Membakar Langit ~ Bab 1419

 

Bab 1419

 

Saat itu, sebuah papan giók tiba-tiba muncul, memancarkan cahaya lembut yang melingkupi seluruh tempat.

 

Seolah membawa napas keagungan masa lampau, aura yang terasa berat dan kuno itu membuat semua orang serasa berada di hadapan para leluhur.

 

Kitab Tentara Agung!

 

Semua orang terkejut, merasakan kekuatan Kitab Tentara Agung yang sangat luar biasa. Hanya seulas aura yang tertinggal saja sudah mampu menekan mereka.

 

"Pantas saja aku tidak menemukan di mana disembunyikannya Kitab Tentara Agung ini meskipun sudah mencari lama. Ternyata kamu sembunyikan di dalam tubuhmu sendiri... " ujar Ron tak percaya.

 

"Kamu memang sangat berhati-hati, ya, Si Tua Daniel! Apakah mereka benar-benar mempercayaimu untuk menjaga Kitab Tentara Agung ini?" seru Marlon terkejut.

 

Saat itu juga, Agus langsung mengambil Kitab Tentara Agung dan Adriel menyerahkan pedang kosongnya kepada Agus.

 

Tanpa buang waktu, Agus langsung terbang menjauh.

 

Semua ini terjadi begitu cepat, membuat semua yang ada di sana terkejut.

 

Agus memegang Kitab Tentara Agung, melarikan diri sambil menggunakan dirinya sebagai umpan, memberi waktu bagi Daniel untuk memulihkan diri!

 

"Agus mengorbankan diri..."

 

Di tengah pertempuran, Leony yang melihat kejadian dari jauh merasa cemas. Jika Daniel tidak pulih tepat waktu, Agus benar-benar akan mati!

 

"Mengalihkan perhatian? Kamu yakin bisa bertahan?!" ujar Marlon sambil tertawa dingin.

 

Lalu, dia tanpa ragu meninggalkan Daniel dan mengejar Agus.

 

Tujuan mereka adalah Kitab Tentara Agung, jadi keberadaan Daniel sekarang sudah tidak penting!

 

Ron yang matanya berkilat penuh hasrat langsung ikut memburu Agus.

 

"Cepat sembuhkan aku!" seru Daniel dengan cemas.

 

Saat ini, Agus mempertaruhkan nyawanya untuk mengulur waktu.

 

Adriel tidak berkata sepatah kata pun. Dia dengan tenang menusukkan jarum emasnya ke berbagai titik akupunktur Daniel.

 

Meski berada di ambang maut, Adriel tetap tenang, terus bekerja dengan teliti.

 

Tidak lama kemudian, asap hitam keluar dari tubuh Daniel, mengalir melalui jarum emas

 

Namun, fokus utama kini bukan lagi di sini, melainkan pada Agus.

 

Wus!

 

Marlon yang bergerak cepat melewati ruang, segera mengejar dan mendekati Agus dari belakang. Dia tersenyum dingin dan berkata, "Agus, kamu terlalu sombong!"

 

Tanpa ragu, Marlon meluncurkan serangan, energi sejati besar menghantam pertahanan Agus, menciptakan retakan besar di tubuhnya. Agus terbatuk darah dan terpaksa mundur.

 

Di saat yang sama, Ron telah muncul di belakangnya, mengintai dengan pandangan tajam.

 

"Dekat lagi, aku akan menghancurkan Kitab Tentara Agung!" ancam Agus dengan suara parau.

 

Marlon berhenti sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Agus, kamu nggak akan tega menghancurkannya. Kitab Tentara Agung adalah satu-satunya harapan untuk menghidupkan kembali Dito. Kamu tega menghancurkannya?"

 

Ucapan itu membuat Adriel yang sedang fokus mengobati Daniel terkejut dan terdiam.

 

Ayah bisa dihidupkan kembali?

 

Bahkan pewaris Dewa Obat saja tidak berani mengucapkan kata seperti itu!

 

Mungkinkah Dito akan hidup kembali sebagai semacam mayat hidup, seperti Handi?

 

"Itu adalah metode yang dirancang Sang Tentara Agung di saat-saat terakhir hidupnya. Konon, dapat menghidupkan kembali sebagai senjata tingkat dewata, tetap dengan kesadaran," jelas Daniel sambil menghela napas.

 

Wajahnya penuh pergulatan. "Nanti aku jelaskan padamu," lanjutnya.

 

Saat itu, wajah Agus berubah dingin, menatap tajam ke arah Marlon dan berteriak, "Kalian memang tahu banyak!"

 

Marlon hanya tertawa ringan dan membalas, "Agus, aku tahu kamu dan pengikut Dito lainnya adalah orang-orang yang punya keberanian. Aku sungguh menghormati kalian."

 

"Dulu, Enam Jalur Puncak Kematian sering berusaha menjebak Dito. Kamu masih sakit hati tentang itu, ' kan? Tapi kami nggak mempermasalahkannya. Kami bahkan bisa membantumu menghidupkan Dito kembali."

 

"Asal kamu bersedia melupakan dendam kecil itu ... 11

 

Marlon tampaknya lebih memilih membujuk Agus daripada mengambil risiko dia menghancurkan Kitab Tentara Agung.

 

Mata Agus menyipit dingin. Tiba-tiba, dia berkata, " Kalian benar-benar tidak pernah berpikir, kenapa dulu kalian terus mencoba membeli hati majikanku, berjanji untuk menaikkannya pangkat dan memberinya kekayaan, tapi majikanku tidak tergoda oleh semua itu?"

 

Marlon terkekeh dan membalas, "Demi kepentingan besar? Nama baik?"

 

"Kalian pikir majikanku bodoh? Benar, dia begitu kuat, tapi nggak pernah berpikir untuk mencari keuntungan pribadi. Bakatnya luar biasa, tapi dia enggan berkawan dengan para bangsawan!"

 

"Dia hanya tahu bertarung di medan perang, menumpahkan darahnya! Di saat kritis, nggak ada seorang pun bangsawan yang bersedia membela namanya!"

 

Agus mengepalkan tangan sampai terdengar suara retakan. Energi sejati meluap dari tubuhnya, memunculkan tulang-tulang tajam dari bahu dan sikunya, membuatnya tampak seperti monster mengerikan. Dia pun berkata, "Tapi itulah Dito! Itulah sebabnya aku dan yang lain setia kepadanya hingga akhir!" teriaknya.

 

"Aku adalah bawahan Dito dan kalian para pengkhianat rendahan, berani -beraninya mencoba membeli kesetiaanku!"

 

Begitu ucapannya selesai, tubuh Agus memunculkan tonjolan-tonjolan tulang seperti monster, mengangkat pedang kosongnya, lalu menyerbu ke arah mereka!

 

Dia adalah Agus!

 

Bawahan Dito dari markas perang, Agus!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1419 Membakar Langit ~ Bab 1419 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.