu tiba-tiba terdengar suara
muntah. Ternyata Wafa muntah darah. Di bawah serangan yang dominan dari Adriel,
tubuhnya sekali lagi terluka dan kini tubuhnya gemetar tanpa henti.
"Pemenangnya akan segera
ditentukan. Apa Leo akan memenangkan pertarungan ini?" gumam Wennie.
Wennie merasa lega.
"Sekarang Leo adalah Guru Bumi
tingkat empat, kenapa Wafa masih ingin bertarung? Dia terus bertahan dengan
keras, seharusnya dia memiliki keyakinan bahwa dia akan memenangkan pertarungan
ini!" kata Leony sambil meraba dagunya.
Meskipun tidak ingin mengakui hal
ini, tetapi Leony juga harus mengakui bahwa meskipun Adriel meningkatkan
tingkatannya, tetapi dia juga telah menggunakan terlalu banyak energi sejati
dan tubuhnya juga terluka.
Sepertinya Wafa sudah mendekati
batasnya dan mungkin kemenangan akan diumumkan dalam sekejap mata.
Namun, Adriel justru memperhatikan
lawannya dan tiba-tiba bertanya, "Wafa, apa tubuh roh burung merah ini
benar-benar milikmu?"
Wafa beristirahat dalam pertarungan
besar ini. Dia sedikit terkejut setelah mendengar pertanyaan Adriel. Mulutnya
yang berdarah tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Mengapa
mengatakan hal ini, Leo?"
"Oh, nggak apa-apa. Aku hanya
tiba-tiba teringat dan bertanya. Tubuh roh burung merah kamu ini memang kuat,
tapi nggak termasuk tingkat Sang Mahatinggi," kata Adriel.
Adriel tidak peduli. Pada saat dia
berbicara, ada energi elemen matahari yang kuat sedang meledak dan menyebar di
dalam tubuhnya.
Burung merah yang mengelilingi Wafa
sedang berkicau. Namun kicauan kali ini terdengar penuh ketakutan.
Pada saat yang sama, semua orang
merasa terkejut di dalam hati mereka!
Bahkan Daniel juga hampir bangkit.
Wajahnya terlihat senang dan berkata, "Jangan-jangan dia sudah
menguasai..."
Agus teringat sesuatu. Dia menatap
Adriel dengan penuh kegembiraan dan merasakan aura yang tidak asing dari dalam
tubuh Adriel.
Seolah-olah sosok Adriel dan Dito
menyatu!
Apakah tubuh seperti Dito akan muncul
kembali di dunia hari ini?
"Akan kutunjukkan padamu apa
yang disebut tubuh elemen matahari yang sebenarnya," kata Adriel dengan
suara lembut.
No comments: