Membakar Langit ~ Bab 1483

 

Bab 1483

 

Sekarang, Adriel sedang menghadapi ujian yang mungkin merupakan soal termahal yang pernah ada di Srijaya...

 

Dalam hati, Luiz berdoa semoga Adriel bisa memberikan jawaban yang sempurna.

 

Waktu terus berjalan...

 

Namun, kabar yang dinanti-nanti tak kunjung datang.

 

Luiz mulai merasa cemas dan gelisah, berjalan mondar-mandir. Beberapa kali dia hampir ingin keluar dan menangkap Kenzo.

 

Perasaan ini sangat tidak nyaman.

 

Saat itu, teleponnya berdering terus-menerus.

 

Dengan penuh harapan, Luiz segera mengangkat telepon, tetapi begitu mendengar suara di ujung sana, ekspresi wajahnya langsung berubah. Dia segera berkata, "Nyonya, Shawn sudah sampai dan ingin bertemu denganmu."

 

Nyonya Freya menjawab, "Suruh dia tunggu."

 

Luiz meletakkan telepon dan melanjutkan kegelisahannya dalam menunggu. Satu jam penuh berlalu.

 

Nyonya Freya yang biasanya tenang, kali ini menghela napas pelan dan ekspresinya sedikit muram.

 

Lalu, dia berbalik dan berkata, "Ayo temui Shawn."

 

"Ya.."

 

Luiz menghela napas dan terpaksa mengikuti.

 

Namun, tiba-tiba pintu terbuka. Carlos masuk dengan langkah cepat dan wajahnya penuh kegembiraan.

 

Namun dia berusaha menahan emosinya dan mengeluarkan dokumen sambil berkata, "Kakak, Kenzo ternyata adalah mata-mata dari Enam Jalur Puncak Kematian!, Dokter Adriel sudah berhasil menyembuhkan Marlon."

 

"Ini sebagian dari pengakuan Kenzo."

 

Dia hendak meminta pengakuan atas keberhasilan dan kerja kerasnya.

 

Tiba-tiba!

 

Secangkir teh jatuh ke lantai dan pecah berantakan.

 

Namun, Nyonya Freya seolah tidak merasakannya, berdiri diam tanpa bersuara.

 

Luiz yang penuh semangat dengan gemetar memandang Nyonya Freya. Dia berkata, "Dia ... dia orang itu..."

 

Apa?

 

Carlos merasa bingung, biasanya Nyonya Freya yang tenang ini kenapa bisa begitu terkejut?

 

Ada apa?

 

Namun, saat itu, Nyonya Freya sudah berjalan cepat keluar. Luiz yang juga tak bisa menahan kegembiraannya segera mengikuti.

 

Carlos yang tadinya datang untuk melaporkan justru bingung memegang dokumen dan bertanya, "Ada apa ini? Aku belum sempat menyebutkan perigakuannya..."

 

Saat itu.

 

Marlon sudah dibawa pergi oleh keluarga Janita.

 

Adriel ada di dalam ruang perawatan, sedang puas memeriksa satu per satu bahan obat.

 

Ini semua adalah bahan obat dari seribu tahun.

 

'Saat ini, Adriel hanya memiliki sedikit bahan obat seribu tahun. Sebelumnya karena kematian Ceol, seluruh harta keluarganya diwariskan kepada Adriel. Namun, setelah berlatih selama ini, hanya tersisa tiga jenis.

 

Sekarang, Adriel berhasil mendapatkan 30 jenis bahan obat dan dia memperkirakan bahan-bahan ini cukup untuk dirinya selama sebulan...

 

Satu bahan obat seribu tahun per hari, bisa dikatakan adalah pemborosan.

 

Saat itu, pintu terbuka.

 

Adriel mengangkat kepalanya dan langsung terkesima.

 

Namun yang terlihat adalah seorang wanita cantik yang belum pernah dia lihat sebelumnya, berjalan dengan langkah pelan. Wanita itu memang sangat cantik, tetapi yang paling menarik perhatian adalah tatapan matanya.

 

Hangat, ramah, dan tenang, seolah dia sedang melihat keluarga sendiri dan membuat orang merasa dekat.

 

"Kamu siapa?" tanya Adriel dengan bingung

 

Nyonya Freya menatap Adriel lama sekali, seolah - olah menembus waktu dan melihat bayangan yang familiar. Perlahan, dia tersenyum dan berkata, " Kamu telah membantu keluarga Janita. Apa yang kamu inginkan?"

 

"Imbalan? Itu sudah diberikan ... " kata Adriel.

 

Setelah itu dia tersenyum dan melanjutkan, "Tiga puluh bahan obat seribu tahun, keluarga Janita cukup dermawan."

 

"Aku bukan bicara soal itu. Selain bahan obat itu, apa yang masih kamu inginkan?" kata Nyonya Freya dengan serius dan menggelengkan kepala.

 

"Keluarga Janita cukup besar hati. Apa saja boleh?" tanya Adriel dengan terkejut.

 

"Ya, apa saja," jawab Nyonya Freya dengan tegas.

 

"Kalau begitu..." Adriel menggaruk kepala dan bercanda, "Aku nggak begitu suka dengan keluarga Dumin. Bagaimana kalau bantu aku hancurkan mereka?"

 

Nyonya Freya berpikir sejenak lalu berkata, " Setengah bulan. Bisa, nggak?"

 

Adriel terkejut dan berseru, "Hah?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1483 Membakar Langit ~ Bab 1483 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.