Membakar Langit ~ Bab 1463

 

Bab 1463

 

Harriet perlahan tersenyum, hatinya dipenuhi harapan untuk bertemu lagi dengan Adriel. Baginya, Adriel adalah pendukung sempurna yang tahu kapan harus memuji dan mengimbangi aksinya.

 

Namun, saat itu, Nyonya Freya, yang tadinya berniat menegur putrinya karena pulang terlalu larut, mendadak terdiam. Senyuman Harriet mengingatkannya pada seseorang, senyuman yang pernah begitu akrab di matanya. Akhirnya, dengan nada lembut, dia bertanya, "Hari ini menyenangkan? 11

 

"Senang, Ibu!" jawab Harriet sambil mengangguk penuh semangat.

 

"Kamu tahu, Adriel yang pernah kamu sebut itu memang hebat sekali! Oh, ya, Paman Luiz membunuh Delvin tadi."

 

Nyonya Freya menoleh ke Luiz, matanya menanyakan penjelasan.

 

"Adriel juga ada di sana dan Nona malah mengangkat Adriel jadi adiknya," jawab Luiz tanpa ekspresi.

 

Dia tidak merasa perlu menjelaskan alasan membunuh Delvin. Seolah-olah, nyawa seorang tetua keluarga tidak seberapa penting dibanding aksi spontan Harriet yang mengangkat Adriel sebagai adik.

 

"Bagaimana sifatnya?" tanya Nyonya Freya sambil menaikkan alis.

 

"Cukup menarik," jawab Luiz.

 

Dia memikirkan Adriel sejenak, lalu mengeluarkan beberapa botol obat dari sakunya. Dia menjelaskan, " Ini obat penghancur tubuh dari dia. Katanya dia ahli dalam pengobatan, tapi dari apa yang kulihat, keahliannya itu lebih cocok untuk membunuh."

 

Nyonya Freya tertawa kecil. "Dulu, ada juga seseorang yang membunuh banyak orang, tapi seluruh negeri tetap memujinya sebagai orang yang berkarakter baik," balasnya.

 

Luiz segera mengangguk setuju, tidak ingin berdebat.

 

Nyonya Freya mengambil salah satu botol, membuka tutupnya untuk memeriksa cairan di dalamnya. Namun saat melihatnya, tangannya sedikit gemetar dan matanya menunjukkan keraguan.

 

"Nyonya?"

 

Luiz sedikit terkejut. Apa yang bisa membuat Nyonya Freya, wanita yang membuat Srijaya gemetar dengan satu keputusan, tiba-tiba kehilangan ketenangan?

 

Nyonya Freya menutup botol itu perlahan, matanya tampak bingung dan penuh tanda tanya. Dia bergumam, "Seharusnya ini nggak mudah untuk ditemukan. Apa seseorang sedang mencoba menjebakku?"

 

"Siapa yang berani menjebakımu, Ibu?" teriak Harriet karena terkejut.

 

"Siapa yang berani menjebakmu, Ibu?" teriak Harriet karena terkejut.

 

Nyonya Freya hanya melambaikan tangan, menenangkan putrinya, lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar. Harriet dan Luiz tidak berani mengikutinya. Berkeliling taman di malam hari adalah kebiasaan lama Nyonya Freya, sesuatu yang dulu dia lakukan bersama seseorang.

 

Setelah orang itu pergi, kebiasaan itu tetap dia lanjutkan, meski kini hanya seorang diri.

 

Namun malam ini, pikirannya gelisah. Dia berjalan perlahan di antara bunga-bunga, merenungkan segala kemungkinan.

 

"Seorang pewaris Tabib Agung? Kenapa bisa muncul begitu mudah di hadapanku?" pikir Nyonya Freya dalam hati.

 

Atau mungkin....

 

Dia mengangkat pandangan ke langit berbintang dan bergumam pelan, "Apa musuh lamamu yang mencarimu?"

 

Tentu saja, bintang-bintang tidak menjawab. Namun, pertanyaan itu cukup untuk membuatnya mengambil keputusan.

 

Untuk pertama kalinya dalam setahun, dia melangkah melewati taman, menuju area yang lebih dalam. Sepanjang jalan, bunga-bunga yang indah berubah menjadi bangunan-bangunan megah yang terjaga ketat.

 

Penjaga yang tersembunyi maupun yang terlihat segera memberi hormat dengan penuh hormat saat melihatnya.

 

Hanya dalam beberapa langkah, aura luar biasa terpancar dari tubuhnya. Wajahnya yang lembut kini memancarkan wibawa yang sulit dijelaskan, seperti ratu malam yang menjadi pusat perhatian.

 

Ketika mencapai pintu halaman dalam, banyak sosok dengan aura kuat telah berkumpul, menunggu dengan wajah serius.

 

Mereka siap mendengar perintah yang mungkin paling berat, tetapi juga paling penting dalam hidup mereka.

 

Satu kata darinya bisa menggulingkan salah satu keluarga terbesar di Srijaya.

 

Nyonya Freya hampir saja membuka mulut untuk memberi perintah, tetapi tiba-tiba, dia teringat sesuatu.

 

Pewarisnya tidak perlu dikenali. Beri dia tantangan dan dia akan bersinar terang hingga kamu tidak bisa mengabaikannya.

 

Sambil mengingat kata-kata itu, dia memberi perintah, "Sebarkan perintah. Kompetisi Bela Diri akan dimulai lebih awal. Jadwalkan di ..."

 

Dia memandang ke langit, pada bintang -bintang yang diam, sebelum melanjutkan, "... fajar."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1463 Membakar Langit ~ Bab 1463 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.