Membakar Langit ~ Bab 1407

 

Bab 1407

 

Semua orang terpaku.

 

Meskipun mereka telah menantikan adegan ini, tetapi di saat Wafa benar-benar kalah.

 

Semua orang tetap terjebak ke dalam keheningan yang singkat.

 

Semua orang terkejut dengan pertarungan yang mengerikan ini. Ketika Adriel meledak sepenuhnya, dia benar-benar menghancurkan segalanya.

 

Bahkan yang kuat seperti Wafa. Dia yang diakui sebagai raja akademi yang sudah melepaskan kekuatannya secara maksimal, dia tetap kalah.

 

Mulai detik ini, Adriel adalah nomor satu di akademi ini, pemimpin, bahkan raja!

 

Duarr!

 

Seluruh arena bergemuruh, ramai tak berkesudahan. Sorak sorai seperti ombak menggetarkan segala penjuru.

 

Adriel mengguncangkan semua orang dengan penampilannya yang luar biasa. Para siswa terkesan dan bersemangat merayakan kelahiran raja baru generasi ini.

 

Leony akhirnya menghela napas lega, mengusap keringat dingin dan berkata dengan rasa takut yang masih ada, "Begitu banyak liku-liku dalam pertarungan ini, sangat menegangkan..."

 

Saat ini, di atas arena.

 

"Wafa yang hebat ternyata kalah juga. Tampaknya Leo lebih luar biasa," kata Daniel dengan tenang dan tersenyum ringan.

 

"Ini adalah era miliknya. Mulai sekarang Akademi Arjuna akan selalu mengingat namanya. Tapi ini hanya permulaan, di masa depan dia akan menempuh jalan yang gemilang, menindas semua orang!" kata Agus dengan sombong.

 

Pertempuran ini akan menarik perhatian dari luar sana. Berbagai kekuatan akan senang untuk merekrut bakar dari Akademi Arjuna dan tanpa ragu Adriel akan menjadi pusat perhatian mereka!

 

Tentu saja, sebagai pihak yang kalah, Wafa juga tampil dengan baik dan akan menarik perhatian dari berbagai kekuatan.

 

"Betul katamu, Pak Daniel," kata Ron sambil tersenyum.

 

"Tunggu, apa yang ingin dia lakukan?!"

 

Pada saat itu, terlihat bahwa Adriel melompat dari arena pertarungan dan melanjutkan serangannya ke arah Wafa.

 

"Aku sudah kalah! Pertarungan berakhir!" kata Wafa dengan marah dan bangkit dengan susah payah.

 

"Ini adalah pertarungan hidup dan mati. Pertarungan ini akan berakhir jika salah satu pihak mati!" kata Adriel.

 

Adriel segera menyerang dengan ekspresi dingin!

 

Ekspresi Wafa seketika berubah drastis.

 

Semua orang juga terkejut saat ini.

 

Adriel yang baru saja memaafkan Malio, mengapa dia harus membunuh Wafa sekarang?!

 

Wajah Ron sedikit berubah dan melangkah maju.

 

Daniel juga sedikit gelisah. Dia sedang ragu apakah harus menghentikannya. Pada akhirnya Wafa juga merupakan siswa yang berprestasi baik di Akademi Arjuna.

 

Saat ini, tiba-tiba Ron melihat dengan tatapan tajam dan segera berkata, "Pak Daniel, sepertinya ada sesuatu yang disayangkan..."

 

"Iya, mungkin kita bisa... "

 

Di saat Daniel sedang mengatakan sesuatu dengan ragu.

 

Namun pada saat ini, mata Ron berkilauan dengan kekejaman dan ketika Daniel menurunkan kewaspadaannya, tiba-tiba muncul sebuah pisau belati dari lengan baju Ron dan dia menikam Daniel dari belakang dengan ekspresi kejam!

 

Ron tersenyum puas. Serangan ini tidak terduga. Dirinya menggunakan kekuatan sepenuhnya, bahkan jika Daniel adalah tingkat langit tahap kesembilan, dia juga akan terkena serangan!

 

Namun, pada saat berikutnya dia terdiam.

 

Pisau belati yang digunakan untuk menusuk Daniel, ternyata mengambang di udara.

 

Daniel menggenggam pergelangan tangannya dan berkata dengan ekspresi aneh, "Kamu benar-benar ingin membunuhku?"

 

Pergelangan tangan Ron ditahan dan tidak bisa bergerak. Dia melihat Daniel dengan tidak percaya dan berkata, "Kamu, bagaimana mungkin..."

 

Jelas-jelas dirinya menyerang Daniel di saat Daniel paling tidak curiga, bagaimana dia bisa menyadarinya?

 

Sementara itu, Daniel mengernyitkan keningnya.

 

Jika bukan karena Adriel yang memperingatinya berulang kali untuk tetap waspada kepada Ron, mungkin dirinya benar-benar terkena serangan Ron.

 

Kejadian ini terjadi dengan begitu tiba-tiba.

 

"Berani sekali kamu menyerang Pak Daniel! Cari mati!" kata Agus yang baru menyadari dan langsung marah besar.

 

"Kenapa kamu..." kata Daniel.

 

Daniel melihat Ron dengan wajah cemberut dan siap untuk menginterogasinya dengan baik-baik.

 

Tiba-tiba dia merasa ada hawa dingin di belakangnya. Lalu dia mendengar suara permintaan maaf dari belakang.

 

"Maafkan aku, teman,"

 

Daniel terkejut dan menoleh, dia melihat wajah Marlon dengan senyuman menyesal. Marlon memegang sebuah pisau belati yang berlumuran darah, ketika ditarik keluar, bilahnya menjadi warna hitam dan beracun.

 

"Kenapa kamu terasa pusing. gumam Daniel dan kepalanya

 

"Aku juga nggak mau begini," kata Marlon.

 

"Tapi pemberian mereka terlalu banyak," lanjut Marlon.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1407 Membakar Langit ~ Bab 1407 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.