Membakar Langit ~ Bab 1501

 

Bab 1501

 

Dia menatap Wiri dan bertanya, "Bagaimana denganmu?"

 

Karena Adriel memberinya begitu banyak poin, Wiri berhasil menempati posisi ketiga dalam Kompetisi Bela Diri kali ini.

 

Yoana memandangnya dengan tatapan penuh harap. Jika kembali ditolak Wiri, lebih baik dia mengakhiri hidupnya.

 

"Aku ... " Wiri membuka mulutnya, lalu tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku pilih Yoana."

 

Yoana mendengus dingin, merasa sedikit lega. Memang, Wiri tidak sebanding dengan Adriel atau Yohan, tetapi sebagai putra sulung keluarga Dumin, dia masih bisa diterima.

 

Setelah itu, dia berjalan mendekati Wiri dan berkata dengan dingin, "Mulai sekarang, apa pun caranya, kamu harus membuat Adriel berlutut di bawah kakimu!"

 

Wiri hanya memutar matanya, tetapi tetap mengangguk pelan.

 

Nyonya Freya berdiri sambil tersenyum, "Aku sudah lelah. Silakan kalian lanjutkan."

 

Para tamu buru-buru berdiri untuk mengantar kepergiannya. Kehadiran Nyonya Freya saja sudah luar biasa, mana mungkin mereka berani merasa terganggu?

 

"Hahaha, selamat, Kaki Sekarang kamu resmi menjadi Tetua keluarga Janita!" seru Dilan dengan nada mengejek, menatap dingin pada Harson.

 

Dari raut wajahnya, jelas terlihat dia tidak peduli lagi untuk menjaga hubungan dengan keluarga Dumin.

 

Di sisi lain, banyak orang memandang Adriel dengan tatapan berbeda. Seorang tetua keluarga Janita yang begitu muda dengan kemampuan yang masih rendah? Ini pasti akan menjadi pembicaraan besar di Srijaya!

 

Adriel hanya tersenyum ringan, minum dan berbincang dengan para tamu. Sayangnya, dia merasa sedikit kecewa karena Daniel tidak hadir. Apa dia masih sibuk membantu interogasi terhadap Marlon dan Kenzo?

 

Saat itu, dia mendekati Wafa dan berkata sambil tersenyum, "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?"

 

Adriel mengira Wafa akan membuat kehebohan di Kompetisi Bela Diri, tetapi siapa sangka dia malah berperilaku sangat tenang dan tidak menunjukkan kekuatan aslinya.

 

"Kenapa Nyonya Freya memberimu pelindung emas itu?" tanya Wafa, tampak memikirkan sesuatu.

 

"Hm?" Adriel sedikit mengernyit.

 

"Aku mendapat kabar bahwa badai besar akan segera datang..." balas Wafa sambil menatap Adriel sejenak sebelum berdiri dan meninggalkan tempat itu.

 

Sementara itu, di sudut lain.

 

"Ibu, apa nggak masalah kalau begini? Kamu membuat Adriel menjadi pusat perhatian," tanya Harriet dengan nada bingung di dalam ruangan kecil Nyonya Freya.

 

"Kesulitan akan membuat seseorang menjadi kuat. Duduk di posisi ini berarti harus siap memikul beban," balas Nyonya Freya sambil tersenyum lembut. Namun, pandangannya terarah ke luar jendela, mendengarkan samar suara pesta yang meriah.

 

"Nyonya, utusan dari wilayah utara sudah tiba. Pak Daniel sedang menjamu mereka sesuai arahanmu, tetapi mereka tampaknya nggak senang karena kamu nggak hadir," kata Luiz, yang tiba-tiba masuk dengan ekspresi tegang.

 

"Dasar sekumpulan pengkhianat Tabib Agung! Biar saja mereka nggak senang!" ujar Nyonya Freya dengan nada dingin.

 

Bertahun-tahun sejak Tabib Agung menghilang, banyak hal telah berubah.

 

Di pinggiran Kota Yuria, di sebuah desa kecil yang indah dikelilingi gunung dan sungai, tampak sebuah kedai mi sederhana.

 

Dua pria tua duduk berhadapan di sana. Salah satunya adalah Daniel, sementara yang lain adalah seorang lelaki tua berambut putih dan berjanggut putih, berpakaian rapi dan dengan ekspresi ramah.

 

Di belakang lelaki tua itu berdiri beberapa anak muda dengan penampilan yang luar biasa.

 

"Nyonya Freya hanya menonton Kompetisi Bela Diri, lebih baik kamu masuk ke kota," ujar Daniel sambil mengerutkan kening.

 

"Masuk kota? Aku ini utusan dari Lembah Ilahi Obat. Nyonya Freya nggak datang menyambutku dan malah menonton Kompetisi Bela Diri yang nggak berharga itu? Kompetisi macam itu lebih penting dari kedatanganku ?" ujar seorang wanita muda bertubuh tinggi dengan sikap arogan berkata dengan nada tajam.

 

Sikapnya terhadap Daniel, seorang tingkat langit tahap kesembilan, sama sekali tidak ada rasa hormat.

 

Mendengar itu, beberapa pemuda di belakang lelaki tua itu menyeringai sinis, jelas sekali memandang rendah kompetisi tersebut.

 

Di sisi Daniel berdiri Leony yang tampak sangat marah. Bagaimanapun, wanita itu hanyalah seorang Guru Bumi saja, tetapi di belakangnya berdiri kekuatan besar dari Lembah Ilahi Obat.

 

Itu adalah sebuah kekuatan dari wilayah utara yang terkenal dengan keahlian pengobatan mereka. Bahkan kabarnya mereka pernah diajari langsung oleh Tabib Agung!

 

Penyakit para bangsawan sering kali hanya bisa disembuhkan di lembah ini. Mereka juga menguasai berbagai sektor industri obat-obatan, menjadikan nama mereka sangat terkenal di seluruh Srijaya.

 

"Chia, jangan kurang ajar pada Pak Daniel," ujar lelaki tua itu sambil mengerutkan kening.

 

Wanita muda bernama Chia itu hanya tertawa dingin sebelum akhirnya menutup mulut.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1501 Membakar Langit ~ Bab 1501 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.