Membakar Langit ~ Bab 1455

 

Bab 1455

 

Saat itu, Adriel sudah mengendarai mobil menuju alamat yang diberikan oleh Wafa, tetapi dia menerima telepon dari Wennie.

 

"Ayahku dipanggil oleh Delvin dan dia akan datang ke Kota Yuria..." kata Wennie sambil tersenyum pahit.

 

Lalu, Wennie melanjutkan, "Ayah bilang, Delvin nggak senang, dia bilang aku nggak dididik dengan baik, dan akan dihukum oleh keluarga."

 

"Serahkan padaku untuk mengurusnya," kata Adriel, sebelum menutup telepon dan menekan pedal gas, melanjutkan perjalanannya.

 

Di Kota Yuria ada aturan yang menyatakan bahwa orang tua tidak boleh campur tangan dalam pertempuran antara generasi muda.

 

Adriel merasa sudah saatnya untuk menyelesaikan urusan dengan Joni secara tuntas.

 

lagi pula, dia dan Joni sudah memiliki janji untuk bertarung dan sebagai seorang pria, dia tidak boleh ingkar janji.

 

Di vila Joni, sebuah pesta sedang berlangsung, dengan beberapa selebriti wanita dari Srijaya yang menari dan bernyanyi untuk memeriahkan suasana.

 

Joni duduk, tangannya yang baru disambung masih belum bisa digerakkan, tetapi dengan banyak kaki tangan di sekelilingnya, suasana hatinya sangat baik.

 

"Kak Joni, meskipun Adriel terlihat sombong, di Kota Yuria, ini wilayah kita. Ayahmu menggunakan sedikit trik dan sekarang Adriel sudah jadi musuh Yoana!" kata Albert sambil tertawa lebar.

 

"Sekarang, hanya dengan satu kata dari Yoana, Adriel sudah menjadi bahan tertawaan dan aku rasa nggak ada yang berani lagi berurusan dengannya!" tambahnya sambil tertawa.

 

"Jangan terlalu lantang, kalau Yoana tahu kita memanfaatkan dia untuk menghadapi Adriel, itu bisa repot," jawab Joni sambil tersenyum kecil meski sedikit kesal karena lukanya.

 

Joni memiliki luka di tubuhnya, jadi tidak minum banyak, tetapi di matanya tampak kilatan kepuasan.

 

Apa pun kekuatan Adriel, sekarang namanya sudah tercemar, bahkan di jalanan pun dikenal buruk. Dia pergi ke acara Yoana dan katanya ingin menyerahkan senjata tingkat langit, tetapi pada akhirnya malah menarik kata-katanya.

 

Seorang yang tamak akan pujian dan mencari perhatian orang lain, bahkan tidak tahu diri dan sekarang akhirnya reputasinya hancur.

 

Hanya saja sedikit disayangkan, dia mengadakan pesta sendiri dan mengundang banyak tamu, hanya untuk menyaksikan kekalahan Adriel.

 

Joni bahkan berencana mengundang orang-orang dengan tingkat kekuasaan tinggi seperti Yohan untuk bersama-sama menghadapi Adriel.

 

Namun sepertinya mereka semua tidak tertarik dan malas untuk datang....

 

Di sudut ruangan, seorang wanita cantik yang pernah bertemu dengan Adriel sedang duduk di meja pesta. Dia mengeluh sambil makan dengan mulut dipenuhi makanan.

 

"Pesta ini benar-benar membosankan, hanya membicarakan orang di belakang mereka. Dasar sekelompok pengecut. Kalau berani, pergi cari Adriel dan tantang dia langsung!"

 

"Nona, aku sudah bilang, tapi kamu tetap ingin datang hanya karena bisa makan di sini... " ujar pelayan setia yang ada di sampingnya. Dia memberikan tisu untuk membersihkan sudut mulut Nona yang cantik.

 

"Siapa bilang aku datang cuma buat makan!" kata wanita cantik itu.

 

"Aku datang untuk urusan penting. Bibi bilang kalau Adriel harus diperhatikan, katanya dia bisa jadi pasangan yang cocok untukku, jadi aku datang untuk menyelidiki informasi!"

 

"Apa Nyonya Freya selalu mengawasi Adriel?" tanya pelayan dengan terkejut. Tidak heran Nyonya Freya membiarkan Nona keluar untuk jalan-jalan.

 

"Ya, katanya dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan para jenius dari Srijaya dan mencari seseorang. Apa peduliku? Itu nggak ada kaitannya denganku..."

 

Wanita cantik itu mengangkat bahu, tetapi sambil melihat ke meja utama. Dia menyeringai dan berkata, "Tapi sepertinya Adriel nggak bisa memenuhi janjinya. Begitu banyak orang, bagaimana dia bisa mendapatkan kedua kaki Joni?"

 

Saat itu, seseorang di meja utama tiba-tiba berkata, "Aku dengar, ada yang melihat Adriel di hotel Keluarga Dumin."

 

Tiba-tiba, seseorang mengungkapkan informasi tersebut.

 

"Berencana mengunjungi Wiri? Sepertinya dia tahu bahwa di Srijaya, dia tak akan bisa mengalahkanku, jadi dia berencana mencari aliansi, ya?" kata Joni sambil tersenyum tipis.

 

Lalu dia melanjutkan sambil menggelengkan kepala, "Tapi bagaimana Wiri bisa menjadi musuh ayahku hanya demi dia? Itu hanya mimpi belaka."

 

"Benar!"

 

Albert juga ikut tertawa lalu berkata, "Dia bahkan bilang akan mengambil kedua kakimu, siapa yang nggak bisa bicara besar?"

 

Semua orang tertawa, mereka juga sering melemparkan kata-kata keras seperti itu, tetapi siapa yang akan mempercayainya?

 

Saat Albert masih tertawa, tiba-tiba ada kilatan cahaya dingin yang melintas di depannya.

 

Tawa itu pun terhenti seketika, dan senyum di wajahnya langsung mengeras.

 

Semua orang terdiam, terkejut melihat wajah Albert yang masih terbingung dengan senyum kaku, perlahan menunduk, lalu seluruh kepalanya terputus dari lehernya dan jatuh berguling.

 

Darah menyembur dari lehernya!

 

Kepala itu hampir jatuh ke tanah, tetapi ditangkap dengan satu tangan yang meraih rambutnya, lalu diletakkan di atas meja.

 

Adriel menendang tubuh Albert yang sudah menjadi mayat, menekan kepalanya dan duduk dengan santai. Dia melirik sekeliling dan berkata dengan tenang, "Kalian sedang menertawakan aku, ya?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1455 Membakar Langit ~ Bab 1455 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 08, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.