Bab 1489
Namun dia tidak tahu, kedatangan
Nyonya Freya kali ini hanya untuk menyelesaikan lelucon seseorang.
Dia pergi juga karena melihat
seseorang telah mulai bertindak dan membuatnya merasa tidak cocok untuk ikut
campur.
Setelah Nyonya Freya keluar dari
kedai teh, Luiz sudah menunggu di samping mobil mewah. Dia segera membuka pintu
mobil untuk Nyonya Freya.
Kemudian dia mengemudi. Pandangannya
tertuju kepada Nyonya Freya dari cermin dan berkata dengan hati-hati,
"Hanya membunuh satu orang saja, seharusnya perintahkan aku saja. Kenapa
kamu melakukannya sendiri? Itu bisa merusak martabatmu."
Nyonya Freya teringat sesuatu dan
berkata dengan senyuman, "Aku sudah berjanji dengannya, nggak boleh
serahkan kepada orang lain."
Siapa yang membuat Nyonya Freya
setuju untuk melakukan hal yang merusak martabatnya ini?
Luiz terkejut, tetapi dia tidak
berani bertanya lebih banyak. Lalu dia hanya berkata dengan hati-hati, "
Pak Carlos mendapatkan kabar bahwa kamu membunuh Ewan. Dia ingin tanya apa kamu
mengetahui bahwa keluarga Dumin adalah Enam Jalur Puncak Kematian? Apa kamu
ingin mulai bertarung dengan keluarga Dumin?"
"Kalau iya, dia akan meminta
maaf kepadamu, karena nggak menyadari masalah keluarga Dumin. Dia akan
mengundurkan diri dari posisinya... " Janjut Luiz.
Tampaknya tindakan Nyonya Freya
membuat Carlos panik. Menurut Carlos, Nyonya Freya tidak puas dengan
kemampuannya, sehingga memilik untuk menangani beberapa hal sendiri.
Kemudian Luiz berkata dengan serius,
"Apa keluar Dumin benar-benar Enam Jalur Puncak Kematian?"
"Nggak tahu, nggak
penting," jawab Nyonya Freya.
Nyonya Freya melihat ke luar jendela
dan berkata dengan tak acuh, "Yang penting adalah harus ada salah satu
orang yang mati dari mereka..."
Waktu itu, kemarahanku membuatku
berpisah dengannya. Tidak peduli dengan segala cara yang ku lakukan, aku nggak
bisa bertemu dengannya.
Sekarang kemarahanku sudah reda dan
bertemu dengan orang itu, saatnya untuk mengganti ruginya.
Luiz terkejut, kedua tangannya yang
memegang setir sedikit berkeringat.
Srijaya...
Tokoh penting mana yang datang...
Sementara itu.
Adriel tidak tahu bahwa karena satu
kata leluconnya, seorang tingkat langit tahap keenam meninggal begitu saja.
Dan seorang tingkat langit tahap
kedelapan terluka parah. Serta membuat panik Tetua keluarga pertama di Srijaya
dan hampir mengundurkan diri dari posisinya.
Saat ini, dia sedang sibuk menguji
Wennie.
"Apa? Harson juga Enam Jalur
Puncak Kematian?" kata Wennie sangat terkejut!
Adriel menghirup napas dingin dan
berkata, " Jangan bicara, ada hewan pengerat."
Di saat Wennie terus sibuk.
Adriel mengerutkan keningnya dan
berkata, "Enam Jalur Puncak Kematian seperti kecoa. Ketika kamu menemukan
satu ekor, sebenarnya itu tandanya ada sekelompok dari mereka... "
Adriel telah menemukan polanya,
strategi favorit Enam Jalur Puncak Kematian adalah menguasai posisi tertinggi
dalam keluarga tersebut.
Lalu, secara alami akan lebih mudah
untuk mengembangkannya ...
Tampaknya ke depannya harus lebih
berhati-hati kepada siapa pun yang memiliki posisi dan kekuasaan tinggi.
Saat memikirkan ini, tanpa sadar
Adriel memperhatikan tubuh putih yang indah milik Wennie. Kemarahannya langsung
muncul.
"Capek, 'kan? Masih belum makan malam,
ya?" kata Adriel
"Iya," Wennie mengangguk
sambil tersenyum. Gerakkannya tidak terlalu besar, hanya merasa Adriel sangat
perhatian.
Satu jam kemudian, Wennie
membelalakkan matanya dan makan sesuatu.
Dia mengusap mulutnya dan berkata,
"Kamu harus berlatih lebih keras. Aku selalu merasa telah menghambat
latihanmu..."
"Apa kamu masih lapar?"
tanya Adriel tersenyum.
"Sudah kenyang," jawab
Wennie tak berdaya.
Namun, Adriel masih lapar. Pada saat
itu, teleponnya berdering.
Dilan lagi!
Orang ini selalu mengganggu di
saat-saat seperti ini!
Adriel benar-benar ingin memukul
manusia sialan ini.
"Ada apa?!" Adriel
mengangkat telepon dan berkata dengan wajah yang muram. Lalu dia menunjuk ke
adiknya dan memberi tahu Wennie untuk lebih berhemat, tidak boleh
membuang-buang makanan.
"Ada masalah, bos!" kata
Dilan.
Adriel sudah terbiasa. Orang ini
selalu mengatakan kata ini setiap kali pembukaan.
No comments: