Membakar Langit ~ Bab 1438

   

Bab 1438

 

Nyonya Freya berkata dengan suara dingin, "Dia belum pantas."

 

Daniel tidak terlihat marah, hanya menghela napas ringan dan menjawab, "Baiklah..."

 

Sambungan telepon langsung terputus.

 

Adriel berdecak kagum. Istri gurunya ini cukup arogan. Bahkan auranya berhasil menekan Daniel ...

 

Daniel mengangguk pelan, lalu dengan sedikit cemas berkata, "Nyonya Freya sepertinya nggak terlalu senang. Jadi, kamu harus berhati-hati di Kompetisi Bela Diri nanti. Kamu harus menunjukkan hasil yang memukau, atau, apa yang kamu lakukan pada Delvin hari ini akan dibalas 100 kali lipat oleh keluarga Janita."

 

Adriel meregangkan tubuh santai dan berkata, " Jangan khawatir, aku akan memastikan mereka terdiam di kompetisi nanti."

 

"Bagus! Itu semangat yang kutunggu," balas Daniel sambil tersenyum puas.

 

Kemudian, Adriel membawa papan giok itu dan pergi, berniat mempelajari lebih dalam tentang Kitab Tentara Agung. Benda ini setara dengan warisan Dewa Obat, bahkan mungkin lebih dari itu.

 

Setibanya di halaman kecil miliknya, dia mulai mempelajari cara membuka rahasia papan giok itu. Tidak butuh waktu lama, Adriel berhasil menemukan kuncinya.

 

"Oh, ini ternyata catatan tentang pembuatan senjata tingkat bumi..."

 

Adriel bergumam sedikit kecewa. Kitab Tentara Agung ini ternyata tidak lengkap, lebih seperti kumpulan pemikiran dan catatan Tentara Agung.

 

Dari segi tingkat dan kelengkapannya, ini tidak bisa dibandingkan dengan warisan lengkap Dewa Obat ...

 

Meskipun begitu, dia tetap memperoleh banyak wawasan dari mempelajarinya.

 

Setelah itu, dia memanggil Lila dan Felicia. Setelah cukup waktu bersenang-senang dengan mereka, dia memberi mereka tugas.

 

Pergi ke Kota Yuria, markas keluarga Janita, untuk membeli vila dan mobil sebagai persiapan keperluan Adriel.

 

Bagi Adriel, membeli barang seperti itu sekarang sama mudahnya dengan membeli sayuran di pasar.

 

Setelah menyelesaikan itu, dia menghabiskan setengah hari mempelajari Kitab Tentara Agung hingga akhirnya dipanggil Wennie untuk naik ke pesawat pribadi keluarga Janita yang disiapkan untuk kompetisi.

 

Begitu masuk ke pesawat, Adriel langsung tertegun melihat seseorang. "Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?"

 

Di dalam kabin, terlihat Duran yang tersenyum penuh rasa hormat. "Mewakili nama keluarga, aku diutus untuk ikut Kompetisi Bela Diri."

 

Adriel memandangnya dengan tatapan aneh." Bukankah kamu gagal dalam seleksi?" tanyanya.

 

"Keluargaku ada orang dalam..." jawab Duran dengan nada tulus.

 

Wajah Adriel langsung berubah gelap. "Orang sepertimu juga pakai orang dalam seperti aku?" pikirnya dalam hati.

 

Di tengah obrolan itu, sebuah suara lembut terdengar. "Kak Adriel," panggil Wafa sambil tersenyum tipis.

 

Wajahnya tampan, kulitnya sehalus giok, dengan aura elegan bak dewa turun ke bumi.

 

Awalnya, Wafa hanya berniat menyapa Adriel dengan sopan.

 

Namun, siapa sangka Adriel tiba-tiba duduk di sebelahnya dan merangkul pundaknya. Lalu, dia berkata sambil tersenyum akrab. "Kak Wafa, terima kasih atas dukunganmu sebelumnya. Mulai sekarang, kita harus sering bekerja sama, ya?"

 

"Wah, dada Kak Wafa ini keras sekali. Bagaimana kalau kita berdiskusi tentang metode memperkuat tubuh?"

 

Wafa langsung membeku.

 

Dia menatap kosong ke arah Adriel yang tanpa malu memegang dan menekan dadanya.

 

Selama lebih dari dua puluh tahun hidupnya, Wafa belum pernah disentuh pria di tempat seperti itu

 

Senyum Adriel menjadi lebih dingin dalam hati. Meskipun membutuhkan Wafa untuk beberapa hal, itu tidak berarti dia akan membiarkan Enam Jalur Puncak Kematian begitu saja.

 

Jika ingin berpura-pura, lihat saja, sepanjang perjalanan ini aku akan membuatmu kewalahan.

 

Adriel melihat ada tempat tidur besar di kabin pesawat, lalu wajahnya berseri-seri. Dia menoleh ke Wennie dan berkata dengan penuh semangat, " Wennie, malam ini aku ingin berbagi tempat tidur dengan Kak Wafa, untuk mempererat hubungan. Kamu nggak keberatan, 'kan?"

 

Wennie mengerutkan kening sedikit, heran dengan perubahan sikap Adriel terhadap Wafa yang tiba - tiba.

 

Namun, sebagai pasangan yang mendukung, dia hanya tersenyum hangat.

 

"Tentu saja, aku nggak akan mengganggu. Kak Wafa, jangan pelit, ya. Berikan bimbingan penuh pada Adriel tentang metode memperkuat tubuh."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1438 Membakar Langit ~ Bab 1438 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.