Membakar Langit ~ Bab 1430

 

Bab 1430

 

"Komposisi personel dan detail dari Enan Jalur Puncak kematian," kata Adriel dengan tenang.

 

Darah dingin murni ayahnya sendiri masih berada di tangan lawan. Dia harus mengambilnya kembali dan menghancurkan Enam Jalur Puncak Kematian untuk membalas dendam.

 

Mendengar kata-kata itu, Wafa terdiam cukup lama. Lalu, dia menghela napas dan berkata, " Maksudku..."

 

Pada saat ini, dia perlahan-lahan mengungkapkan beberapa rahasia, tetapi masih setengah tersembunyi. Adriel dengan mahir menggunakan teknik membaca pikiran dan mengetahui semuanya.

 

Di mata orang luar, percakapan mereka berdua terlihat sangat menyenangkan...

 

Tiba-tiba, penghalang energi sejati yang diletakkan oleh Wafa hancur.

 

Kemudian, dia melihat seorang pemuda datang. Dia terlihat gagah dan tatapannya sedingin petir.

 

Dia memiliki fisik yang kuat, tampak liar, dan sulit diatur. Dia menatap Adriel sambil berkata dengan suara dingin, "Apa kamu yang membuat Albert seperti ini?"

 

Di belakangnya, ada Albert dan yang lainnya, tetapi di depan pria ini, mereka menunduk dan berkata dengan suara kecil, "Kak Joni, kamu harus membantuku. Adriel nggak hanya mempermalukan kami, tapi juga mempermalukan keluarga Janita..."

 

Plak!

 

Pria itu menampar dan menghempaskan Albert keluar, lalu berkata dengan suara dingin, "Kamu siapa? Dengan darah keturunanmu yang hanya sedikit, kamu bahkan nggak layak disebut sebagai keturunan inti, apalagi mewakili keluarga!"

 

Banyak orang terkejut, ini terlalu dominan, bahkan orang dalam keluarga juga tidak terhindar, seolah - olah dilihat mereka.

 

Antara garis keturunan langsung juga ada perbedaan tingkat. Makin kental darahnya, makin tinggi statusnya, dan pendaftarannya sangat ketat...

 

Adriel mengerutkan keningnya, orang ini langsung menginterupsi percakapannya dengan Wafa. Ini namanya provokasi, seolah-olah semua keputusan ditentukan olehnya sangat dominan.

 

Pada saat ini, pihak lawan juga menatap Adriel dengan dingin dan berkata, "Namaku Joni Janita, di generasi muda keluarga, aku berada di peringkat kesepuluh."

 

Ketika orang-orang mendengar nama ini, hati mereka bergetar. Ayahnya memiliki posisi yang tinggi di keluarga Janita. Katanya, dia adalah kerabat dekat Nyonya Freya.

 

Oleh karena itu, dia terlihat memiliki darah bangsawan. Dia dijuluki sebagai Si Gila karena sikapnya sangat arogan dan sombong. Hal ini membuat orang-orang dari keluarga Janita menghindar ketika bertemu dengannya dan tidak berani menyinggungnya.

 

"Omong kosong!" kata Adriel dengan acuh tak acuh.

 

Joni berkata dengan tenang, "Sekarang, Tetua sangat marah mendengar bahwa kamu meriyerang kelompok pecundang ini, jadi dia memintamu untuk berlutut dan meminta maaf kepada mereka, lalu pergi dan meminta maaf kepadanya."

 

Meminta maaf kepada kelompok orang-orang Albert?

 

Adriel tidak menghiraukan dan tersenyum sinis sambil berkata, "Kalau aku nggak mau?"

 

Joni tiba-tiba berkata, "Nggak masalah, selama kamu memberikan pedang tingkat langitmu sebagai mahar dan meminjamkannya padaku untuk dipelajari, kamu hanya perlu minta maaf dan semuanya akan baik-baik saja. Aku nggak akan menghukummu atas hal ini."

 

Mahar?

 

Ternyata, dia datang untuk pedang setengah jadi.

 

Adriel tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Tetua Delvin sangat menyayangimu, dia itu siapa?"

 

"Ayahku," ucap Joni dengan bangga, seolah-olah ini adalah kebanggan terbesarnya.

 

Pada saat itu, tatapan Wennie menjadi suram. Dia tahu jika dia mengucapkan kata-kata ini, Joni akan tamat...

 

Adriel tiba-tiba bangkit dengan ganas.

 

Aura ganas keluar dari tubuhnya. Dalam sekejap, membuat Albert dan yang lainnya terdorong mundur oleh kekuatan yang tak terkendali. Semuanya muntah darah, kecuali Joni.

 

Semua orang terkejut, tampaknya Adriel ini lebih menakutkan dari sebelumnya!

 

"Kamu masih berani melawan?" seru Joni dengan marah.

 

"Jangan sok tahu. Aku menikahi Wennie nggak ada urusan dengan kalian. Masih berani minta mahar? Kalian memang minta dihajar!"

 

Adriel sangat muak dengan kerabat yang tidak tahu malu ini. Dia langsung mengeluarkan pedang setngah jadi dan dalam sekejap, petir meledak dan langsung menebas pihak lain tanpa ragu!

 

Mau mahar?

 

Ini untukmu!

 

Bisakah kamu mengatasinya?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1430 Membakar Langit ~ Bab 1430 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.