Membakar Langit ~ Bab 1488

   

Bab 1488

 

Saat ini, di kedai teh.

 

Hanya Harson yang tertinggal. Dia meminum teh dengan perlahan, duduk diam dan dengan tatapan tenang dia memandang ke rumah sakit keluarga Janita yang tidak jauh dari sana.

 

Kenzo, belum keluar.

 

Juga tidak ada kekacauan pada keluarga Janita.

 

Dia meletakkan cangkir teh di atas meja, dengan sedikit kilatan di matanya.

 

Gagal.

 

Dia merasa gelisah di dalam hatinya, mengambil ponselnya, berdiri dan hendak pergi.

 

Pada saat itu, dia tiba-tiba terpaku.

 

Seorang wanita cantik duduk di sampingnya.

 

Seharusnya di sini hanya ada dia sendiri, tetapi wanita cantik ini malah minum teh di sini. Dia begitu anggun dan tenang, tetapi seolah-olah dia adalah pemilik di sini dan sedang menatap Harson.

 

Dia sudah duduk di sini beberapa saat.

 

Harson terdiam sejenak dan kemudian berkata dengan senyuman alami dan sopan, "Apa yang aku lakukan, sehingga membuat Nyonya mendatangiku di sini. Kalau Leluhur tahu, dia akan memarahiku nggak tahu tata karma."

 

Harson merasa keringat dingin menguncur di belakangnya.

 

Nyonya Freya tidak berkata dan hanya menatapi Harson. Tatapannya dalam seperti langit yang luas dan membuat orang merasa takjub.

 

"Apa kamu datang untuk urusan Kenzo?" tanya Harson.

 

Harson berdiri dengan hormat karena tidak berani duduk. Lalu dia menarik napas dalam dan berkata, " Aku mendapat kabar kalau dia sedang berencana untuk menyakiti Marlon. Sepertinya dia memang memiliki niat jahat."

 

"Semua ini adalah kesalahan keluarga Dumin, kami akan bertanggung jawab sepenuhnya. Kami akan melakukan pembersihan besar-besaran untuk memberikan penjelasan kepada kamu, keluarga Janita dan juga seluruh Srijaya," kata Harson.

 

Air teh di atas meja sedang mengeluarkan uap parias.

 

Entah karena uap panas atau alasan lain, kini Harson mulai bercucuran keringat di dahinya.

 

Nyonya Freya hanya diam. Mengetuk dengan pelan jarinya yang diletakkan di atas penutup cangkir teh.

 

Satu demi satu ketukan, membawa irama dan suara yang tidak terlalu keras.

 

Namun, di dalam kedai teh yang sunyi ini terdengar sedikit jelas.

 

Mulut Harson semakin kering. Sebagai tingkat langit tahap kedelapan, dia berdiri di sana dengan wajah pucat dan tangan kaki yang kebas.

 

Tubuhnya yang kuat itu terguncang-guncang dan ada rasa manis dan bau amis pada mulutnya. Tubuhnya gemetar dan tiba-tiba dia memegang meja.

 

Cangkirnya bergetar dan air teh tumpah.

 

Suara ketukan di meja tiba-tiba berhenti

 

Harson menghela napas yang berat dan menatap Nyonya Freya dengan penuh ketakutan, bahkan menunjukkan ekspresi permohonan ampun.

 

Namun, Nyonya Freya tidak mempedulikannya. Dia melihat air teh yang tumpah dengan tatapan yang aneh.

 

Setelah berpikir sejenak, dia berkata untuk pertama kalinya, "Mari kita lanjutkan minum teh."

 

Nyonya Freya bangkit dan masuk.

 

"Terima kasih atas pengampunanmu, Nyonya. Aku berjanji! Aku akan menyelidiki masalah ini secara menyeluruh!" Harson berkata dengen gemetar.

 

Nyonya Freya tidak meresponnya.

 

Saat Nyonya Freya keluar dari kedai teh, tiba-tiba Harson memegang meja dan memuntakan darah yang banyak, bahkan ada beberapa pecahan organ yang dimuntahkannya.

 

Setelah beberapa saat, Harson bangkit dengan wajah pucat. Dia begitu lemah dan lemas, seluruh tubuhnya basah oleh keringat dingin. Dia duduk dengan lemah dan tatapan matanya kosong.

 

Pada saat itu, tiba-tiba telepon berdering dan terdengar suara cemas dari seberang telepon berkata, "Pak Ewan meninggal di pasar, Pak!"

 

Tiba-tiba Harson terkejut dan segera menutup teleponnya. Lalu dia menelepon nomor lain dan berkata, "Leluhur, Nyonya Freya membunuh Ewan dan melukaiku!"

 

"Apa dia mencurigai kita?" tanya Harson.

 

Orang di seberang telepon itu terdiam sejenak, kemudian berkata dengan suara yang tua tetapi kuat, "Dia sedang menguji kita. Kalau kita membalas, malah akan ketahuan."

 

"Satu bulan, bertahanlah selama satu bulan!"

 

"Setelah satu bulan, Srijaya akan berubah total!"

 

Harson memikirkan banyak kemungkinan Nyonya Freya datang ke sini.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1488 Membakar Langit ~ Bab 1488 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.