Membakar Langit ~ Bab 1447

 

Bab 1447

 

Dilan tersenyum pahit dan berkata, "Beda. Sebenarnya dari segi identitas, aku itu putra sah keluarga Dumin. Meskipun juga keturunan Kakek, juga hanya anak dari simpanan ayahku saja."

 

"Tapi, persaingan di keluarga Dumin sangat kejam, yang terbaiklah yang akan mendapatkan posisi teratas. Wiri mendapatkan posisi saat ini setelah membunuh tiga pewaris langsung keluarga Dumin... "

 

Ada ilmu hitam itu.

 

Juan adalah orang dari Enam Jalur Puncak Kematian. Dia juga bisa melakukannya terhadap keturunannya sendiri...

 

Berbicara tentang ini, Dilan tiba-tiba terdiam dan membuka pintu. Begitu masuk, Adriel melihat seorang pemuda sedang membelakangi mereka.

 

Dia berdiri di depan jendela kaca sambil melihat ke bawah. Siluetnya ramping, tetapi memberikan kesan gagah.

 

Sementara itu, di sisinya ada seorang pria paruh baya yang berdiri dengan serius sambil memeluk pedang di dadanya. Matanya berkedip dengan tatapan yang tajam.

 

Tingkat langit setengah langkah.

 

Keluarga Dumin mengirim seorang yang berada di tingkat langit setengah langkah untuk mengikuti Wiri...

 

Dan ketika dia melihat Adriel sedang menatap dirinya, wajahnya langsung memucat. Lalu, dia berkata dengan suara dingin, "Dilan, siapa yang memerintahkanmu membawa orang ke sini?"

 

Dilan langsung merasa canggung dan berkata, " Itu..."

 

"Baiklah, ayo duduk dan bicarakan bisnis."

 

Pada saat itu, Wiri berbalik. Wajahnya kurus dan tampan, tetapi tatapannya cukup dingin, memancarkan aura yang tidak ramah.

 

"Eh, Kak Wiri, aku datang ingin memberitahumu bahwa ada sedikit saham keluargaku yang bisa kujual kepadamu. Tapi, mengenai harga, apakah bisa kita bicarakan lagi... "

 

Dia sangat berhati-hati dan sikapnya sangat rendah hati.

 

"Kamu sedang membicarakan harga denganku?" kata Wiri sambil menyentuh cangkirnya.

 

Dilan menghela napas panjang dan berkata, "Aku tahu, keluarga mengirimku ke Akademi Arjuna, tapi nggak mencapai prestasi apa-apa, jadi tentu saja aku harus menjual saham kepadamu. Tapi ... "

 

"Kak Wiri, uangku hanya tinggal ini saja. Keluargaku nggak akan mengurusku lagi. Tolong pertimbangkan hubungan persaudaraan kita... "

 

Mendengar hal ini, Adriel merasa bahwa Dilan benar -benar menderita, seolah-olah dia sendiri adalah dalang di balik semuanya.

 

Dan pada saat ini, setelah mendengar ucapan permohonannya, Wiri hanya mengangguk sedikit dan mengulangi, "Jadi, kamu sedang membicarakan harga denganku?"

 

Dilan ingin mengatakan sesuatu lagi.

 

Namun, tiba-tiba Wiri mengangkat tangannya dan melihat pria paruh baya yang wajahnya tanpa ekspresi itu sedang membuka pintu ruangan sebelah.

 

Seiring dengan itu, Dilan terkejut dan berkata, "Ibu? 11

 

Terlihat seorang wanita paruh baya berusia sekitar empat puluhan tahun, tetapi masih terlihat menarik. Saat ini, seluruh tubuhnya terikat dengan tali. Dia berlutut di tanah dan ada sehelai kain yang dijejalkan di dalam mulutnya.

 

Saat ini, dia melihat Dilan dengan mata berkaca- kaca. Pakaiannya terbuka dan menampakkan tubuhnya. Dia merintih dan meronta kesakitan.

 

Dilan tampak marah. Dia berdiri, lau menatap Wiri dengan tatapan tajam dan berkata, "Wiri, beraninya kamu menyentuh ibuku?"

 

Namun pada saat ini, Wiri hanya memegang cangkir teh sambil mencium aroma teh yang harum dan berkata dengan santai, "Ayo, minum teh dulu, tenangkan diri."

 

"Sialan!"

 

Dilan mengangkat tangan dan mengetuk meja dengan keras. Energi di dalam tubuhnya naik turun tak menentu. Dia menatap Wiri dengan tatapan tajam, seolah-olah ingin membunuhnya.

 

"Tuan menyuruhmu untuk meminum teh!"

 

Pada saat itu, pria paruh baya itu tiba-tiba menarik pedangnya dan menempelkannya ke leher Wiri!

 

Aura pembunuhan yang kuat dan dingin seketika membangunkan kemarahan Dilan!

 

"Duduk dulu."

 

Adriel menepuk bahunya, lalu memintanya duduk.

 

Dia menatap Wiri sambil mengernyit. Apakah keluarga Dumin begitu kacau?

 

Apakah anggota keluarga sendiri bisa diculik sesuka hati?

 

Pria paruh baya itu juga duduk menyeruput tehnya, sambil menatap Dilan dengan tatapan sinis.

 

"Berikan padaku kontraknya, aku akan menandatanganinya! Harga kamu yang tentukan!" kata Dilan sambil tertawa getir.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1447 Membakar Langit ~ Bab 1447 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.