Membakar Langit ~ Bab 1431

  

Bab 1431

 

"Nggak tahu malu. Hanya menantu keluarga cabang saja berani menyerang keluarga utama keluarga Janita. Cari mati!"

 

Tatapan Joni menjadi dingin. Dia benar-benar marah. Di matanya, menantu keluarga cabang seperti Wennie seharusnya tunduk kepada dirinya, merayu dirinya dengan rendah hati, maka dia dapat mengambil apa pun yang dia inginkan.

 

Pihak lawan tidak memberikan pedang setengah jadi dan masih berani memberontak!

 

Dia mengangkat tangannya dan mengepalkan tinjunya. Bayangan tinju berubah menjadi cahaya perak yang melesat keluar. Suara udara yang pecah seperti petir, membuat orang-orang di sekitarnya merasa darah mereka bergejolak dan menekan ke arah Adriel.

 

Semua orang terkejut. Joni melakukannya dengan santai, tetapi begitu kuat. Joni ini memang layak menjadi yang kesepuluh dari keluarga Janita!

 

Pada saat ini, Adriel tidak terburu-buru. Dia dengan lembut memblokir serangan dengan pedang setengah jadinya sambil membuka mata ganda untuk melihat gerakan lawan.

 

Dia ingin tahu, apa saja ilmu bela diri yang diberikan oleh guru kepada keluarga Janita.

 

Joni merasa berkuasa, lalu tertawa dingin dan berkata, "Kupikir kamu hebat. Senjata tingkat langit yang kamu pegang ini sia-sia! Sini!"

 

Sambil berbicara, dia dengan cepat mendekati Adriel, lalu mengangkat tangan menjadi cakar, dan menyerang ke arah titik lemah Adriel

 

Jika menyerang dengan kejam, setidaknya akan menyebabkan luka berat.

 

"Di wilayah kami berani melakukan tindakan kejam seperti ini sungguh berani!" kata Wennie dengan marah.

 

"Kayaknya, Adriel nggak bisa mengalahkannya ?"

 

kata Dastan dengan tidak percaya.

 

Dia jelas melihat kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran besar. Adriel menggunakan pedang untuk menghalangi lawannya tanpa menyerang. Dia terlihat seperti mundur terus, jelas dia kalah.

 

"Keluarga Janita nggak boleh dihina, dan Adriel mungkin belum sembuh sepenuhnya dari luka- lukanya. Kalau nggak, Adriel bisa menekan Joni, tapi sekarang..."

 

Malio sangat tidak puas. Dia juga marah dengan sikap sombong Joni. Pihak lawan berani begitu sombong, ini benar-benar merupakan penghinaan seluruh Akademi Arjuna.

 

Hanya Wafa yang tersenyum lembut sambil diam - diam memperhatikan situasi pertempuran.

 

Saat ini, meskipun Adriel mundur, Joni justru makin berani dalam pertempuran. Dia memenangkan setiap pertempuran dan menunjukkan berbagai macam ilmu bela diri.

 

Melihat tatapan takut dan tidak puas dari orang- orang, membuatnya makin merasa tidak peduli. " Siapa orang nomor satu di Akademi Arjuna yang belum pernah melihat dunia? Aku bisa menindasmu dengan satu tanganku! Peringkat Akademi Arjuna di bawah keluarga Janita, bukan tanpa alasan!"

 

Malio sangat tidak puas. Dia juga marah dengan sikap sombong Joni. Pihak lawan berani begitu sombong, ini benar-benar merupakan penghinaan seluruh Akademi Arjuna.

 

Hanya Wafa yang tersenyum lembut sambil diam - diam memperhatikan situasi pertempuran.

 

Saat ini, meskipun Adriel mundur, Joni justru makin berani dalam pertempuran. Dia memenangkan setiap pertempuran dan menunjukkan berbagai macam ilmu bela diri.

 

Melihat tatapan takut dan tidak puas dari orang- orang, membuatnya makin merasa tidak peduli." Siapa orang nomor satu di Akademi Arjuna yang belum pernah melihat dunia? Aku bisa menindasmu dengan satu tanganku! Peringkat Akademi Arjuna di bawah keluarga Janita, bukan tanpa alasan!"

 

Sambil berkata, dia mengayunkan tangannya lagi dan memukul kepala Adriel!

 

Ini jelas-jelas untuk mengalahkan Adriel dan merebut pedang setengah jadi.

 

"Oh, nggak!" Wennie.

 

Namun, ketika lawan menyerang dengan sepenuh tenaga, mata ganda Adriel melintas dan dia bisa melihat pihak lain.

 

Tiba-tiba, energi pedang meledak dengan cahaya yang kuat, petir menggelegar, dan energi pedang ular petir menyambar seperti membelah hampa angkasal

 

Melihat Adriel tiba-tiba menyerang, Joni sedikit terkejut, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Berjuang mati-matian? Sayangnya nggak ada gunanya..."

 

Dia terus melayangkan serangannya, tetapi beberapa saat kemudian, tiba-tiba wajahnya menjadi kaku.

 

Sret!

 

Hanya satu pedang, serangan telapak tangan Joni hancur sampai membuat Joni berteriak kesakitan dan terus mundur!

 

Dia terkejut melihat Adriel, telapak tangannya yang terkulai muncul retakan yang dalam, hampir membelah telapak tangannya menjadi dua. Tangannya gemetar dan berdarah.

 

"Kamu, bagaimana kamu bisa... " Dia sangat terkejut, tadi bukankah dia selalu berada dalam posisi unggul?

 

Adriel berkata dengan nada sinis, "Kupikir kamu punya keahlian bela diri yang bagus..."

 

Ada beberapa bayangan warisan Dewa Obat dalam gerakan bela diri lawan, tetapi tingkatannya masih rendah.

 

Tampaknya, Nyonya Freya tidak memiliki posisi yang cukup tinggi di hati Tabib Agung, bahkan tidak layak disebut sebagai selingkuhan...

 

Syut!

 

Pedang kedua juga diayunkan.

 

Pada saat ini, Joni buru-buru mencegahnya dengan mengaktifkan energi sejati di seluruh tubuhnya, lalu mengumpulkannya di depan tubuhnya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1431 Membakar Langit ~ Bab 1431 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.