Bab 1494
Memikirkan hal ini, Louis
menggelengkan kepalanya dengan membisu. Dibandingkan dengan kedua genius itu,
Adriel bukanlah apa-apa
Di saat ini, terlihat seorang pria
yang berusia sekitar 30 tahun berjalan memasuki pintu.
Pria itu memiliki tubuh yang tinggi
dan ramping, serta wajah yang tampan, tetapi rambutnya berwarna putih.
Rambutnya bukan berwarna putih sayu, melainkan keperakan, seolah-olah tubuhnya
diselimuti oleh cahaya berwarna perak.
Saat dia melangkah dan berjalan
masuk, seketika ada aura yang tidak terlihat memenuhi seisi ruangan.
"Louis Ledora!"
"Setelah tiga tahun, dia muncul
lagi... "
Orang-orang mulai membahas tentang
orang itu dengan rasa kagum. Tidak ada orang yang cocok dengan sebutan genius
nomor satu selain Louis.
Di belakangnya, ada seseorang yang
sedang membawa kotak batu alam. Saat dibuka, ternyata isinya adalah kepala manusia!
"Aku berterima kasih atas
undangan pesta Liny dari keluarga Janita. Ini adalah hadiahnya, sebuah kepala
Prastya tingkat langit!"
Kepala Prastya tingkat langit!
Orang-orang pun terkejut, karena
katanya entah bagaimana ada seorang Prastya tingkat langit yang kabur ke
Srijaya dan membunuh serta melakukan kejahatan dengan sesuka hatinya.
Orang itu terlalu licik, sehingga
tidak akan bisa ditangkap oleh tingkat langit biasa.
Bisa-bisanya Louis membunuhnya
sebelum datang ke kota Yuria?
"Kebetulan orang ini kabur ke
wilayah utara Srijaya, kakakku hanya perlu waktu sehari untuk memburu dan
memenggal kepala orang ini," ucap Yohan ke semua orang dengan bangga.
Semua orang terkagum -kagum. Para
genius Srijaya yang ada di tempat pun bangkit dan memberikan hormat, terlepas
dari apa pun identitas mereka.
Louis keluar di pagi hari dan kembali
dengan membawa kepala orang di kala serija!
Meski pun Luiz tidak pernah keluar
untuk menyambutnya, kedatangan Louis sudah seperti kedatangan kaisar muda, mana
ada orang yang berani tidak memberi hormat padanya? Kecuali Adriel...
Adriel bukan sengaja tidak memberikan
hormat, hanya saja dia sedang sibuk minum dan berbincang dengan Luiz. Selain
itu, dia juga sedang mencari tahu apakah Kenzo dan yang lainnya sudah
mengidentifikasi keluarga Dumin.
Adriel mempunyai teknik membaca
pikiran sehingga bisa mengetahui isi pikiran seseorang. Namun, berbeda jika
orangnya mengakuinya secara langsung...
Di saat ini, melihat Adriel yang sama
sekali tidak menoleh sedikit pun, Yohan pun murka dan berkata dengan suara
marah, "Kak, orang itu Adriel! Dia bahkan melukai orang keluarga Ledora
saat masuk!"
Louis menggelengkan kepalanya dan
tersenyum, kemudian berbicara dengan suara yang sangat lembut, "Adriel ini
murid Leony, sepertinya sifatnya benar-benar seperti Leony."
Seketika Yohan pun tidak bisa
berkata-kata.
Louis sangat santai dan tidak
memedulikan hal tersebut. Baginya, itu hanya tindakan kekanak- kanakan yang
tidak berarti.
Hanya saja, kedatangan Luiz
membuatnya sedikit mengernyit.
"Apa dia datang untuk menyambut
Shawn?"
Sebagai genius yang mendominasi di
Srijaya, Louis tidak takut terhadap segala tantangan. Namun, kedatangan Shawn
membuatnya merasa terancam untuk pertama kalinya.
Kemarin, setelah duduk dan mengobrol
seharian, Shawn melemparkan sebuah kalimat padanya dengan datar, "Kamu
nggak punya kekurangan, tapi juga nggak punya kelebihan."
Ucapannya terdengar sedikit menusuk
bagi Louis. Sifat kompetitifnya yang sudah lama tidak ada pun bangkit kembali,
Louis ingin bersaing dengan Shawn untuk menentukan siapa yang lebih baik.
Namun, ternyata keluarga Janita
menilai Shawn lebih baik...
Di saat ini, Adriel pun menatap Luiz
dengan heran dan berkata, "Apa kamu datang untuk menyambut Shawn?"
"Dia masih belum selayak itu
sampai bisa membuatku datang," jawab Luiz sambil tersenyum kecil dan
meminum bir.
Ketika Adriel ingin mengatakan
sesuatu, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang berkata, "Shawn Lavali
telah tiba!"
Semua orang pun menoleh ke arah pintu
masuk.
No comments: