Bab 1423
Semua juga karena kekuatan keluarga
Janita sangat kuat, sehingga kekuatan lainnya memilih tetap diam dan tidak
berani menuntut pertanggungjawaban dari keluarga Janita. Namun kabarnya wanita
cantik dan anggun dari keluarga Janita itu sangat marah dan telah menghukum
banyak orang di keluarga Janita...
Dan nama Adriel pun mulai terdengar
di telinga banyak tokoh besar. Bahkan Daniel menyebutnya sebagai Sang
Mahatinggi generasi muda dalam laporannya!
Sang Mahatinggi apa yang bisa
menindas satu generasi!
Tidak ada yang bisa menandinginya!
Yang lebih langka lagi adalah Adriel
memiliki keahlihan medis yang luar biasa. Dia berhasil menyembuhkan Daniel!
Sudah ada kekuatan besar yang ingin
mengajak Adriel bergabung.
Srijaya terjerat dalam kekacauan dan
semuanya memanas selama beberapa hari, sulit untuk tenang. Namun anehnya tidak
ada yang datang untuk menanyakan kabar Marlon.
Namun, semua ini tidak ada
hubungannya dengan Adriel untuk sementara waktu.
Empat hari kemudian.
Mata air abadi telah menjadi tempat
pemulihan eksklusif Adriel. Tanpa adanya perintah dari Pak Daniel, tidak ada
yang boleh masuk.
"Keuntungan dari pertarungan ini
tidaklah sedikit," kata Adriel.
Adriel merendam dirinya di mata air
abadi. Luka - luka pada tubuhnya sudah sembuh, tetapi tubuhnya yang terlalu
lelah masih membutuhkan beberapa hari lagi untuk pulih sepenuhnya.
Ini juga merupakan hasil dari
penekanan yang disengaja oleh Adriel. Pertarungan hidup dan mati ini sekali
lagi mengekstraksi potensi Adriel. Adriel mengingat setiap detail dari
pertarungan ini.
Tubuh elemen matahari masih jauh dari
batasnya.
Dan Adriel merasakan bahwa dia sudah
tidak jauh lagi dari memanggil bayangan Leluhur Lavali, hanya tinggal satu
langkah lagi.
Dan juga pedang setengah jadi itu...
Dalam empat hari ini, selalu hampir
saja mencapai tingkat langit, hanya perlu menyerap beberapa senjata tingkat
tinggi lagi.
Namun, Adriel agak enggan untuk
memberikan Empat Pedang Pengusir Iblis untuknya.
Ketika Adriel bangun pada hari kelima
setelah menutup diri, dia berdiri dan menemukan bahwa tingkatan keempatnya
telah benar-benar stabil. Namun sebelumnya dia mengira bahwa dirinya bisa
mencapai tingkat langit setelah keluar dari Akademi Arjuna.
Ternyata efek dari mata air abadi ini
makin menurun untuknya. Pada akhirnya, ini semua karena Jurus Naga Gajah
Penghempas Langit terlalu kuat, tidak cukup untuk menekan energi hangatnya dan
mengimbanginya.
"Sudah waktunya mencari seorang
wanita...." kata Adriel.
Adriel meraba dagunya dan merasa energi
hangat di dalam tubuhnya tidak tertahankan, kemudian dia langsung keluar.
"Wah, kamu sudah bangun!"
kata Wennie.
Saat keluar dari mata air abadi,
hanya terlihat Wennie berteriak dengan terkejut.
"Apa kamu selalu menjaga di
sini?" tanya Adriel.
Adriel tersenyum karena melihat
Wennie memasang tenda di luar. Perhatian seperti ini membuat hatinya terasa
sangat.
Melihat tatapan khawatir dari Adriel,
Wennie merasa sedikit canggung. Adriel adalah tunangannya, tetapi perubahan
identitas ini membuatnya sedikit tidak siap dan tidak tahu bagaimana
berkomunikasi dengan Adriel ...
Panggil dia suami?
Sepertinya salah.
Panggil adik junior Leo, sepertinya
terlalu asing.
Bagaimana mungkin pria brengsek
seperti Adriel tidak bisa membaca pikirannya. Dia dengan tegas dan cepat
memeluk Wennie ke dalam pelukannya. Wajah Wennie merah seperti apel, ini adalah
pertama kalinya dia memiliki kontak fisik yang begitu intim dengan seorang
pria.
Tubuhnya sedikit gemetar dan dia
terpaku di tempat tanpa tahu harus berbuat apa.
Untungnya Adriel tahu harus berbuat
apa.
Adriel dengan lembut menyentuh
wajahnya. Melihat ekspresi tegang Wennie, dia tersenyum dan berkata,
"Dengan adanya aku, kamu bisa lebih tenang di masa depan. Aku akan
mengambil ahli beban yang ada pada dirimu."
Satu kalimat itu membuat perasaan
hati Wennie berombak. Dia memeluk Adriel dengan erat dan tidak melepaskannya.
"Ambillah ini," kata
Adriel.
Lalu Adriel mengeluarkan Empat Pedang
Pengusir Iblis. Dia tidak rela memberikan Empat Pedang Pengusir Iblis itu
kepada pedang setengah jadi karena dia menyimpannya untuk Wennie.
Adriel mengira dengan sifat Wennie
yang seperti ini, dia akan menolaknya, tetapi tidak menyangka bahwa Wennie
mengambil Empat Pedang Pengusir Iblis itu dan berkata dengan mata berbinar kepada
Adriel, "Apa ini dianggap sebagai mahar?"
Perkataannya membuat Adriel tertawa
terbahak - bahak dan berkata, "Apa kamu tertarik dengan mahar seperti
ini?"
Wennie bahkan bisa hidup sendiri
sebagai janda karena mengira Adriel sudah mati. Dia pasti bukan wanita yang
rakus akan kekayaan.
"Nggak bisa kalau untuk orang
lain, tapi kalau kamu, aku bisa terima ini sebagai mahar!" kata Wennie
dengan sedikit malu.
Adriel merasa hatinya sangat hangat.
Dia tersenyum sambil menggenggam tangannya dan berkata, "Ayo, kita
bicarakan di tempatku."
"Sepertinya kurang baik..."
kata Wennie.
Entah apa yang dipikirkan Wennie,
kini wajahnya memerah dan sedikit malu.
Adriel tersenyum dan siap untuk
menaklukkannya.
Namun pada saat itu, Dilan tiba-tiba
datang dengan tergesa-gesa dan berkata dengan cemas, "Adik junior Leo, aku
punya urusan penting denganmu..."
Sialan!
"Apa urusanmu sepenting
urusanku?" batin Adriel.
Adriel langsung marah dan ingin
menendangnya dengan keras.
Namun pada saat ini, Wennie terlebih
dahulu berkata kepada Dilan dengan marah, "Pergi sana!"
Wennie biasanya sangat sopan dan
tenang terhadap siapa pun, tetapi kini dia langsung marah karena ada orang yang
mengganggunya!
Sepertinya rasa malu tadi hanyalah
pura-pura.
Seketika Adriel pun terkejut. Seolah-olah
dirinya yang terjebak dalam rencana kehilangan kesuciannya.
No comments: