Bab 1477
"Sebetulnya sangat sederhana.
Masalah Marlon adalah luka yang terlalu parah dan kita nggak punya waktu untuk
memperbaikinya secara perlahan. Namun, aku memiliki sebuah teknik rahasia yang
bisa dicoba untuk menyambungkan kembali jantungnya secara paksa," ucap
Kenzo.
"Tapi bahan yang dibutuhkan
bukan sembarang obat, melainkan darah dari inti jantung seorang ahli tingkat
langit tahap sembilan!"
"Apa?"
Mendengar itu, semua orang pun
terkejut.
Darah inti jantung tidak bisa
dibandingkan dengan darah biasa. Bahkan jika hanya kehilangan setetes, seorang
ahli tingkat tinggi tahap sembilan bisa jatuh dalam kondisi lemah. Selain itu,
kehilangan sedikit saja bisa mengurangi usia satu atau dua tahun, bahkan bisa
mengurangi tiga hingga lima tahun.
"Nggak ada pilihan, luka Marlon
terlalu parah. Aku hanya bisa mencoba cara ini, meski solusinya sudah ada, jika
kalian nggak bisa mendapatkan bahan obatnya, aku juga nggak bisa berbuat
apa-apa... ujar Kenzo.
"Tapi aku harap kalian cepat
membuat keputusan, Marlon sangat membutuhkan pertolongan," lanjut Kenzo.
Sambil berkata begitu, pandangan
Kenzo secara sengaja atau tidak sengaja tertuju pada Daniel.
Semua orang di ruangan itu pun
memilih untuk diam dan tidak berani melanjutkan pembicaraan.
Di antara mereka yang berada di
tingkat langit, hanya Daniel seorang diri yang memenuhi syarat ...
"Pak Daniel, bagaimana
menurutmu..." tanya Carlos.
Carlos yang sedikit canggung menatap
Daniel.
Melihat itu, Daniel pun terdiam
sejenak. Setelah beberapa waktu, dia menghela napas dan berkata, " Baiklah,
informasi mengenai Marlon berhubungan dengan Enam Jalur Puncak Kematian, selama
bisa menangkap lebih banyak pengkhianat, aku pun nggak bisa menolak."
Begitu kata-kata itu terlontar, semua
orang langsung menghela napas lega.
Darah inti jantung seorang ahli
tingkat langit tahap sembilan bukanlah hal yang sepele. Daniel akan membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk pulih dan selama waktu itu, dia tidak bisa
bertarung melawan musuh.
"Tenang saja, Pak Daniel. Selama
waktu ini ada yang berani memusuhimu, itu sama saja dengan memusuhi keluarga
Janita!" kata Carlos dengan serius.
Melihat hal itu, semua orang pun
langsung memuji kebaikan hati Daniel dan mereka segera berjanji akan memberikan
bahan obat untuk membantu pemulihannya.
Daniel hanya menggelengkan kepala
dengan senyum pahit. Dia tahu, tak ada pilihan lain dan dia harus menerima
tanggung jawab itu.
"Tunggu dulu, Master Kenzo. Kamu
yang bilang darah inti jantung bisa menyembuhkan, kalau kamu bilang bisa,
berarti bisa. Kalau kamu bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Kami bagaimana
tahu apa yang kamu katakan itu benar atau nggak?" tanya Adriel.
"Kalau setelah menggunakan darah
inti jantung Pak Daniel, Marlon masih nggak sembuh, bagaimana?" lanjut
Adriel.
Tiba-tiba, sebuah suara dingin
terdengar.
Semua orang menoleh dan melihat ke
arah Adriel yang berdiri di samping dengan tatapan penuh sindiran menuju Master
Kenzo.
Carlos makin kesal dengan Adriel,
merasa pemuda itu sangat tidak mengerti situasi dan justru membuat masalah.
Bukankah itu hanya akan menambah keruwetan?
"Pak Daniel, sepertinya muridmu
nggak terlalu percaya padaku?" kata Kenzo dengan senyum tipis.
Namun, Kenzo tidak marah, dia hanya
tersenyum dan berkata lagi, "Tapi itu bisa dimaklumi, Adriel sangat peduli
terhadap gurunya, itu hal yang wajar."
Namun, makna lain dari dimaklumi
adalah memaafkan, yang artinya dia tidak berniat menjawab pertanyaan Adriel dan
secara halus memberi isyarat kepada Daniel untuk menegur Adriel.
Tapi, Daniel justru tersenyum dan
berkata, "Adriel juga ada benarnya. Kalau Marlon masih nggak sembuh, apa
yang bisa kita lakukan?"
"Pak Daniel!"
Mendengar itu, ekspresi Kenzo
langsung sedikit mendingin dan berkata, "Aku sudah berkecimpung di dunia
pengobatan selama puluhan tahun, menjelajahi seluruh Srijaya dan menyelesaikan
berbagai penyakit yang sulit disembuhkan!"
"Kalau bukan karena keluarga
Janita yang memintaku, aku mungkin nggak akan datang!" lanjut Kenzo.
"Kalau ragu pada seseorang,
jangan mempekerjakannya. Aku sudah memberikan solusi, kalau kalian berdua merasa
ada masalah, aku akan pamit dulu!" ujar Kenzo lagi.
"Master Kenzo, masalah hidup
mati Marlon sangatlah penting. Kenapa harus membicarakan hal -hal seperti
ini?" kata Carlos.
Carlos yang melihat situasi itu
segera mencoba menengahi. Dia merasa sedikit menyesal karena membiarkan Adriel
berbicara tanpa berpikir panjang. Jika saja dia tahu Adriel akan membuat
masalah seperti ini, dia tidak akan membiarkannya datang.
Namun, Adriel tetap bersikap santai,
melipat tangan dan tersenyum tipis sambil menunggu jawaban dari Kenzo.
Mendengar itu, ekspresi Kenzo makin
serius lalu berkata, "Baiklah, karena permintaan dari Pak Carlos, aku akan
menunjukkan kepada kalian semua bagaimana caranya menghidupkan kembali
seseorang!"
Dengan itu, Kenzo mengiris tangannya
dengan cepat. Darah kental yang mengalir dari telapak tangannya tampak seperti
air raksa mengalir seperti bola bola kecil di telapak tangan.
Wajah Kenzo langsung sedikit memucat,
tetapi dia dengan tenang berkata, "Ini adalah esensi darah aku. Sekarang,
mari kita lihat hasilnya."
Lalu, dia mengeluarkan beberapa jarum
emas dan menancapkannya ke titik-titik penting di tubuh Marlon.
Darah di telapak tangannya mulai
mendidih, berubah menjadi energi darah yang kemudian mengalir menuju
jarum-jarum emas tersebut dan meresap ke dalam titik-titik vital Marlon.
Tak lama kemudian, seseorang terkejut
dan berteriak, "Marlon bergerak!"
Semua orang menatapnya dengan wajah
penuh harapan. Mereka melihat perubahan pada wajah Marlon yang tadinya pucat,
kini mulai berwarna merah merona. Bahkan, kelopak matanya terlihat bergerak,
seolah dia berusaha untuk bangun.
No comments: