Bab 1496
Saat mendengar suara tersebut,
orang-orang pun terkejut.
Yohan bergegas bangkit dan berbicara
dengan tercengang, "Kak, Nyonya Freya pun sampai datang juga?!"
Nyonya Freya!
Beliau adalah orang nomor satu yang
sebenarnya di Srijaya!
Angin yang datang akan membawa badai!
Tokoh besar sepertinya biasa jarang
keluar rumah, tetapi sekarang dia muncul di sini?!
Karena siapa Nyonya Freya datang?
Louis atau Shawn?
Di saat ini, tatapan Louis pun
menjadi tajam. Dia melirik ke arah Shawn dan keinginan untuk bersaingnya pun
bangkit.
Di saat ini, ibu Shawn pun bergegas
masuk dari luar dan berbicara dengan Shawn dengan ekspresi yang bangga,
"Shawn, aku sudah meminta kakekmu untuk menyapa Nyonya Freya."
"Mana bisa orang-orang di
Srijaya ini bisa bersaing denganmu? Hari ini aku akan membuatmu terkenal di
Srijaya!"
Baginya, putranya adalah yang terbaik,
mana mungkin Louis bisa mengalahkan popularitasnya ?!
Jadi, Fara pun tidak ragu untuk
meminta ayahnya untuk menyapa Nyonya Freya secara pribadi.
Shawn menggelengkan kepalanya dengan
pelan, " Nggak perlu seperti itu, aku nggak ingin menang secara nggak
adil."
Shawn juga sangat menganggap penting
pengakuan dari ahli seperti Nyonya Freya.
Namun di saat ini, Fara hanya melirik
Adriel dengan dingin.
Putranya sendiri bersinar terang,
sedangkan Adriel hanya bisa bersembunyi dan melihat dari samping.
Dito, aku sangat berharap bahwa rohmu
di surga bisa melihat pemandangan ini.
Di saat ini, tampak sekelompok orang
yang datang memasuki kediaman keluarga Janita.
Setiap dari mereka memiliki aura yang
luar biasa, napasnya sangat panjang. Jelas sekali bahwa mereka adalah para
tetua dari keluarga Janita.
Orang yang memimpin mereka adalah
seorang wanita cantik dengan sikap yang anggun dan tatapan yang tenang. Begitu
dia muncul, orang- orang langsung terdiam dan menatap wanita cantik yang
memiliki kekuasaan yang luar biasa itu dengan kagum.
Di sampingnya, ada Carlos yang
melayani dengan sangat sopan.
Begitu melihat orang itu, Adriel pun
tercengang.
Gila...
"Benar-benar Nyonya Freya!"
Yohan pun tidak bisa menahan diri dan
langsung menghampirinya, kemudian tersenyum dan berkata, "Wah, padahal ini
hanya pertemuan antara kami generasi muda, mana boleh sampai merepotkan Nyonya
untuk datang kemari!"
"Hari ini ada seorang pemuda
yang kunilai baik, tentu saja aku harus datang menyambutnya sendiri, "
ucap Nyonya Freya dengan pelan.
Begitu Nyonya Freya mengatakan hal
tersebut, orang-orang pun mulai menebak - nebak. Padahal Nyonya Freya jarang
sekali keluar, sebenarnya demi genius siapa dia datang?
Di saat ini, Louis terus menatap
Nyonya Freya.
Shawn memasang ekspresi cuek dan
hanya menunggu Nyonya Freya untuk memanggil namanya.
Namun, di saat ini Nyonya Freya
tersenyum dan melangkah ke arah Louis di hadapan semua orang.
Louis sedikit terkejut, kemudian
tersenyum.
Ini adalah pengakuan dari Nyonya
Freya, bahkan dirinya sekali pun, perasaannya pun bergejolak.
Namun, saat dia tersenyum dengan
sopan dan ingin menyapa Nyonya Freya, beliau langsung melewatinya begitu saja.
Louis pun terkejut.
Semuanya terdiam dan seketika semua
tatapan tertuju pada Shawn.
Tatapan mereka tampak kagum dan
memiliki keinginan yang kuat.
Pertama kali datang langsung
mendapatkan pengakuan dari Nyonya Freya, sungguh luar biasa
Sepertinya Louis sudah tidak bisa
menjaga posisi pertama di generasi muda di Srijaya...
Ekspresi Louis tidak berubah, dia
hanya menatap ke arah Shawn dengan datar sambil mengepalkan tinjunya dengan
erat.
Di hadapan semua orang, Fara
tersenyum dengan bangga. Shawn bangkit dan menatap Nyonya Freya dengan tenang.
Saat berhadapan dengan Nyonya Freya,
meskipun itu dirinya, dia juga harus bersikap rendah hati.
Namun, setelah itu Nyonya Freya
langsung mengabaikan dan berjalan melewatinya.
Setelah itu, di tengah tatapan
orang-orang yang heran, Nyonya Freya dan Shawn saling melewati begitu saja.
Setelah berjalan ke depan meja Adriel
di sudut ruangan, dia berdiri dan tersenyum dengan rasa ketertarikan terhadap
Adriel, kemudian berkata, " Apa kamu masih ingat aku?"
Seketika, seisi tempat menjadi
hening.
Shawn masih berdiri diam di tempat.
Louis terkejut dan melihat ke arah
Adriel dengan tercengang.
Wiri bahkan tidak bisa membuka
mulutnya, dia hanya menatap ke arah Harson. Dia mendapati urat nadi yang muncul
di kepala ayahnya serta gelas di tangannya yang sudah hampir pecah.
Sementara itu, Wennie juga menatap
Adriel dengan terkejut, kemudian dia menatap Nyonya Freya lagi, seketika dia
tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Di sudut ruangan yang sama sekali
tidak mencolok, tempat di mana tadinya Adriel sedang menuang minuman dan minum
sendiri, saat ini membuatnya merasakan keheningan dan tatapan yang terkejut
dari orang-orang di sekitar.
Melihat wanita cantik yang sangat
menarik perhatian itu berjalan mendekatinya, Adriel pun terpaksa meletakkan
gelas minumannya.
Dia bangkit dan memberikan salam
dengan sopan, " Halo, Nyonya Freya."
Nyonya Freya mengangguk pelan,
"Nggak perlu memberi salam. Di sini, termasuk diriku, nggak ada yang
pantas kamu berikan hormat."
Adriel menatapnya dan memahami
sesuatu, kemudian dia tersenyum dan berkata, "Mereka memang nggak pantas.
Kalau kamu, tentu saja pantas."
Tempat itu sangat hening sampai suara
jarum yang jatuh pun bisa terdengar.
Semua orang terdiam menyaksikan hal
tersebut.
Namun, di tempat itu seperti muncul
gelombang raksasa.
No comments: