Bab 1442
Bagaimana mungkin dirinya dengan
identitas seperti ini tidak memiliki senjata tingkat langit di sisinya?!
Saat ini, dia seperti gadis kecil
tamak yang akan kehilangan barang kesayangannya. Bagaimana mungkin dia bisa
melihat senjata tingkat langit itu pergi di bawah matanya?
"Berhenti ! Bukankah kamu hanya
ingin menarik dan mendapatkan perhatianku?" kata Yoana marah.
"Kalau tiga kali makan malam
nggak cukup, sepuluh kali, bagaimana dengan satu bulan!" tutur Yoana.
"Aku akan memberimu waktu satu
bulan. Kalau kamu masih belum bisa membuatku tersentuh, itu berarti kamu nggak
mampu!" lanjut Yoana.
Dasar sialan ...
Adriel marah dan tertawa tak berdaya.
Kakak, kenapa kamu begitu tidak tahu
malu?
Kamu bisa mendapatkan senjata tingkat
langit dalam waktu satu bulan?
Apakah kamu itu Tentara Agung!?
"Nona Yoana, aku rasa kamu salah
paham. Aku nggak tertarik padamu," kata Adriel.
Adriel berusaha menjaga sikapnya
sebagai seorang pria yang sopan, sambil tersenyum dengan ramah. Yang paling
penting adalah dia tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan orang bodoh
seperti Yoana.
Bahkan hubungan musuh juga tidak
bisa. Memiliki musuh seperti dia, akan menurunkan kecerdasannya sendiri.
Lagi pula, Delvin juga sedang melihat
leluconnya dengan senyuman sinis. Dia tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.
"Kamu!" kata Yoana.
Yoana terkejut. Seolah-olah dia
benar-benar merasa telah melakukan pengorbanan yang besar tetapi Adriel masih
menolaknya!
Dia tidak pernah mengalami
ketidakadilan seperti ini!
Seketika suaranya gemetar dan dia
berteriak, "Apa kamu ingin aku tidur denganmu?! Dasar nggak tahu
malu!"
Sambil berbicara, dirinya seperti
kena sihir, karena matanya langsung berair.
Tentu saja Yoana tahu betapa
pentingnya senjata tingkat langit, jadi dia tetap harus mendapatkannya!
Selama dia meneteskan air mata, tidak
ada barang yang tidak bisa dia dapatkan!
Misalnya sekarang...
"Dasar, berani sekali anak ini
membuat Nona Yoana menangis!"
"Aku belum pernah mendengar
siapa yang begitu berani. Adriel, mari bertarung!"
"Ayo kita bertarung! Aku ingin
lihat apa kamu benar benar sekuat itu!"
Mendengar perkataan dari para
penjilat, urat-urat di dahi Adriel terasa berdenyut dan merasa dirinya terjebak
di tempat orang bodoh.
"Nona Yoana, aku nggak bermaksud
memaksamu. Sebenarnya kamu nggak perlu memberikan apa pun, kamu bisa memilih
untuk menyerah ... " Adriel berkata dengan setenang mungkin.
"Jangan gunakan trik
tawar-menawar itu untuk memaksaku!"
Yoana merasa air matanya tidak
berguna, lalu dia menunjuk Adriel dan berkata dengan marah, " Baiklah, aku
setuju menjadi pacarmu selama seminggu. Apa kamu puas?"
Setelah ucapan ini diucapkan,
seketika seluruh ruangan menjadi daguh!
Banyak orang terus mengawasi Adriel,
bahkan ada yang melepaskan energi sejatinya karena ingin bertarung dengan
Adriel.
Yoana juga tidak menghalangi mereka.
Dia melihat Adriel dengan sikap sombong, seperti sedang mengatakan ini adalah
kegunaanku. Banyak orang yang bersedia mati untukku dan aku bersedia menjadi
pacarmu selama seminggu, itu adalah keuntungan bagimu!
Namun, pada saat berikutnya.
Plak!
Terdengar suara tamparan yang keras.
Adriel menampar Yoana.
Adriel memarahinya, "Dasar
bodoh. Aku sudah cukup bersabar denganmu. Aku juga nggak peduli jika kamu tidur
denganku selama seminggu!"
"Kalau kamu banyak berbicara
lagi, aku akan menamparmu hingga mati!" lanjut Adriel.
"Kamu, kamu... " kata
Yoana.
Yoana menutupi wajahnya dan menunjuk
ke Adriel dengan tidak percaya.
Plak!
Adriel menamparnya lagi dan berkata,
"Untuk kalimat kedua!"
No comments: